Berita

Informasi terkait Rumah Naskah Nusantara dan pernaskahan.

Program-program Rumah Naskah Nusantara

Program-program Rumah Naskah mencerminkan upaya-upaya pemajuan segala aspek yang terkait dengan pernaskahan Nusantara, baik dari sisi akademis, preservasi naskah sebagai benda budaya, maupun memastikan masyarakat pemilik kebudayaan naskah semakin sadar akan pentingnya warisan leluhur ini. Kesuksesan program Rumah Naskah ini tidak dapat dilepaskan dari kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai stake-holder, seperti pemerintah, museum, perpustakaan, perguruan tinggi, pemilik manuskrip, dan masyarakat pemiliknya.

Digitalisasi dan Inventarisasi

Alih media / digitalisasi sendiri merupakan kegiatan mengubah data yang berbentuk analog ke dalam bentuk digital (Pendit, 2008). Alih media naskah kuno sebagai bentuk upaya untuk melestarikan informasi naskah kuno tersebut, ketika sudah rusak masih memiliki salinan berupa dokumen digital yang masih dapat memberikan informasi kepada para pengguna informasi. Dengan demikian, digitalisasi naskah dapat dikatakan sebagai suatu upaya penyelamatan naskah-naskah kuno dengan memanfaatkan teknologi digital. Misalnya softfile, foto digital, dan mikrofilm. Tujuannya untuk mengupayakan naskah asli atau naskah duplikatnya dapat bertahan selama mungkin (Sakamoto dalam Wirajaya, 2010). Kegiatan digitalisasi ini bukan semata-mata mengalihkan, tetapi menghidupkan, yaitu dengan menyebarkannya kepada masyarakat untuk dapat digunakan sebagai khazanah ilmu pengetahuan dan referensi. Sedangkan inventarisasi yaitu mengumpulkan dan mengolah naskah, dalam hal ini mengolahnya ke dalam bentuk digital.

Transliterasi dan Penerjemahan

Transliterasi merupakan pemindahan sistem penulisan suatu naskah ke dalam sistem penulisan yang lain. Fungsi utama transliterasi adalah bentuk mempermudah peneliti dalam menganalisis makna yang terdapat dalam sebuah naskah. Sedangkan penerjemahan adalah penggantian suatu materi tekstual dalam suatu bahasa dengan materi tekstual yang padan dalam bahasa lain. Dengan program transliterasi dan terjemahan diharapkan dapat menghasilkan edisi teks naskah yang dapat dipahami oleh masyarakat luas sehingga mereka dapat mengetahui isi/kandungan naskah untuk berbagai pengetahuan dan keperluan.

Preservasi Naskah

Pelestarian naskah kuno tidak hanya berkaitan dengan fisik dari naskah itu sendiri, tetapi juga dengan informasi yang terdapat di dalamnya. Menurut Hazen dalam Ibrahim, pelestarian melibatkan tiga jenis kegiatan. Pertama, kegiatan untuk mengatur lingkungan agar memenuhi persyaratan pelestarian bahan pustaka. Kedua, berbagai kegiatan untuk memperpanjang umur bahan pustaka, seperti deasidifikasi, restorasi, atau penjilidan ulang. Ketiga, semua kegiatan yang terkait dengan mengubah format atau matriks informasi dari satu bentuk ke bentuk lain. Setiap jenis kegiatan ini dapat dikembangkan lebih lanjut ke dalam aktivitas yang lebih spesifik dan terperinci. (Ibrahim, 2014) Di dalam konteks perpustakaan, pelestarian merupakan suatu tugas untuk menjaga dan melindungi koleksi atau materi pustaka agar tetap bernilai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka waktu yang panjang. Tujuan utamanya adalah untuk mempertahankan informasi yang terdapat dalam materi tersebut, baik dalam bentuk fisiknya maupun yang telah dialihkan ke media lain, agar dapat digunakan oleh pengunjung perpustakaan. Menurut ketentuan Undang-Undang Cagar Budaya Nomor 5 Tahun 1992, naskah kuno merujuk pada dokumen dalam berbagai bentuk yang telah ditulis atau diketik secara manual, belum pernah dicetak atau dibuat dalam bentuk buku selama lebih dari 50 tahun. Dari penjabaran undang-undang tersebut, terlihat bahwa kondisi fisik naskah kuno yang berusia lebih dari 50 tahun mungkin sudah mengalami kerusakan atau ke rapuhan. Oleh karena itu, pelestarian fisik naskah dilakukan sesuai dengan tujuan utama pelestarian, yaitu untuk menjaga informasi yang terkandung di dalamnya agar tetap terjaga dan dapat dimanfaatkan dengan baik..

