Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Nagara Kretabhumi

Nagara Kretabhumi: Kisah Raja-Raja Parahiyangan dalam Manuskrip Jawa Cirebon

Naskah Nagara Kretabhumi merupakan seri ke-2 dari lima seri Pustaka Nagara Kretabhumi yang terbagi dalam tiga bagian. Teks ini mengisahkan tentang raja-raja di Parahiyangan Jawa Kulwan, salah satunya Prabhu Maharaja Linggabhuwanawisesa Sang Mokteng Bubat, seorang Maharaja Sunda-Galuh. Tokoh lain yang disebut adalah Sang Mokteng Kiding yang bertahta di Keraton Surawisesa selama 10 tahun. Bagian akhir teks menyebutkan nama-nama seperti Ki Gedeng Srengseng, Ki Gedeng Bayalangu, Ki Gedeng Bangoduwo, Ki Gedeng Pamuragan, dan Ki Gedeng Ujungsemi.

Manuskrip ini ditulis dalam bahasa Jawa Cirebon menggunakan aksara Cacarakan. Naskah prosa ini terdiri dari 98 halaman dluwang dengan ukuran sampul 32 x 20,5 cm, halaman 32 x 20 cm, dan area tulisan 30 x 18 cm. Penjilidannya menggunakan alas dluwang buatan lokal dan sampul kertas tebal terbungkus kain belacu. Halaman dinomori dengan angka Cacarakan 1-98 pada margin atas tengah dan angka Arab pada sudut margin atas. Tinta yang digunakan berwarna hitam agak pucat, dan sebagian tulisan sulit dibaca. Secara umum, kondisi fisik naskah masih baik, meskipun kertasnya kusam kecoklat-coklatan dan terdapat beberapa noda. Naskah ini dikarang oleh Pangeran Wangsakerta dkk. atas prakarsa Sultan-sultan Cirebon pada tahun 1693 di Cirebon. Saat ini, naskah Nagara Kretabhumi tersimpan di Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” Bandung.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Ratna Ningrum (Suryaningrat): Kisah Heroik Penyebaran Islam dalam Wawacan Sunda

Telusuri kisah heroik Ratna Ningrum dalam manuskrip kuno berbahasa Sunda berjudul Ratna Ningrum (Suryaningrat). Naskah ini mengisahkan tentang penyebaran agama Islam di tanah Sunda, di mana Ratna Ningrum memainkan peran sentral dalam menaklukkan raja-raja kafir. Temukan detail menarik tentang manuskrip ini yang tersimpan rapi di EFEO Bandung.

Menjelajahi Pelajaran Agama Islam dalam Wawacan: Hakekat Wali Salapan

Manuskrip Pelajaran Agama Islam adalah khazanah berharga yang ditulis dalam bentuk puisi wawacan. Naskah ini menggunakan bahasa Sunda dan Jawa, serta aksara Pegon. Mari selami lebih dalam isi dan detail menarik dari manuskrip ini.

Menjelajahi Kosmologi Islam dalam Manuskrip Martabat Alam Tujuh dari Cirebon

Manuskrip Martabat Alam Tujuh (Patarekan) adalah sebuah naskah kuno yang memuat ajaran kosmologi Islam, sejarah para nabi, hingga kisah-kisah lokal yang menarik. Naskah ini ditulis dalam bahasa Arab dan Jawa menggunakan aksara Pegon, memberikan wawasan unik tentang perpaduan budaya dan kepercayaan pada masanya. Disimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon, manuskrip ini menjadi saksi bisu kekayaan intelektual dan spiritual masyarakat Cirebon di masa lampau.

Wawacan Barjah: Kisah Cinta, Tahta, dan Identitas Tersembunyi dari Pangalengan

Telusuri kisah epik Jaka Barjah dalam manuskrip Wawacan Barjah. Putra Raja Barjah ini terlibat dalam intrik perebutan tahta, cinta yang rumit, dan identitas yang disembunyikan. Naskah ini mengungkap warisan budaya Sunda yang kaya melalui pupuh-pupuh indah yang terangkai dalam aksara Pegon.

Menelusuri Makna dalam 'Kitab Tahlil': Warisan Doa dan Tradisi dari Bandung

'Kitab Tahlil' adalah manuskrip yang menyimpan khazanah doa dan ayat Al-Qur'an untuk mendoakan arwah. Manuskrip ini menjadi saksi bisu tradisi keagamaan masyarakat Bandung. Mari kita selami lebih dalam isi dan detail fisik dari naskah kuno ini.

Menjelajahi 'Rupa-rupa Catatan': Untaian Sejarah dan Pemikiran Sunda dari Abad ke-20

Temukan 'Rupa-rupa Catatan,' sebuah manuskrip Sunda yang memadukan prosa dan puisi, ditulis dalam aksara Pegon dan Latin. Naskah ini berisi catatan pribadi dan saduran dari bahasa Jawa-Kawi, memberikan gambaran unik tentang sejarah dan pemikiran pada masanya. Mari selami lebih dalam isi dan konteks naskah ini.

Untaian Doa: Pupujian Abad ke-19 dari Bandung

Temukan keindahan dan kekayaan spiritualitas dalam manuskrip Pupujian (Doa) abad ke-19. Naskah ini berisi kumpulan doa-doa yang biasa dilantunkan dalam shalat fardu maupun sunat. Mari kita selami lebih dalam isi dan rincian menarik dari manuskrip ini.

Menjelajahi Kedalaman Spiritual: Suluk-Suluk Dari Cirebon

Temukan kebijaksanaan kuno yang tersembunyi dalam manuskrip "Suluk-Suluk Dari Cirebon". Naskah ini menyimpan untaian puisi mistis yang mendidik, hasil karya Pangeran Arya Cirebon dan Sultan Cirebon pada sekitar tahun 1800. Mari selami ajaran tentang Seh Gawaran dan Raga Balilu, yang terangkum dalam gaya puitis yang memukau.