Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Hikayat Nabi

Menelusuri Hikayat Kanjeng Nabi Muhammad SAW: Kisah Masa Lalu dalam Lembaran Wawacan Sunda

Manuskrip ini mengisahkan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW, dimulai dari masa kecilnya hingga pernikahannya dengan Siti Khadijah. Dikemas dalam bentuk puisi wawacan, naskah ini ditulis dalam bahasa Sunda dan Arab menggunakan aksara Arab. Manuskrip setebal 285 halaman ini terbuat dari kertas Eropa dengan cap kertas oval bergambar dan stempel dari "Papier en Kantoorhatulel H.Y.TMatwel, Den Haag". Kondisi fisik naskah secara umum masih baik meski terdapat beberapa kerusakan akibat usia dan serangan serangga. Ditulis pada abad ke-19, naskah ini berasal dari keluarga R. Fatimah Hamid (R. Wisye Abdullah) Cijeler Sumedang dan kini disimpan di Museum Pangeran Geusan Ulun. Selain teks utama, terdapat pula doa-doa berbahasa Arab dan catatan berbahasa Sunda dalam huruf Latin yang diselipkan di antara lembaran naskah.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Suryaningrat: Kisah Permaisuri yang Terfitnah dan Perjuangannya Mencari Sang Putra

Kisah epik Suryaningrat mengisahkan tentang Permaisuri Ningrumkusumah yang diusir dari istana akibat fitnah keji. Berbekal tekad dan bantuan seorang pendeta, ia menjelma menjadi Rukmantara, seorang pria sakti, demi mencari putranya yang hilang. Perjalanan penuh liku ini membawanya pada peperangan melawan dalang fitnah, pawarang Jembawati.

Babad Cirebon: Kisah Para Wali Sanga di Tanah Sunda

Manuskrip Babad Cirebon ini mengungkap sejarah penyebaran agama Islam di Jawa Barat, khususnya peran Syarif Hidayat (Sunan Gunung Jati) di Cirebon. Dikisahkan pula perjalanan Walangsungsang dan Rara Santang, putra-putri Prabu Siliwangi, hingga lahirnya Syarif Hidayat yang menjadi tokoh penting dalam sejarah Islam di Cirebon dan Banten. Naskah ini menawarkan perspektif unik tentang sejarah Islam di Jawa Barat.

Menjelajahi Tarekat: Untaian Ilmu Tauhid dari Cirebon Abad ke-18

Temukan warisan intelektual Islam dari abad ke-18 Cirebon melalui manuskrip kuno berjudul 'Tarekat'. Naskah ini mengungkap kedalaman ajaran tauhid yang berakar pada Tarekat Syatariyah, menawarkan perspektif unik tentang martabat tujuh dan praktik spiritual.

Jaka Bayawak: Kisah Cinta dan Kesaktian dalam Wawacan Sunda

Telusuri kisah epik Jaka Bayawak, seorang pangeran berwujud biawak yang penuh petualangan! Manuskrip kuno berbahasa Sunda ini menyimpan cerita cinta, kesaktian, dan peperangan yang memukau. Mari selami lebih dalam isi dan rincian metadata naskah ini.

Kisah Sayid Abdullah dalam Wujud Wawacan Sunda: Jejak Manuskrip di Museum Geusan Ulun

Telusuri kisah Sayid Abdullah, putra Raja Mekkah, Abdulmutolib, dalam manuskrip Hikayat Sayid Abdullah. Ditulis dalam bahasa Sunda beraksara Pegon, naskah ini berbentuk puisi wawacan yang memikat. Simak narasi lengkapnya, mulai dari alur cerita hingga detail fisik dan sejarah manuskrip ini.

Wawacan Pua-pua Bermanasakti: Kisah Islamisasi di Tanah Sunda

Telusuri jejak islamisasi di Nusantara melalui Wawacan Pua-pua Bermanasakti. Manuskrip puisi berbahasa Sunda beraksara Pegon ini menyimpan kisah menarik yang berkaitan dengan Majapahit dan proses penyebaran agama Islam. Kondisi fisik naskah yang berasal dari Pangalengan, Bandung ini memperlihatkan usianya yang diperkirakan dari abad ke-20.

Kitab Fatimah: Panduan Bertani untuk Wanita dari Abad ke-19

Telusuri kearifan lokal dalam Kitab Fatimah, sebuah manuskrip Sunda berbahasa Pegon yang berisi petunjuk bercocok tanam khusus bagi wanita. Naskah ini menawarkan wawasan unik tentang praktik pertanian tradisional dan peran perempuan di masyarakat Sunda pada abad ke-19. Temukan pengetahuan berharga yang tersembunyi di balik lembaran kertas kuno.

Wawacan Suryaningrat: Kisah Petualangan dan Misi Keislaman Abad ke-19 dari Banjaran

Manuskrip Wawacan Suryaningrat membawa kita pada petualangan tokoh-tokoh seperti Suryaningrat dan Ratnaningrum di negeri Banurungsit. Dengan misi keislaman yang kuat, kisah ini terangkum dalam 162 halaman naskah yang ditulis dalam aksara Pegon dan bahasa Sunda. Mari selami lebih dalam tentang warisan sastra yang berasal dari Banjaran, Bandung ini.