 

Edukasi dan Sosialisasi

Kegiatannya dinamakan “BASKARA” (Bahasa, Sastra, dan Aksara). Dikarenakan titik tumpu kegiatan kami dimulai dari salah satu wilayah Priangan, yaitu Kabupaten Ciamis, jenis bahasa, lingkup sastra dan aksara yang akan dijadikan bahan ajar adalah Bahasa Sunda, Sastra Sunda, dan Aksara Sunda. Kegiatan edukasi dan sosialisasi ini bertujuan mengenalkan ketiga unsur tersebut, dan mempelajarinya lebih lanjut, untuk ke depannya dibutuhkan keterampilan dalam menguasai ketiga unsur tersebut untuk melakukan pengkajian terhadap naskah itu sendiri, khususnya naskah-naskah Sunda dan umumnya naskah Nusantara. Dengan harapan keterampilan tersebut dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dipelihara dan dilestarikan untuk kehidupan yang akan datang. Agar ketiga unsur ini tidak musnah dikarenakan kehilangan penutur/penggunanya.

  1. Bahasa Sunda: pengajaran dan pelatihan tentang Bahasa Sunda untuk pelajar dan umum. Kegiatan ini dilaksanakan 1x dalam kurun waktu seminggu. Bertujuan untuk menghasilkan generasi yang mencintai dan mau menghidupkan bahasa daerah (khususnya Bahasa Sunda).
  2. Sastra Sunda: pengajaran dan pelatihan tentang Sastra Sunda untuk pelajar dan umum. Kegiatan ini dilaksanakan 1x dalam kurun waktu seminggu. Bertujuan untuk menghasilkan generasi yang memiliki pengetahuan dan kemampuan/keterampilan dalam bidang sastra, khususnya tentang Sastra Sunda.
  3. Aksara Sunda: pengajaran dan pelatihan tentang Aksara Sunda untuk pelajar dan umum. Kegiatan ini dilaksanakan IX dalam kurun waktu seminggu. Bertujuan untuk mencetak generasi yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan terampil dalam menulis, membaca dan mengkaji aksara, khususnya beragam jenis aksara Sunda maupun Nusantara.

Bahasa, Sastra dan Aksara sangat diperlukan dalam mengenal, mempelajari dan mengkaji sebuah naskah,. Dengan berbekal kemampuan tersebut, diharapkan kita tidak kehilangan generasi penerus untuk menghidupkan peninggalan-peninggalan masa lampau khususnya dalam bentuk pernaskahan, demi membangun dan melanjutkan kehidupan di masa yang akan datang.

Jurnal dan Hasil Kajian

Program ini bertujuan untuk menghasilkan produk dalam bentuk jurnal dan hasil kajian, baik itu berupa bulletin/buku tentang pernaskahan. Yang nantinya akan diajukan kepada program penerbitan baik skala lokal maupun nasional.

Informasi Lainnya


Rumah Naskah Nusantara Ciamis Menyelamatkan Warisan Leluhur dari Lembaran yang Lapuk

Di balik lembar-lembar kertas usang yang nyaris tak terbaca, tersembunyi jejak peradaban, petuah moral, dan kisah leluhur yang hampir punah oleh zaman. Dengan tekad tak tergoyahkan, Gunari Putra Erisman, M.Hum, Ketua Yayasan Rumah Naskah Nusantara, sebuah lembaga yang bergerak dalam ikhlas menyelamatkan naskah-naskah kuno yang nyaris dilupakan.

