Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Babad Godog

Menelusuri Jejak Kean Santang dalam Babad Godog: Kisah Wali Penyebar Islam dari Tanah Sunda

Manuskrip Babad Godog menceritakan kisah Kean Santang, seorang wali penyebar agama Islam yang merupakan keturunan Prabu Siliwangi dari Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran. Dikisahkan bahwa Kean Santang, yang memiliki kesaktian luar biasa, akhirnya bertemu dengan Sayidina Ali di Mekah dan memeluk agama Islam. Ia kemudian mendapat tugas dari Rasulullah untuk menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa, dan dikenal sebagai Sunan Rahmat. Menurut tradisi, Sunan Rahmat dimakamkan di Godog, Garut.

Naskah ini ditulis dalam bentuk puisi wawacan dan terdiri dari 410 halaman. Judul dalam teks adalah Wawacan Kean Santang, sedangkan pada sampul tertulis Wawacan Prabu Kean Santang. Manuskrip ini diperkirakan berasal dari abad ke-19 dan ditulis di daerah Banjaran, Bandung. Naskah ini memiliki 17 pupuh, diawali dengan Dangdanggula. Alas naskah menggunakan kertas Eropa dengan cap kertas lambang singa di dalam medali bermahkota sedang menggenggam anak panah beserta busurnya, dengan countermark PRO PATRIA CRESCUNT dan Best Papier Much. Saat ini, Babad Godog tersimpan di EFEO Bandung dan berasal dari koleksi Bapak Iing dari Kp. Kiarapayung, Desa Banjaran Wetan, Kec. Banjaran, Kab. Bandung.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Menelusuri Jejak Sejarah Jawa Barat: Dari Babad Mataram Hingga Pengislaman Cirebon

Manuskrip "Sejarah Jawa Barat" membawa kita dalam perjalanan panjang melintasi waktu, merangkai kisah dari Babad Mataram hingga peristiwa pengislaman di Cirebon. Naskah ini menawarkan perspektif unik tentang sejarah dan budaya Jawa Barat, serta keterkaitannya dengan kerajaan Mataram. Mari selami lebih dalam isi dan detail menarik dari manuskrip ini.

Suryakanta: Kisah Putra Suryaningrat dalam Wawacan Beraksara Pegon

Telusuri kisah epik Suryakanta, putra Suryaningrat, melalui manuskrip kuno "Suryakanta". Naskah berbentuk puisi wawacan ini ditulis dalam aksara Pegon dan berbahasa Sufida. Simak lika-liku kehidupannya, intrik di antara istri-istri Suryaningrat, hingga pertemuannya kembali dengan sang ibu setelah diculik raksasa.

Wawacan Samaun: Kisah Heroik Pahlawan Islam dari Pangalengan

Telusuri kisah kepahlawanan Samaun, tokoh gagah berani yang membantu Nabi Muhammad SAW melawan kezaliman. Manuskrip Wawacan Samaun ini ditulis dalam aksara Pegon berbahasa Sunda, menyimpan narasi heroisme dan nilai-nilai Islam. Disalin pada tahun 1932 di Pangalengan, naskah ini menjadi warisan berharga bagi khazanah sastra Sunda.

Menelusuri Jejak Kerajaan Nusantara dalam Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara

Naskah kuno Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara membuka jendela pengetahuan tentang riwayat kerajaan-kerajaan di Nusantara. Ditulis dalam bahasa Jawa Cirebon dengan aksara Cacarakan, manuskrip ini merupakan bagian penting dari khazanah budaya Cirebon. Mari selami lebih dalam isi dan detail menarik dari naskah ini.

Ganda Resmi: Kisah Pilu Putra-Putri Jayengkara dalam Wawacan Sunda

Manuskrip Ganda Resmi adalah sebuah karya sastra Sunda berbentuk wawacan yang ditulis dalam aksara Pegon. Naskah ini mengisahkan perjalanan hidup penuh liku tiga putra-putri Raja Jayengkara dari Dewi Kuraesin yang diasingkan dan mengalami berbagai cobaan hidup.

Menelisik Rarakatan Sembahyang: Tuntunan Shalat Abad ke-19 dari Pangalengan

Temukan naskah kuno "Rarakatan Sembahyang," sebuah panduan shalat fardhu dan sunnah yang ditulis pada abad ke-19. Naskah ini, yang menggabungkan bahasa Sunda dan Jawa dalam aksara Pegon, menawarkan wawasan unik tentang praktik keagamaan di wilayah Pangalengan, Bandung pada masa lampau.

Menjelajahi Sejarah Nusantara: Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara

Temukan warisan sejarah kerajaan-kerajaan di Nusantara melalui manuskrip kuno Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara. Naskah berbahasa Jawa Cirebon ini ditulis dengan aksara Cacarakan pada tahun 1683. Simak kisah Raden Patah dan tokoh-tokoh penting lainnya dalam Wali Sanga.

Wawacan Suriamanah: Kisah Heroik Pewaris Tahta dari Soreang

Telusuri kisah Raden Suriamanah, pewaris tahta negeri Baktaanta, dalam manuskrip Wawacan berbahasa Sunda. Perjalanan hidupnya penuh intrik, pengkhianatan, dan perjuangan menegakkan kebenaran. Naskah ini bukan hanya sekadar cerita, tetapi juga cerminan nilai-nilai Islam dan budaya Sunda.