
Naskah Layang Sewaka dan Sejarah terdiri dari dua bagian utama. Bagian pertama membahas kehidupan kemanusiaan dari sudut pandang mistis, kemungkinan terkait dengan pemahaman tarekat pra-Islam. Di dalamnya diuraikan lima ketentuan bagi penguasa, yaitu panca wisunya, panca wisesa, panca wawara, panca wisaya, dan panca upaya, serta penjelasan filosofis tentang Carakabasa. Bagian kedua memuat silsilah para sultan Keraton Kasepuhan dan Kanoman, yang ditarik garis keturunannya dari Kangjeng Sinuhun Jatipurba, lengkap dengan angka tahun pemerintahan dan hubungan kekerabatan dengan Kesultanan Solo dan Yogyakarta. Naskah ini ditulis dalam bahasa Jawa Cirebon menggunakan aksara Cacarakan, terdiri dari 84 halaman berbahan kertas dengan ukuran halaman 35 x 21,5 cm. Naskah yang ditulis pada tahun 1875 ini, memiliki cap kertas bertuliskan huruf “CB and CK”. Sayangnya, kondisi fisik naskah mulai rusak dengan kertas yang kusam dan beberapa halaman robek, meskipun penjilidannya masih cukup baik. Naskah ini diprakarsai oleh Kanjeng Sultan Sepuh pada abad ke-19 di Keraton Kasepuhan Cirebon.
Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.