Manuskrip ini menggabungkan dua sajarah (sejarah) yang berbeda. Bagian pertama menceritakan kisah Munding Mitra, putra Prabu Siliwangi dari Pajajaran, yang berkelana selama tujuh tahun dan menikahi beberapa wanita, termasuk Nyai Gelang Gading, Nyai Candra Wulan, dan Nyai Sekar Wulan. Ia kemudian menetap di Kertayuga (Cirebon) dan kembali menikah. Tindakan Munding Mitra yang mencuri para puteri memicu peperangan dan penyerangan terhadap Kertayuga. Bagian kedua mengisahkan Pangeran Kusuma Adi Nata, bupati Sumedang. Kisah dimulai dengan pengasingan Radén Surianagara ke Cianjur, diikuti oleh Radén Ema. Radén Surianagara kemudian menjadi bupati Sumedang setelah Adipati Wiratanubaya wafat. Manuskrip setebal 58 halaman ini ditulis dalam huruf Jawa dan Latin, berbahasa Sunda, dan disimpan di Perpustakaan Universitas Leiden.
Sumber: Ekadjati, Edi S. (1988). Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.