
Naskah berjudul Jaka Bayawak ini ditulis dalam bahasa Sunda menggunakan aksara Pegon. Karya berbentuk puisi wawacan ini terdiri dari 54 halaman. Judul naskah tercantum di awal dan di luar teks sebagai Wawacan Bayawak. Naskah ini memiliki ukuran halaman 21,5 x 17,5 cm dan ukuran tulisan 19 x 13,5 cm, merupakan jilid 1 dari 1 dengan alas kertas buatan lokal. Penomoran halaman ditambahkan kemudian. Tinta yang digunakan berwarna hitam pucat dan kurang kontras. Teks ini terdiri dari 18 pupuh, dimulai dengan kalimat 'piunjuk abdi, nujum nyembah parantos...' dan diakhiri dengan 'nagara manduwarpara, asalna...'. Kondisi fisik naskah agak kusam, kecoklatan, terdapat noda bekas air, penjilidan longgar, dan beberapa halaman lepas jahitan, sehingga kondisi teks tidak utuh. Naskah ini dikarang pada tahun 1910 di Ciwidey, Bandung, dan berasal dari Bapak Anen dari Kp. Gambong, Desa Cukanghaur, Kec. Ciwidey, Kab. Bandung. Saat ini, naskah tersebut disimpan di EFEO Bandung. Kisah Jaka Bayawak, yang menjelma sebagai pria tampan bernama Jaka Pangling, berhasil menikahi putri raja Majapahit bernama Dewi Patah. Ringkasan isi selengkapnya dapat dibandingkan dengan teks dalam judul yang sama.
Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.