Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Bayawak

Wawacan Bayawak: Kisah Pangeran Biawak dari Cijulang

Manuskrip ini mengisahkan cerita Jaka Bayawak, seorang putra raja dari negeri Madengda yang berwujud biawak. Ia kemudian menjadi anak pungut seorang wanita miskin di Majapahit. Setelah berguru di Pulau Penang dan mendapatkan azimat, ia berubah menjadi satria tampan dan menikahi putri raja Majapahit, Rara Uju. Jaka Bayawak kemudian diangkat menjadi raja Majapahit dengan gelar Raden Amarjaya. Naskah ini ditulis dalam bahasa Sunda dengan aksara Pegon dalam bentuk puisi wawacan. Terdiri dari 170 halaman yang ditulis dan terbagi dalam 47 pupuh, dimulai dengan pupuh Sinom. Naskah ini diperkirakan ditulis pada abad ke-20 di Cijulang, Kabupaten Ciamis. Naskah ini tersimpan di EFEO Bandung. Kondisi fisik kertas kekuningan dengan bercak hitam dan penjilidan longgar.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Menelusuri Jejak Para Wali: Wawacan Sejarah Wali dari Cirebon

Naskah kuno Sejarah Wali ini mengungkap kisah legitimasi Wali Sanga, tokoh-tokoh penyebar agama Islam di Nusantara, khususnya Sunan Gunung Jati. Dalam bentuk puisi wawacan, naskah ini diperkirakan memiliki keterkaitan erat dengan Babad Cirebon. Sebuah warisan berharga dari Keraton Kasepuhan Cirebon yang kini tersimpan di EFEO Bandung.

Doa dan Mantra: Warisan Spiritual dari Sumedang Abad ke-20

Temukan kekayaan spiritualitas dalam manuskrip "Doa dan Mantra", sebuah warisan berharga dari Sumedang abad ke-20. Naskah ini menghadirkan kombinasi unik antara doa-doa Islami dan mantra-mantra tradisional Sunda. Manuskrip ini menawarkan jendela ke dalam praktik keagamaan dan kepercayaan masyarakat Sunda pada masa lalu.

Perjanjian dengan Kompeni: Untaian Hukum dan Sejarah dari Cirebon

Manuskrip ini mengungkap lembaran sejarah perjanjian antara penguasa Cirebon dan Kompeni Belanda. Di dalamnya tersimpan 186 pasal kesepakatan hukum yang ditandatangani dengan stempel Partabaya. Naskah ini menjadi saksi bisu interaksi antara kekuasaan lokal dan kekuatan kolonial pada masanya.

Mengungkap Tragedi Bubat dan Silsilah Raja-Raja Jawa dalam Naskah Nagarakretabhumi

Telusuri jejak sejarah kelam Perang Bubat dan silsilah panjang raja-raja yang pernah berkuasa di tanah Jawa melalui manuskrip kuno Nagarakretabhumi. Naskah ini menyimpan kisah heroik dan tragedi, serta mengantarkan kita pada pemahaman mendalam tentang kerajaan-kerajaan besar seperti Majapahit, Singosari, hingga Tarumanagara. Sebuah warisan berharga untuk mengenal jati diri bangsa.

Suluk Panji: Kisah Mistik Islam dalam Balutan Budaya Sunda

Temukan ajaran mistik Islam yang tersembunyi dalam manuskrip Suluk Panji. Naskah berbahasa Sunda beraksara Pegon ini mengungkap konsep manunggaling kaula gusti 'Allah adalah aku' melalui kisah suluk pewayangan. Manuskrip ini menawarkan pemahaman mendalam tentang sareat, tarekat, hakekat, dan marifat.

Layang Pandita Sawang: Kisah Tasawuf dalam Wawacan Sunda

Telusuri ajaran tasawuf yang termuat dalam manuskrip Layang Pandita Sawang. Naskah berbahasa Sunda ini menyajikan kisah suluk dalam bentuk puisi wawacan, menghadirkan dialog antara Pandita Sawang, Ki Murat, dan Waruga Alam. Inti ajaran mistik Islam, yaitu konsep 'manunggaling kawula Gusti', diungkap melalui simbol-simbol yang kaya makna.

Menelusuri Ajaran Tasawuf dalam Manuskrip Tarekat Haqmaliyah

Temukan warisan intelektual Islam Nusantara melalui manuskrip Tarekat Haqmaliyah. Naskah kuno ini mengungkap ajaran tasawuf yang mendalam, ditulis dalam bahasa Sunda dan Arab dengan aksara Pegon. Simbol-simbol mistik dan prinsip-prinsip rukun Islam serta rukun iman menjadi kunci untuk memahami eksistensi Allah.

Nagarakretabhumi: Kisah Raja-Raja Parahiyangan dan Cirebon

Manuskrip Nagarakretabhumi (Parwa I, Sargah 2) menguak sejarah raja-raja yang berkuasa di Parahiyangan (Galuh dan Sunda) serta Cirebon. Naskah ini menuturkan peristiwa penting seperti wafatnya Prabhu Maharaja Linggabhuwanawisesa di Bubat dan masa kejayaan Sang Mahaprabhu Niskala Wastukencana. Selain itu, dikisahkan pula tentang raja-raja Muslim Cirebon dan penyebaran agama Islam di Jawa Barat.