Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Panganten Tujuh

Kisah Tujuh Pengantin Nabi dalam Wawacan Panganten Tujuh

Manuskrip Lalakon Panganten Tujuh mengisahkan awal mula penciptaan Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam, dilanjutkan dengan kisah tujuh istri para nabi yang diidentifikasi sebagai 'putri tujuh'. Mereka adalah Hawa, Julaeha (istri Nabi Yusuf), Syofura (istri Nabi Musa), Ratu Balkis (istri Nabi Sulaeman), Hadijah dan Aisah (istri Nabi Muhammad), serta Fatimah (istri Khalifah Ali). Naskah ini merupakan terjemahan dan saduran oleh Haji Muhamad Sanusi Ibnu Marhum Kiai Mas Abdul Latif Ibnu Haji Abdul Manaf.

Ditulis dalam bahasa Sunda beraksara Pegon, manuskrip berbentuk puisi wciwaccin ini terdiri dari 146 halaman. Judul dalam teks adalah Wawacan Carita Lalakon Babad Panganten Tujuh, sementara pada sampul tertulis Wawacan Panganten Tujuh. Manuskrip ini berukuran sampul 22,5 x 17,5 cm, halaman 22 x 17 cm, dan ukuran tulisan 16 x 12,5 cm. Merupakan jilid 1 dari 1, dengan alas naskah kertas Eropa bercap countemiark BATAVIA G. KOLFF and CO. Halaman yang ditulis berjumlah 144, dengan 2 halaman kosong. Penomoran halaman menggunakan sistem Latin 1-144. Pupuh awal berjudul Asmarandana. Kondisi fisik kertas masih baik, meski halaman pertama sedikit rusak di bagian pinggir dan terdapat gigitan serangga pada halaman 132-144. Naskah ini dikarang oleh Mas Haji Muhamad Husna atas prakarsa R. Ayu Tumenggung pada tahun 1901 di Sumedang. Naskah ini berasal dari R. Ating Natadikusumah, 1 November 1968 dan saat ini disimpan di Museum Pangeran Geusan Ulun.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Wawacan Bayawak: Kisah Pangeran Biawak dari Cijulang

Telusuri kisah seorang pangeran dari Madengda yang ditakdirkan berwujud biawak bernama Jaka Bayawak. Ia berkelana hingga dipelihara oleh seorang wanita miskin di Majapahit dan akhirnya kembali menjadi satria tampan. Simak narasi lengkapnya yang tertuang dalam manuskrip Wawacan Bayawak ini.

Kitab Tauhid: Kearifan Lokal Cianjur dalam Untaian Doa

Telusuri kedalaman spiritualitas masyarakat Cianjur melalui Kitab Tauhid, sebuah manuskrip yang memadukan ajaran tauhid dengan kearifan lokal. Naskah ini menjadi penuntun hidup dengan menjabarkan tiga prinsip utama: mamaos (seni tembang Sunda), maen-po (penghayatan ajaran Islam), dan implementasi nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.

Menjelajahi Tarekat: Ajaran Tasawuf Abad ke-19 dari Banjaran Bandung

Naskah kuno ini, bertajuk Tarekat, mengungkap ajaran tasawuf Islam yang berkembang di Banjaran, Bandung pada abad ke-19. Ditulis dalam bahasa Sunda dan Arab menggunakan aksara Pegon, manuskrip ini menawarkan pemahaman mendalam tentang rukun Islam melalui simbol-simbol kaligrafi dan nama-nama nabi. Simak narasi lengkapnya untuk menyelami warisan spiritual ini.

Primbon Pertanian: Doa dan Mantra Sri Sadana dari Bandung Abad ke-19

Temukan pesona Primbon Sunda abad ke-19 yang mengungkap kearifan lokal dalam pertanian padi. Naskah ini, ditulis dalam aksara Pegon, memadukan doa, mantra, dan perhitungan naktu hari sebagai pedoman bercocok tanam. Jejak sejarahnya membawa kita ke Bandung, tempat naskah ini dilestarikan.

Menelusuri Akar Keluarga Bangsawan: Kisah dalam 'Salasilah Ing Para Leluhur Ing Kadanurejan'

Naskah kuno 'Salasilah Ing Para Leluhur Ing Kadanurejan' membuka tabir silsilah keluarga Bupati Yuda Nagara dari Banyumas dan Adipati Danu Reja, mangkubumi dari Yogyakarta. Disimpan di Perpustakaan Universitas Leiden, manuskrip ini menawarkan wawasan tentang sejarah Jawa dan Sunda melalui perspektif keluarga bangsawan. Mari kita selami lebih dalam isi dan detail menarik dari naskah ini.

Menjelajahi Kumpulan Doa Abad ke-19: Warisan Spiritual dari Bandung

Telusuri khazanah spiritual abad ke-19 melalui manuskrip "Kumpulan Doa", sebuah kompilasi doa dan wirid dalam bahasa Sunda, Jawa, dan Arab. Naskah ini memberikan panduan salat wajib dan sunah, mencerminkan praktik keagamaan masyarakat Bandung pada masa itu. Meskipun kondisinya tidak utuh, manuskrip ini menawarkan wawasan berharga tentang kehidupan beragama di masa lampau.

Mengungkap Sejarah Jawa Barat Kuno: Narasi Carita Parahiyangan Sakeng Bhumi Jawa Kulwan

Carita Parahiyangan Sakeng Bhumi Jawa Kulwan adalah manuskrip kuno yang menyimpan kisah sejarah Jawa Barat. Naskah ini menceritakan tokoh-tokoh penting dan peristiwa di Kerajaan Galuh. Temukan lebih dalam tentang asal-usul, kondisi fisik, dan inti cerita dari manuskrip berharga ini.

Layang Pandita Sawang: Kisah Tasawuf dalam Wawacan Sunda

Telusuri ajaran tasawuf yang termuat dalam manuskrip Layang Pandita Sawang. Naskah berbahasa Sunda ini menyajikan kisah suluk dalam bentuk puisi wawacan, menghadirkan dialog antara Pandita Sawang, Ki Murat, dan Waruga Alam. Inti ajaran mistik Islam, yaitu konsep 'manunggaling kawula Gusti', diungkap melalui simbol-simbol yang kaya makna.