
Naskah Carita Parahiyangan Sakeng Bhumi Jawa Kulwan mengisahkan sejarah penting di Jawa Barat, di mana pada bagian awal teks memperkenalkan tokoh Sang Manarah atau Sang Surottama sebagai Raja Galuh dengan istrinya bernama Dewi Puspasari. Lalu di bagian akhir naskah menceritakan tokoh Prabhu Aryyatunggalningrat putra Rani Sumbadra, Ratu Galuh. Prabhu Aryyatunggalningrat menjadi Ratu Mandala Galuh selama 26 tahun. Manuskrip ini ditulis dalam bahasa Jawa Cirebon menggunakan aksara Cacarakan, terdiri dari 126 halaman dluwang. Naskah ini merupakan seri ke-2 dari lima seri Carita Parahiyangan yang inti kisahnya terdapat pada lembar halaman 21-125. Ukuran sampul naskah adalah 35 x 27 cm, dengan ukuran halaman yang sama dan area tulisan seluas 31 x 22 cm. Naskah ini merupakan jilid 1 dari 1, dengan alas naskah berupa dluwang buatan tradisional dan sampul tebal terbungkus kain belacu. Penomoran halaman menggunakan angka Cacarakan 1-126 yang terletak di margin atas tengah. Tinta yang digunakan berwarna hitam, dan tulisan masih terbaca dengan baik, diapit oleh bingkai garis ganda. Meskipun kertasnya kusam kecoklatan dan penjilidannya agak ketat, kondisi fisik naskah secara umum masih baik dan terpelihara. Naskah ini dikarang oleh Pangeran Wangsakerta dkk., atas prakarsa Sultan-sultan Cirebon pada tahun 1677 di Cirebon. Naskah ini ditemukan kembali pada bulan Juni '1986 dari Jawa Barat dalam keadaan kurang terawat sehingga kemudian dilakukan perbaikan dan perawatan dalam hal fisik naskahnya. Saat ini, naskah Carita Parahiyangan Sakeng Bhumi Jawa Kulwan tersimpan di Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” Bandung.
Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.