Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Talaga Manggung

Wawacan Talaga Manggung: Kisah Islamisasi di Majalengka

Wawacan Talaga Manggung mengisahkan tentang Palembang Gunung dari Cirebon yang diangkat menjadi mentri dan menantu Sunan Talaga Manggung. Ia berhasil merebut kekuasaan, namun akhirnya tewas di tangan Simbar Kancana, putri Sunan Talaga Manggung. Raden Panglurah kemudian menghilang dan menjelma menjadi 40 lele putih. Naskah ini ditulis dalam bahasa Sunda beraksara Pegon berbentuk puisi wawacan. Terdiri dari 15 halaman kertas Eropa berukuran 22 x 17 cm, dengan ukuran tulisan 18 x 15 cm. Sayangnya, kondisi fisik naskah kurang baik, dengan kertas kusam, robekan, dan penjilidan longgar. Naskah ini disalin oleh Arga Rapei pada tahun 1942 di Majalengka. Asal naskah dari Herman, Kuncen, Desa Sanghiang, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka. Saat ini, naskah tersebut disimpan di EFEO Bandung. Teks ini diawali dengan kalimat jalma geus terang dina patina, terang rama, terus baé Centangbarang ... dan diakhiri dengan kalimat Radén Paringga puputra Paringganata, puputra Paringga Satana.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Suluk Wulung Aya dan Wulangreh: Untaian Mistisme Islam dari Cirebon

Telusuri kedalaman spiritualitas Islam melalui manuskrip kuno Suluk Wulung Aya dan Wulangreh. Naskah ini, ditulis dalam bahasa Jawa Cirebon dan aksara Cacarakan, menawarkan wawasan mistis tentang konsep ketauhidan. Mari kita selami lebih dalam warisan intelektual dari Keraton Kasepuhan Cirebon.

Kisah Samaun: Wawacan Sunda Abad ke-20 dari Majalaya

Telusuri kisah Samaun, seorang pahlawan gagah berani dalam membela Nabi Muhammad, melalui manuskrip wawacan berbahasa Sunda beraksara Pegon. Naskah yang berasal dari Majalaya, Bandung ini menyimpan cerita tentang keberanian, cinta, dan peperangan antara pasukan mumin melawan kaum kafir.

Babad Pasir: Kisah Cinta dan Tahta dari Banyumas

Telusuri kisah epik Raden Banyakcatra dalam manuskrip Babad Pasir. Putra Raja Pajajaran ini awalnya berniat mencari permaisuri, namun takdir membawanya menjadi penguasa Pasirluhur. Simak selengkapnya tentang intrik kerajaan dan perjalanan hidup Banyakcatra dalam naskah kuno ini.

Wawacan Sayid Saman: Kisah Penyebar Agama Islam dari Ciwidey

Telusuri kisah penyebaran agama Islam di tanah Arab melalui manuskrip Wawacan Sayid Saman. Naskah ini mengisahkan intrik kerajaan, sihir, dan perjuangan tokoh-tokohnya. Manuskrip ini ditulis dalam Bahasa Sunda dan aksara Pegon.

Untaian Doa: Warisan Naskah Kuno dari Pameungpeuk Bandung

Temukan kekayaan spiritual dalam naskah kuno "Kumpulan Doa", sebuah warisan berharga dari Pameungpeuk, Bandung. Naskah ini menghimpun doa-doa istimewa, mantra, serta ramalan hari-hari naas dalam penanggalan Islam. Sebuah jendela menuju praktik keagamaan dan kepercayaan masyarakat Sunda di masa lampau.

Primbon: Ramalan Gempa dan Gerhana dari Bandung Abad ke-20

Telusuri Primbon kuno yang mengungkap ramalan kejadian dan pertanda alam. Naskah abad ke-20 ini, ditulis dalam bahasa Sunda, Jawa, dan Melayu, membahas gempa, gerhana, dan dampaknya bagi manusia. Mari kita selami kearifan lokal yang terkandung di dalamnya.

Kisah Cinta dan Perebutan Kekuasaan dalam Wawacan Angling Sari

Wawacan Angling Sari, sebuah manuskrip Sunda beraksara Pegon, mengisahkan tentang intrik kerajaan, cinta terlarang, dan perebutan kekuasaan. Naskah puisi ini ditulis pada tahun 1970 oleh Ibu Wahir di Banjaran, Bandung, dan kini tersimpan di EFEO Bandung. Kisah ini membawa kita ke negeri Pulung Kancana dan Puloseta, tempat Angling Sari berjuang merebut kembali haknya.

Kisah Nabi Yusuf dalam Carita: Manuskrip Jawa-Sunda Abad ke-18

Telusuri kisah Nabi Yusuf yang memukau dalam manuskrip kuno Carita Nabi Yusuf. Ditulis dalam bahasa Jawa dan Sunda menggunakan aksara Pegon, manuskrip ini menawarkan perspektif unik tentang perjalanan hidup sang nabi. Mari kita selami lebih dalam detail dan cerita di balik naskah berusia ratusan tahun ini.