Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Adipati Ukur

Kisah Tragis Adipati Ukur: Antara Mataram dan Kumpeni

Naskah "Carios Adipati Ukur" mengisahkan perjalanan hidup Adipati Ukur, dimulai dari pengangkatannya sebagai Wedana Umbul 44 menggantikan Pangeran Sumedang oleh Susuhunan Mataram. Ia kemudian ditugaskan menyerang Jakarta bersama Tumenggung Baureksa, namun gagal karena kekuatan Belanda. Akibat kegagalan ini, Adipati Ukur melarikan diri dan dianggap memberontak terhadap Mataram, yang berujung pada hukuman mati. Kisah ini diakhiri dengan perintah Susuhunan Mataram untuk menyerahkan daerah Priangan kepada Kumpeni. Manuskrip ini merupakan salinan dari koleksi Kabupaten Sukapura yang dikerjakan oleh Abdullah Saleh. Secara fisik, naskah ini berukuran 35 x 21,7 cm dengan tebal 9 halaman, berisi 30-38 baris per halaman. Ditulis dalam bentuk prosa menggunakan huruf Arab dan Latin, dengan bahasa Sunda dan Jawa. Naskah ini sendiri berasal dari Koleksi C.M. Pleyte, Peti 121 dan kini disimpan di Museum Negeri Jakarta.

Sumber: Ekadjati, Edi S. (1988). Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.

Manuskrip Lainnya


Kekuatan Spiritual dalam Untaian Doa dan Jampe Sunda Kuno

Temukan warisan spiritual Sunda melalui manuskrip kuno "Kumpulan Doa dan Jampe". Naskah ini berisi untaian doa dan mantra (jampe) dalam bahasa Sunda yang ditulis menggunakan aksara Pegon. Meskipun tidak lengkap karena kerusakan, naskah ini menawarkan sekilas tentang praktik spiritual masyarakat Sunda abad ke-19, khususnya yang berkaitan dengan pertanian.

Wawacan Suryaningrat: Kisah Perebutan Kekuasaan dan Pengembaraan Raden Suryaningrat

Telusuri kisah epik Raden Suryaningrat dalam Wawacan Suryaningrat, sebuah manuskrip Sunda yang ditulis dalam aksara Pegon. Warisan takhta yang direbut, pengembaraan penuh tantangan, hingga perolehan kekuasaan kembali menjadi daya tarik utama naskah ini. Simak selengkapnya tentang detail dan latar belakang manuskrip ini.

Wawacan Pua-pua Bermanasakti: Kisah Islamisasi di Tanah Sunda

Telusuri jejak islamisasi di Nusantara melalui Wawacan Pua-pua Bermanasakti. Manuskrip puisi berbahasa Sunda beraksara Pegon ini menyimpan kisah menarik yang berkaitan dengan Majapahit dan proses penyebaran agama Islam. Kondisi fisik naskah yang berasal dari Pangalengan, Bandung ini memperlihatkan usianya yang diperkirakan dari abad ke-20.

Primbon: Meramal Nasib dengan Naktu Hari dan Perjalanan Bintang

Telusuri lembaran primbon kuno berbahasa Sunda yang mengungkap rahasia naktu hari dan perjalanan bintang. Manuskrip ini menawarkan panduan meramal nasib seseorang, khususnya dalam bepergian, demi meraih keberuntungan. Simak narasi lengkap mengenai kondisi fisik, asal-usul, dan isi teksnya.

Tuntunan Tahlil: Doa Arwah dalam Balutan Aksara Pegon

Temukan manuskrip kuno berisi tuntunan tahlil dalam bahasa Sunda dan Arab, ditulis dengan aksara Pegon. Naskah ini mengungkap praktik mendoakan arwah agar diampuni dosanya, dilengkapi dengan penjelasan pertanda gempa bumi berdasarkan kalender Hijriyah.

Danumaya: Kisah Heroik Putra Raja dalam Balutan Wawacan Pegon

Telusuri kisah heroik Danumaya, putra Raja Panji Subrata, dalam manuskrip wawacan berbahasa Pegon beraksara Sunda. Ditulis oleh Mahrup dan disalin oleh Muhamad Yusuf Surhaman pada tahun 1954 di Bayongbong Garut, naskah ini menyimpan petualangan Danumaya dalam menghadapi berbagai rintangan dan memenangkan hati dua putri.

Ogin Amarsakti: Kisah Putra Mahkota dalam Wawacan Sunda

Telusuri kisah epik Ogin Amarsakti, seorang putra mahkota yang dibuang ke laut dan dibesarkan oleh raja jin. Wawacan berbahasa Sunda ini menceritakan perjalanannya mengalahkan raja-raja kafir, menyelamatkan keluarganya, dan menegakkan keadilan dengan latar belakang penyebaran Islam di tanah Sunda.

Untaian Doa Arwah: Tuntunan Tahlil dan Khatam Al-Quran dalam Manuskrip Sunda-Arab Abad ke-19

Temukan khazanah spiritual dalam manuskrip kuno "Doa Arwah", sebuah panduan tahlil dan khatam Al-Quran yang ditulis dalam bahasa Sunda dan Arab. Manuskrip ini mengungkap praktik keagamaan masyarakat Banjaran, Bandung pada abad ke-19. Jelajahi doa-doa malam lilikuran Ramadhan dan tuntunan shalat jenazah yang sarat makna.