
Manuskrip Babad Talaga ini berisi cerita dongeng romantis yang mengandung sejarah Talaga, Majalengka, dan Cirebon dalam versi macapat. Dikisahkan raja Talaga dibunuh oleh Centang Barang, dan anaknya Panglurah hilang di danau saat menyelidiki kematian ayahnya. Anak perempuannya, Simbar Kencana, berhasil menjadi seorang Ratu dan menikah dengan seorang ulama dari Kuta Manggis. Terdapat pula tokoh Garasiyang (Grasiyang), seorang petapa di Gunung Bitung, dan pembantu Ratu Kalejon. Cerita ini mirip dengan cerita Panglurah dari koleksi Snouck Hurgronje (LOr. 5595). Manuskrip koleksi Maurenbrecher ini berukuran 21,5 x 35 cm (15,5 x 29 cm) dengan tebal 103 halaman dan 20 baris per halaman. Ditulis dalam huruf Arab berbahasa Jawa, kolofon (hal. 90) tertanggal 1283 Hijriah (1866 Masehi). Selain teks, manuskrip ini juga dilengkapi dengan mantera-mantera, kidung Rumeksa ing wengi (dengan catatan penggunaan dalam bahasa Belanda), dan 26 gambar (hal. 90-103), sebagian berwarna, meliputi hiasan dan gambar binatang (gajah, macan, kerbau, burung) bergaya Arab (basmalah dll). Gambar-gambar serupa di Cirebon sering digunakan sebagai hiasan rumah-rumah antik. Manuskrip ini tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden.
Sumber: Ekadjati, Edi S. (1988). Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.