Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Primbon Satariyah

Primbon Tarekat Satariyah: Jejak Mistik dari Garut hingga Leiden

Primbon Tarekat Satariyah adalah sebuah naskah yang berisi uraian mendalam mengenai teologi dan mistik dalam tradisi Tarekat Satariyah. Naskah ini diawali dengan pendahuluan yang memaparkan asal-usul spiritual para tokoh mistik terkemuka, termasuk Sultan Dana Rasa dari Mesir, Susuhunan Satmata dari Cirebon, Gunung Jati, Seh Maulana Magribi dari Ampel Denta, Susuhunan Kali Jaga, Panembahan Mas Daka dari Panggung, Panembahan Nur Saleh dari Dayeuh Luhur, dan Kyai Muntahar dari Samanggen. Naskah ini ditulis dalam bentuk prosa berbahasa Jawa dan terbagi atas beberapa pasal. Manuskrip ini merupakan bagian dari Koleksi Hazeu (1931) dan disalin oleh Hasan Mustapa, kepala penghulu Bmidung, pada tahun 1908 dari primbon yang berasal dari Satnanggen, daerah Garut. Naskah berukuran 20,5 x 33,5 cm dengan tebal 227 halaman, ditulis menggunakan huruf Arab. Saat ini, manuskrip ini tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden.

Sumber: Ekadjati, Edi S. (1988). Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.

Manuskrip Lainnya


Mengungkap Sejarah Nusantara: Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara

Telusuri jejak peradaban kuno Nusantara melalui manuskrip Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara. Naskah ini membuka tabir sejarah, dimulai dari seminar para ahli di Cirebon hingga menguraikan periodisasi usia bumi dan lahirnya kerajaan-kerajaan awal. Sebuah catatan penting tentang perkembangan manusia dan kekuasaan di kepulauan ini.

Menjelajahi Tarekat: Untaian Tasawuf dari Bandung Abad ke-20

Temukan esensi tasawuf dalam manuskrip Tarekat, sebuah warisan intelektual dari Bandung abad ke-20. Naskah ini mengungkap lapisan ilmu tarekat, hakekat, dan makrifat, menyingkap eksistensi Allah dan Muhammad sebagai insan kamil. Simbol-simbol alam semesta menjadi cermin dalam memahami konsep-konsep mendalam ini.

Wawacan Samaun: Kisah Kepahlawanan Islam dari Tanah Sunda

Manuskrip ini mengisahkan Samaun, seorang pahlawan Islam yang lahir di Mekah dan menunjukkan kesaktian sejak lahir. Ia memimpin pasukan Muslim melawan musuh-musuh Nabi Muhammad, termasuk Raja Kiswan dan Raja Kobti. Naskah ini ditulis dalam bahasa Sunda dengan aksara Pegon dan berbentuk puisi wawacan.

Menelusuri Jejak Syiar Islam dalam 'Wawacan Sajarah Wali': Kisah Mistik dari Cililin

Naskah kuno 'Sajarah Wali' membawa kita menyelami upaya penyebaran agama Islam melalui untaian puisi wawacan. Berasal dari Cililin, Bandung, manuskrip ini mengungkap ajaran mistik Islam yang disampaikan oleh Syekh Lemah Abang, menekankan konsep Manunggaling Kaula-Gusti. Mari kita telusuri lebih dalam isi dan detail menarik dari naskah ini.

Kisah Wawacan Nyi Artati: Asal Usul Sangkuriang dari Lebak Dano

Wawacan Nyi Artati dalah manuskrip Sunda yang memuat asal usul Sangkuriang. Berawal dari Telaga Lebak Dano di Padarencang, Ciomas, cerita ini merentang hingga ke Bagdad dan Mesir. Simak narasi lengkapnya di bawah ini!

Menjelajahi Kumpulan Doa Abad ke-19: Warisan Spiritual dari Bandung

Telusuri khazanah spiritual abad ke-19 melalui manuskrip "Kumpulan Doa", sebuah kompilasi doa dan wirid dalam bahasa Sunda, Jawa, dan Arab. Naskah ini memberikan panduan salat wajib dan sunah, mencerminkan praktik keagamaan masyarakat Bandung pada masa itu. Meskipun kondisinya tidak utuh, manuskrip ini menawarkan wawasan berharga tentang kehidupan beragama di masa lampau.

Menjelajahi Tarekat Satariyah: Warisan Naskah Kuno dari Ciamis

Telusuri ajaran Tarekat Satariyah melalui naskah kuno yang ditulis dalam bahasa Jawa, Sunda, dan Arab. Naskah ini, yang berasal dari abad ke-19 Ciamis, mengungkap dialog mendalam tentang ajaran tarekat, tuntunan dzikir, dan hakikat sifat-sifat Allah. Mari kita selami lebih dalam warisan intelektual Islam ini.

Suryakanta: Kisah Heroik Putra Raja dalam Wawacan Sunda Beraksara Pegon

Telusuri kisah heroik Suryakanta, putra Raja Suryaningrat, dalam manuskrip Wawacan berbahasa Sunda beraksara Pegon. Naskah setebal 230 halaman ini mengisahkan petualangan dan perjuangan Suryakanta yang diculik raksasa hingga menjadi pahlawan yang menumpas kejahatan. Mari kita selami lebih dalam detail dan kondisi fisik naskah kuno ini.