Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Pustaka Rajya-Rajya

Menelusuri Sejarah Nusantara: Kisah Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara

Manuskrip Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara adalah sebuah dokumen bersejarah yang ditulis dalam bentuk prosa pada dluwang (kertas tradisional). Naskah ini terdiri dari 168 halaman dengan ukuran sampul 35,5 x 27,5 cm. Ditulis dengan tinta hitam, teks ini umumnya masih terbaca meskipun kertasnya sudah kusam kecoklatan. Naskah ini merupakan seri ke-1 dari bagian V dan tiap lembarnya diberi garis keliling ganda, dengan 21 baris per halaman.

Manuskrip ini disusun oleh Pangeran Wangsasakerta dan para Sultan Cirebon pada tahun 1698 di Cirebon. Isi naskah terbagi menjadi beberapa bagian, termasuk pembukaan yang menyebutkan judul dan penyusun, penjelasan tentang teknik penyusunan naskah, uraian inti kisah sejarah, dan kolofon yang menyebutkan tanggal selesainya penulisan. Kisah sejarahnya sendiri dimulai dengan tokoh Raja Katikeyasingha dan Dewi Simha serta keturunan mereka, hingga tokoh Sang Cakrawarman. Saat ini, naskah ini tersimpan di Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” Bandung.

Detail fisik naskah menunjukkan penjilidan yang agak ketat dengan sampul karton tebal berbalut kain belacu. Penomoran halaman menggunakan angka Cacarakan dari 1 hingga 166, ditambah dua halaman di bagian awal dan akhir. Meskipun demikian, keadaan fisik naskah masih terawat dengan baik.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Khasiat Surat Al-Quran: Manuskrip Faedah Beberapa dari Cirebon

Temukan khasiat tersembunyi dalam surat-surat Al-Quran melalui manuskrip kuno "Faedah Beberapa". Naskah abad ke-19 dari Cirebon ini mengungkap uraian mendalam, dilengkapi pengantar berbahasa Melayu, dimulai dari surat Al-Imron. Diagram lingkaran di dalamnya memberikan perspektif unik tentang sifat muslim ideal dan konsep tarekat.

Kisah Nabi Yusuf dalam Wawacan Sunda: Pesona Abad ke-18

Manuskrip "Carita Nabi Yusuf" dalam bahasa Sunda ini mengisahkan perjalanan hidup Nabi Yusuf AS yang penuh liku. Ditulis dalam bentuk puisi wawacan, naskah lontar ini diperkirakan berasal dari abad ke-18 dan menawarkan perspektif unik tentang kisah nabi dalam tradisi sastra Sunda.

Menelusuri Jejak Leluhur: Silsilah Sultan Cirebon dalam Untaian Naskah Kuno

Naskah kuno Silsilah Sultan Cirebon ini menyimpan catatan penting tentang sejarah dan genealogi para penguasa Cirebon. Ditulis dalam bahasa Arab-Jawa Cirebon dengan aksara Pegon, Cacarakan, dan Arab, manuskrip ini menawarkan wawasan mendalam tentang silsilah, konsep spiritual, dan peristiwa penting di masa lalu. Mari kita telusuri lebih dalam isi dan rincian metadata yang terkandung di dalamnya.

Doa Selamat Bertani: Warisan Kearifan Lokal dari Banjaran Bandung

Naskah kuno Doa Selamat Bertani ini menyimpan kearifan lokal masyarakat agraris dalam mengelola padi. Berisi doa-doa yang dipanjatkan dari mulai penyemaian hingga panen, naskah ini menjadi saksi bisu harapan petani agar hasil panen terhindar dari hama dan membawa berkah.

Kekuatan Spiritual dalam Untaian Doa dan Jampe Sunda Kuno

Temukan warisan spiritual Sunda melalui manuskrip kuno "Kumpulan Doa dan Jampe". Naskah ini berisi untaian doa dan mantra (jampe) dalam bahasa Sunda yang ditulis menggunakan aksara Pegon. Meskipun tidak lengkap karena kerusakan, naskah ini menawarkan sekilas tentang praktik spiritual masyarakat Sunda abad ke-19, khususnya yang berkaitan dengan pertanian.

Menelusuri Silsilah Penguasa Galuh dalam Babad Galuh

Babad Galuh adalah naskah prosa berbahasa Sunda yang mengisahkan silsilah para penguasa Galuh yang tersebar di berbagai daerah. Manuskrip ini tersimpan di EFEO Bandung, menawarkan wawasan tentang sejarah dan genealogi penguasa di tatar Sunda.

Kisah Heroik Perang Lahad: Pertempuran Dahsyat di Tanah Sunda

Manuskrip Perang Lahad dalam bahasa Sunda ini mengisahkan pertempuran epik antara pasukan Muslim melawan pasukan kafir yang dipimpin oleh Raja Lahad dan Raja Jenggi. Pertempuran sengit ini menjadi latar gugurnya Amir Hamzah, sebelum akhirnya kemenangan berpihak kepada pasukan Muslim di bawah komando Syaidina Ali. Naskah ini menjadi saksi bisu kekayaan khazanah sastra Sunda.

Layang Seh: Kisah Syekh Abdul Qadir Jaelani dalam Wawacan Cirebon

Temukan pesona Layang Seh, fragmen dari Wawacan Syekh Abdul Qadir Jaelani berbahasa Jawa Cirebonan. Naskah kuno ini, ditulis dalam aksara Pegon, memuat episode ke-32 dari kisah sang wali. Simak uraian tentang kondisi fisik naskah, asal-usulnya, dan petunjuk tentang penulisnya.