
Manuskrip ini terdiri dari lima naskah yang saling terkait. Naskah I dan II menyajikan pelajaran mendalam tentang mistik dan teologi Islam, bahkan menyebut Pangeran Dekeh (Dukuh) yang sedang mengajari Seh Munajat. Naskah III berisi uraian singkat tentang ramalan, hari baik dan naas, gerhana, dan gempa bumi. Naskah IV menghadirkan Kidung Rumeksa ing Wengi dan teks mitologis yang menyebutkan tokoh-tokoh seperti Narada, Ki Artati, dan Nyi Rumasih, serta mantera penolak bala. Uniknya, naskah V ditulis pada bilah bambu dan berisi mantera yang diawali dengan Aung ku sang lara wana aung ku sang lara wanira wana urip ing peuting ra wani urip ing beurang, yang jelas bukan berakar dari ajaran Islam. Manuskrip ini merupakan salinan dari primbon yang ditulis pada daun nipah (4 buah) dan bilah bambu (1 buah) yang ditemukan di Ciamis dan disalin untuk Dr. Hazeu pada tahun 1931. Berukuran 21,5 x 34,5 cm dengan tebal 46 halaman, naskah ini ditulis dalam huruf Jawa dan berbahasa Sunda berbentuk puisi. Meskipun naskah aslinya dalam kondisi rusak dan sulit dibaca dengan idiom yang "kasar" dan bercorak Jawa lama, namun bukan Jawa Kuno Klasik. Saat ini, manuskrip ini tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden.
Sumber: Ekadjati, Edi S. (1988). Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.