Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Babad Cirebon

Babad Cirebon: Kisah Raden Walangsungsang Mencari Hidayah

Manuskrip ini mengisahkan Raden Walangsungsang, putra Prabu Siliwangi dari Pakuan Pajajaran, yang diusir karena berhasrat mendalami agama Islam. Kemudian dikisahkan pula Nyai Rara Santang mengikuti jejak kakaknya. Hingga akhirnya cerita berkembang sampai kepada tokoh Syarif Hidayatullah yang memiliki peranan penting dalamm penyiaran agama Islam di Jawa Barat. Naskah berjudul utama Babad Cirebon ini ditulis dalam bahasa Sunda menggunakan aksara Pegon berbentuk puisi wawacan setebal 119 halaman. Teks yang ditulis dalam tinta hitam ini disalin pada tahun 1933 di Subang dan berasal dari Bapak Dahlan Kp. Pasirkareumbi, Kabupaten Subang. Saat ini, manuskrip tersebut disimpan di EFEO Bandung. Kondisi fisik kertas tampak menguning, agak lapuk dan sebagian robek-robek, bahkan halaman 1-9 hilang. Dalam teks juga ditemukan doa kepada Syekh Abdul Kodir Jaelani pada halaman 122.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Menelusuri Silsilah Penguasa Cirebon: Narasi dari Manuskrip Kuno

Manuskrip "Sejarah Cirebon" membuka tabir silsilah penguasa Kesultanan Cirebon. Ditulis dalam bahasa Jawa Cirebon dengan aksara Cacarakan, naskah prosa ini menyimpan informasi penting tentang tokoh-tokoh penting dan peristiwa bersejarah. Mari selami lebih dalam isi dan detail metadata dari manuskrip berharga ini.

Layang Mintaraga: Kisah Klasik dalam Genggaman

Telusuri kisah klasik Layang Mintaraga, sebuah karya sastra Jawa yang memikat. Manuskrip ini, tersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon, menawarkan jendela ke masa lalu. Simak narasi lengkap tentang kondisi fisik, bahasa, dan detail unik yang terkandung di dalamnya.

Carios Arya Wangsa Goparana: Kisah Penyebaran Islam dan Silsilah Raja Cianjur

Manuskrip ini mengisahkan perjalanan Arya Wangsa Goparana dalam menyebarkan agama Islam di Cianjur. Selain itu, naskah ini memuat silsilah raja-raja Cianjur, mulai dari Ciung Wanara hingga Adipati Arya Kusumaningrat. Sebuah catatan sejarah penting tentang tokoh dan perkembangan wilayah Cianjur.

Primbon Tarekat Satariyah: Jejak Mistik dari Garut hingga Leiden

Telusuri warisan spiritual Jawa melalui Primbon Tarekat Satariyah. Manuskrip ini mengungkap teologi dan mistik yang kaya, diturunkan dari para tokoh spiritual terkemuka. Disalin oleh Hasan Mustapa pada tahun 1908, primbon ini menyimpan jejak perjalanan mistik dari Garut hingga Perpustakaan Universitas Leiden.

Wawacan Babar Nabi: Kisah Kelahiran Sang Utusan

Telusuri kisah agung kelahiran Nabi Muhammad SAW dalam manuskrip kuno 'Wawacan Babar Nabi'. Ditulis dalam bahasa Sunda dan aksara Pegon, naskah ini mengisahkan perjalanan hidup Nabi sejak lahir hingga menerima wahyu pertama. Simak narasi lengkapnya di bawah ini!

Menelusuri Jejak Syiar Islam dalam 'Wawacan Sajarah Wali': Kisah Mistik dari Cililin

Naskah kuno 'Sajarah Wali' membawa kita menyelami upaya penyebaran agama Islam melalui untaian puisi wawacan. Berasal dari Cililin, Bandung, manuskrip ini mengungkap ajaran mistik Islam yang disampaikan oleh Syekh Lemah Abang, menekankan konsep Manunggaling Kaula-Gusti. Mari kita telusuri lebih dalam isi dan detail menarik dari naskah ini.

Menelusuri Jejak Islamisasi Jawa Barat: Narasi Babad Cirebon dalam Wawacan Sunda

Manuskrip Babad Cirebon ini adalah khazanah berharga yang mengisahkan penyebaran agama Islam di Jawa Barat, khususnya peran Syarif Hidayatullah. Dikemas dalam bentuk wawacan berbahasa Sunda dan beraksara Pegon, naskah ini menawarkan perspektif unik tentang sejarah dan budaya Cirebon. Mari kita selami lebih dalam isi dan detail menarik dari manuskrip ini.

Umar Maya: Kisah Pengembaraan dan Perjuangan Keluarga yang Teraniaya

Kisah Umar Maya adalah sebuah narasi puisi Sunda yang mengharukan tentang pengusiran, kehilangan, dan perjuangan. Keluarga Umar Maya terusir dari istana dan harus menghadapi kerasnya pengembaraan. Hilangnya orang-orang terkasih dan berbagai rintangan tak mematahkan semangat Umar Maya untuk menemukan kembali kebahagiaan dan keadilan.