Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Ningrum Kusumah

Wawacan Ningrum Kusumah: Kisah Cinta, Pemberontakan, dan Kesaktian di Tanah Sunda

Manuskrip Wawacan Ningrum Kusumah mengisahkan cerita Suryaningrat yang mewarisi tahta Kerajaan Banurungsit dan menikahi Ningrum Kusumah. Konflik muncul ketika Raja Duryan memberontak, memaksa Suryaningrat dan Ningrum Kusumah untuk melarikan diri. Ningrum Kusumah kemudian mendapatkan kesaktian dan mengubah dirinya menjadi laki-laki bernama Jaya Rukmantara. Setelah berbagai peristiwa, termasuk menjadi menantu Raja Erum dan memimpin peperangan, Jaya Rukmantara kembali menjadi Ningrum Kusumah dan bersatu kembali dengan Suryaningrat. Naskah ini ditulis dalam bahasa Sunda menggunakan aksara Pegon dan berbentuk puisi wawacan. Terdiri dari 300 halaman yang ditulis dengan tinta hitam, naskah ini terbagi menjadi 67 pupuh, dimulai dengan pupuh Asmarandana. Manuskrip ini disalin oleh Aki Komed dari Ciamis pada abad ke-20 dan disimpan di EFEO Bandung. Kondisi fisik kertas kekuning-kuningan tetapi masih terpelihara dengan baik.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Untaian Kata Bijak: Puisi Teologi dan Mistik Jawa

Temukan kearifan lokal dalam manuskrip kuno "Puisi tentang Teologi dan Mistik". Naskah ini berisi ajaran mendalam yang disampaikan kepada Ratu Tum dan Dewi Maleka, bersumber dari Abdu’l Azim di Katem, Mesir. Sebuah warisan intelektual yang membuka jendela menuju pemikiran teologis dan mistik Jawa.

Primbon: Meramal Nasib dengan Naktu Hari dan Perjalanan Bintang

Telusuri lembaran primbon kuno berbahasa Sunda yang mengungkap rahasia naktu hari dan perjalanan bintang. Manuskrip ini menawarkan panduan meramal nasib seseorang, khususnya dalam bepergian, demi meraih keberuntungan. Simak narasi lengkap mengenai kondisi fisik, asal-usul, dan isi teksnya.

Nagara Kretabhumi: Kisah Raja-Raja Parahiyangan dalam Manuskrip Jawa Cirebon

Telusuri sejarah raja-raja Parahiyangan Jawa Kulwan melalui manuskrip kuno Nagara Kretabhumi. Naskah berbahasa Jawa Cirebon ini mengungkap kisah Prabhu Maharaja Linggabhuwanawisesa Sang Mokteng Bubat, seorang Maharaja Sunda-Galuh, dan tokoh-tokoh penting lainnya. Simak deskripsi lengkap dan detail fisik manuskrip yang tersimpan rapi di Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” Bandung.

Kisah Heroik Ogin Amarsakti: Wawacan Sunda dalam Aksara Pegon

Manuskrip Ogin Amarsakti adalah sebuah karya sastra Sunda berbentuk wawacan yang ditulis dalam aksara Pegon. Naskah ini menceritakan kisah heroik seorang tokoh bernama Ogin Amarsakti dalam menghadapi berbagai tantangan dan intrik kerajaan. Manuskrip ini menawarkan wawasan menarik tentang budaya, nilai-nilai, dan kepercayaan masyarakat Sunda pada masa lalu.

Lalakon Ki Buhaér: Kisah Pengamen yang Menjadi Raja

Manuskrip Lalakon Ki Buhaér mengisahkan perjalanan hidup seorang anak miskin bernama Buhaér yang akhirnya menjadi raja. Ditulis dalam bentuk puisi wawacan berbahasa Sunda dan beraksara Pegon, naskah ini menyimpan cerita menarik tentang cinta, takdir, dan perubahan wujud yang penuh misteri.

Welang Sungsang: Kisah Masuknya Islam di Jawa dan Peran Cirebon

Manuskrip Welang Sungsang mengisahkan perjalanan masuknya Islam di Jawa, khususnya di wilayah Cirebon dan Gunung Jati. Naskah ini menyoroti tokoh Welang Sungsang, seorang anak raja Pajajaran yang memeluk Islam dan kemudian dikenal sebagai Cakra Buwana. Simak kisah selengkapnya dalam narasi berikut.

Menelusuri Jejak Sejarah Cirebon dalam Manuskrip Kuno

Manuskrip Babad Cirebon, sebuah ringkasan sejarah penting, membuka tabir kisah panjang dari Nabi Muhammad SAW hingga Pangeran Cakrabuana. Naskah ini menyimpan silsilah Pajajaran, perjalanan spiritual Rara Santang, hingga ambisi Pangeran Kamuning. Mari kita selami lebih dalam warisan budaya Cirebon yang tertuang dalam lembaran-lembaran kuno ini.

Danumaya: Kisah Putra Raja Gilang Kancana dalam Wawacan Sunda

Manuskrip Danumaya adalah sebuah karya sastra Sunda berbentuk puisi wawacan yang mengisahkan petualangan seorang putra raja. Naskah ini ditulis dalam aksara Pegon dan berisi 267 halaman. Mari selami lebih dalam kisah dan detail menarik dari manuskrip ini.