Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Babad Merah

Babad Merah: Kisah Abdul Muthalib dan Nurbuat di Tanah Sunda

Manuskrip Babad Merah ini mengisahkan tentang Abdul Muthalib, raja Mekah, yang bermimpi melihat pohon besar menjulang sampai langit. Para ahli nujum menafsirkan mimpi itu sebagai pertanda bahwa raja akan memiliki keturunan yang diberkahi cahaya kenabian (nurbuat) dan kelak dipuja oleh seluruh umat manusia, yaitu Nabi Muhammad SAW. Naskah ini ditulis dalam bahasa Sunda, menggunakan aksara puisi wawacan dengan bentuk 25.15 dan terdiri dari 272 halaman kertas. Judul di luar teks pada sampul adalah Kitab Kanjeng Nabi Medal. Manuskrip ini terdiri dari 74 pupuh, diawali dengan pupuh Asmarandana. Kondisi fisik naskah menunjukkan kertas yang mulai kecoklatan, terutama di sudut bawah, namun secara umum masih terpelihara dengan baik, meski penjilidannya agak longgar. Ditulis pada abad ke-20 di Tasikmalaya, naskah ini berasal dari Ibu H. Eyoh di Kp. Rancakasiat, Desa Rancamulya, Kec. Dayeuhkolot, Kab. Bandung, dan kini disimpan di EFEO Bandung. Terdapat catatan di luar teks bahwa pemilik naskah bernama Raden Wiraatmaja, penduduk Sukapura (Sukaraja) Kabupaten Tasikmalaya, dengan angka tahun 1917 Masehi.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Babad Talaga: Kisah Romantis dan Sejarah Majalengka-Cirebon dalam Tembang Jawa

Terhimpun dalam manuskrip kuno, Babad Talaga menghadirkan kisah sejarah Majalengka dan Cirebon yang dibalut dalam romansa. Ditulis dalam bentuk tembang macapat, manuskrip ini menyimpan cerita tentang intrik kerajaan, kehilangan, hingga bangkitnya seorang ratu. Manuskrip ini menawarkan perpaduan unik antara sejarah, legenda, dan seni visual.

Kisah Sang Wali: Wawacan Syekh Abdul Qadir Jaelani dalam Gubahan Jawa-Sunda

Telusuri kisah hidup Syekh Abdul Qadir Jaelani, seorang tokoh sufi besar, melalui manuskrip kuno yang ditulis dalam bahasa Jawa-Sunda. Naskah ini, berbentuk puisi wawacan, mengisahkan perjalanan spiritual Syekh Abdul Qadir dari masa kecil hingga menjadi seorang waliyullah. Sebuah warisan berharga yang mengungkap ajaran tasawuf Tarekat Qadiriyah.

Menelusuri Jejak Pustaka Raja Purwa dan Serat Mintaraga: Warisan Naskah Kuno dari Cirebon

Naskah kuno Pustaka Raja Purwa dan Serat Mintaraga membawa kita dalam perjalanan waktu ke masa lampau Pulau Jawa. Ditulis dalam bahasa Jawa Cirebon dengan aksara Cacarakan, naskah ini mengungkap kisah-kisah mitologis dan sejarah yang kaya. Mari kita selami lebih dalam isi dan detail menarik dari manuskrip ini.

Kisah Sang Raja Majapahit dalam Dongéng Sunda

Manuskrip Dongéng Raja Majapahit membawa kita pada alur cerita yang menarik. Persaingan istri, intrik kerajaan, hingga sihir mewarnai kisah raja Majapahit. Temukan ringkasan cerita dan detail manuskrip ini lebih lanjut!

Menjelajahi Kosmologi Islam dalam Manuskrip Martabat Alam Tujuh dari Cirebon

Manuskrip Martabat Alam Tujuh (Patarekan) adalah sebuah naskah kuno yang memuat ajaran kosmologi Islam, sejarah para nabi, hingga kisah-kisah lokal yang menarik. Naskah ini ditulis dalam bahasa Arab dan Jawa menggunakan aksara Pegon, memberikan wawasan unik tentang perpaduan budaya dan kepercayaan pada masanya. Disimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon, manuskrip ini menjadi saksi bisu kekayaan intelektual dan spiritual masyarakat Cirebon di masa lampau.

Untaian Doa: Warisan Naskah Banjaran Abad ke-20

Temukan keindahan dan kearifan lokal dalam naskah kuno 'Kitab Doa'. Manuskrip ini menyimpan kekayaan doa-doa, ayat suci Al-Quran, dan mantra Islami yang mencerminkan praktik spiritual masyarakat Banjaran, Bandung, pada abad ke-20. Sebuah warisan berharga yang menghubungkan kita dengan tradisi dan keyakinan leluhur.

Menjelajahi Kitab Tasawuf: Hakekat Keislaman dalam Lembaran Sunda-Jawa

Selami kedalaman spiritualitas Islam melalui 'Kitab Tasawuf', sebuah manuskrip kuno yang ditulis dalam bahasa Sunda dan Jawa. Naskah ini mengungkap konsep-konsep kunci seperti syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat, membimbing pembaca menuju pemahaman mendalam tentang dzat Tuhan.

Kisah Lokayanti: Wawacan Sunda dari Tasikmalaya Abad ke-20

Telusuri kisah Lokayanti, raja penentang Amir Hamzah dalam Wawacan Lokayanti. Manuskrip berbahasa Sunda beraksara Pegon ini ditulis pada tahun 1913 di Tasikmalaya. Naskah ini memberikan gambaran tentang sastra Sunda bernuansa keislaman awal.