Pertunjukan Seni Berbasis Manuskrip Warnai Panggung Nyawang Bulan Rumah Naskah Nusantara di Jambansari, Ciamis

Di bawah sinar bulan purnama yang syahdu, situs budaya Sirnayasa, Jambansari, Ciamis, menjadi saksi semaraknya panggung Nyawang Bulan yang digelar Yayasan Rumah Naskah Nusantara pada Sabtu, 12 Juli 2025. Selain pameran naskah kuno, talkshow literasi, dan pembacaan naskah sakral Sanghyang Siksa Kandang Karesian, Nyawang Bulan ini juga diisi oleh Pertunjukan Seni Berbasis Manuskrip yang menggugah rasa dan membangkitkan kekayaan budaya lokal.

Gali Warisan Literasi Leluhur: Pameran Naskah Kuno Meriahkan Nyawang Bulan Rumah Naskah Nusantara Ciamis

Yayasan Rumah Naskah Nusantara kembali menghidupkan semangat literasi leluhur lewat acara budaya bertajuk Nyawang Bulan yang digelar pada Sabtu, 12 Juli 2025 di kawasan bersejarah Jambansari, Ciamis. Mengusung tema “Kiwari Ngancik Bihari, Lampah Ayeuna Pakeun Jaga”, kegiatan ini menjadi panggung refleksi perjalanan budaya dan pengetahuan, menjembatani pesan masa lalu bagi masa depan generasi kini. Pusat perhatian pada Nyawang Bulan tahun ini salah satunya adalah Pameran Naskah Kuno, yang menampilkan sepuluh manuskrip pilihan dari khazanah Sunda kuno. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pemanfaatan Dana Abadi Kebudayaan 2025 Kategori Dukungan Institusional, sekaligus kolaborasi antara Rumah Naskah Nusantara dan Yayasan Kawargian Nonoman Galuh.

Talkshow dan Pembacaan Naskah Sakral Meriahkan Nyawang Bulan Rumah Naskah Nusantara di Jambansari, Ciamis

KABAR PRIANGAN – Panggung budaya Nyawang Bulan yang digelar oleh Yayasan Rumah Naskah Nusantara pada Sabtu, 12 Juli 2025, menjadi momen sakral sekaligus monumental dalam upaya menghidupkan kembali khazanah manuskrip Galuh. Sumber Artikel berjudul " Talkshow dan Pembacaan Naskah Sakral Meriahkan Nyawang Bulan Rumah Naskah Nusantara di Jambansari, Ciamis ", selengkapnya dengan link: https://kabarpriangan.pikiran-rakyat.com/kabar-priangan/pr-1489495913/talkshow-dan-pembacaan-naskah-sakral-meriahkan-nyawang-bulan-rumah-naskah-nusantara-di-jambansari-ciamis

Nyawang Bulan, Upaya Generasi Muda Ciamis Hidupkan Naskah Kuno

Di balik hingar-bingar era modern dan arus digitalisasi, tradisi masa lalu menyimpan jejak kenangan yang membawa pada dimensi kehidupan yang berbeda. Tradisi masa lalu memiliki makna dan nilai kebersamaan. Generasi saat ini punya peran penting untuk tetap melestarikan tradisi masa lalu agar tidak padam atau punah. Baca artikel detikjabar, "Nyawang Bulan, Upaya Generasi Muda Ciamis Hidupkan Naskah Kuno" selengkapnya https://www.detik.com/jabar/budaya/d-8011795/nyawang-bulan-upaya-generasi-muda-ciamis-hidupkan-naskah-kuno.

Édi S. Ékajati: Gurubesar dan Filolog yang Mengabdikan Hidup untuk Budaya Sunda

Édi S. Ékajati adalah seorang akademisi dan peneliti yang mendedikasikan hidupnya untuk mempelajari sejarah dan kebudayaan Sunda. Karya-karyanya mencakup berbagai buku, penelitian, serta kontribusi penting dalam pengembangan studi Sunda di Indonesia.