Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Babad Cirebon

Mengungkap Sejarah Cirebon: Dari Wali Hingga Kerajaan

Babad Cirebon adalah sebuah manuskrip puisi wawacan yang ditulis dalam bahasa Jawa Cirebon dengan aksara Pegon. Naskah ini terdiri dari 614 halaman, ditulis di atas kertas Eropa dengan cap kertas bergambar Lion in Medallion. Manuskrip ini memiliki beberapa judul, yaitu Kanda Satus (dalam teks), Carang Rolikur Sayid Kamil dan Sajarah Carang Satus Nyariyosaken Para Wali Raja Tanah Jawi sarta Para Wali Ratuhipun hing Jawi Ngislamkeun (luar teks). Secara umum, naskah ini dikenal sebagai Babad Cirebon atau Sajarah Lampahing Para Wali Kabeh.

Manuskrip ini terdiri dari 103 pupuh, diawali dengan kisah tokoh-tokoh seperti Seh Samsu Tambris, Maulanajati, Siliwangi Pajajaran, dan diakhiri dengan kisah Kabuyutan hingga asal-mula Cirebon beserta keturunan Kuwu Cirebon. Naskah ini dikarang pada tanggal 5 Mei 1900 di Cirebon dan berasal dari Keraton Kasepuhan Cirebon, tempat naskah ini juga disimpan. Kondisi fisik naskah umumnya baik, meskipun ada beberapa lembar yang lepas dan penjilidan yang agak ketat. Halaman naskah berjumlah 605 yang ditulis, 8 halaman kosong, dan 1 halaman bergambar. Penomoran halaman menggunakan angka Arab di bagian tengah atas lembar. Tinta yang digunakan berwarna hitam dan merah. Ukuran sampul naskah adalah 34 x 21,5 cm, halaman 33,5 x 21,5 cm, dan tulisan 26,5 x 14,5 cm.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Mengungkap Jejak Islamisasi dan Pemerintahan Hindia Belanda dalam 'Sejarah Cianjur'

Telusuri lembaran sejarah Priangan abad ke-18 melalui manuskrip 'Sejarah Cianjur'. Naskah ini menyajikan gambaran wilayah Cianjur, Bogor, dan Sumedang pada masa pemerintahan Hindia Belanda dan awal islamisasi. Simak kisah detailnya dalam narasi berikut.

Menjelajahi Caraka Basa dan Cacandrai: Warisan Aksara Cirebon di Keraton Kasepuhan

Naskah kuno Caraka Basa dan Cacandrai membuka tabir tradisi aksara Cacarakan Cirebon. Di dalamnya terungkap bagaimana aksara ini digunakan untuk merekam bahasa simbolik, menafsirkan gejala alam, dan menciptakan cacandran (motto) serta sengkalan (penanda tahun). Mari selami lebih dalam warisan budaya Cirebon yang tersimpan dalam lembaran kertas.

Kisah Tragis Adipati Ukur: Antara Mataram dan Kumpeni

Telusuri kisah heroik sekaligus tragis Adipati Ukur, seorang tokoh penting yang diangkat menjadi Wedana Umbul 44 oleh Susuhunan Mataram. Naskah ini mengungkap pengkhianatan, pemberontakan, dan konsekuensi fatal yang dihadapi Adipati Ukur akibat intrik kekuasaan antara Mataram dan Kumpeni (VOC). Mari selami lebih dalam lembaran sejarah yang terukir dalam manuskrip kuno ini.

Kisah Agung Syekh Abdul Qadir Jaelani: Manuskrip Sunda-Jawa Abad ke-20

Telusuri jejak kehidupan Syekh Abdul Qadir Jaelani melalui manuskrip kuno berbahasa Sunda-Jawa. Naskah ini mengungkap kisah seorang tokoh sufi yang sangat dihormati, pemimpin para wali dengan ilmu dan kesaktian luar biasa. Simak narasi lengkapnya yang tersimpan di Museum Prabu Geus Ulun Sumedang.

Aji Saka: Kisah Mitologis dalam Tembang Jawa

Manuskrip Aji Saka ini menyimpan kisah mitologis yang tertuang dalam bentuk tembang macapat. Menceritakan tentang Dewata Cengkar yang gemar memangsa manusia hingga penaklukan oleh Aji Saka. Simak narasi lengkapnya dalam deskripsi berikut.

Primbon: Meramal Nasib dengan Naktu Hari dan Perjalanan Bintang

Telusuri lembaran primbon kuno berbahasa Sunda yang mengungkap rahasia naktu hari dan perjalanan bintang. Manuskrip ini menawarkan panduan meramal nasib seseorang, khususnya dalam bepergian, demi meraih keberuntungan. Simak narasi lengkap mengenai kondisi fisik, asal-usul, dan isi teksnya.

Kidung Gede: Pesona Ayat-Ayat Penolak Bahaya dari Bandung

Telusuri pesona Kidung Gede, sebuah manuskrip abad ke-20 dari Bandung, yang memadukan bahasa Sunda, Jawa, dan Arab dalam aksara Pegon dan Arab. Naskah ini bukan sekadar kumpulan kata, melainkan juga petunjuk penggunaan kidung sebagai jampe penolak bahaya, dilengkapi dengan ayat-ayat suci Al-Quran yang dikenal sebagai ayat-tujuh.

Menggapai Kedamaian Hati: Tuntunan Dzikir dalam Manuskrip Sunda-Arab

Temukan panduan lengkap tata cara dzikir dalam manuskrip kuno Tuntunan Dzikir. Ditulis dalam bahasa Sunda dan Arab dengan aksara Pegon, naskah ini menyajikan bacaan dzikir terperinci untuk mencapai kedamaian hati. Simak narasi lengkapnya mengenai kondisi fisik naskah hingga asal-usulnya.