
Pustaka Dwipantara, sebuah manuskrip prosa berbahasa Blis (Jawa Cirebon) dan beraksara Cacarakan, membuka tabir kisah kerajaan kuno. Naskah setebal 122 halaman ini, tertulis di atas dluwang dengan tinta hitam, menceritakan kisah Sri Maharani Simha yang meninggal tahun 617 Saka dan warisan kerajaannya di Bhumi Medang Mataram. Inti cerita terungkap dalam halaman 23-121, mengisahkan pula tentang Dewi Parwati Tunggalpratiwi, Sang Senna, dan Rakreyan Narayana, hingga perselisihan antara Kediri dan Singhasari. Manuskrip ini merupakan jilid ke-6 dari 10 seri, dengan sampul tebal terbungkus kain belacu berukuran 35 x 27 cm. Penomoran halaman menggunakan angka Cacarakan 1-122 yang terletak di margin atas tengah. Ditulis pada tahun 1675 di Cirebon oleh Pangeran Wangsakerta dan diprakarsai oleh Sultan-sultan Cirebon, naskah ini mencatat penyelesaiannya pada tanggal 13 Badra tahun 1597 Saka (1675 M). Naskah ini sempat diperoleh kembali dari Jawa Timur pada tahun 1985 dan kemudian diperbaiki fisiknya. Saat ini, Pustaka Dwipantara tersimpan rapi di Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” Bandung.
Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.