
Manuskrip ini mengisahkan perjalanan hidup Jaka Barjah, putra Raja Barjah, yang menikahi Nagawati, penguasa negeri Argayasa. Kisah bermula dari Raja Barjah yang seorang pedagang dengan modal pinjaman dari Jayamukti. Konflik muncul ketika Jaka Barjah bersaudara dengan Jaka Keraton, dan tahta diturunkan kepada Jaka Keraton. Jaka Barjah berhasil mempersunting Putri Trengganu, namun kemudian tertipu oleh kelong yang menyamar. Kisah berlanjut dengan kelahiran Rangga Pulung dan Raden Karandaka, hingga akhirnya kebenaran terungkap dan Jaka Barjah bersatu kembali dengan keluarganya. Naskah Wawacan Barjah ditulis dalam bahasa Sunda menggunakan aksara Pegon, berbentuk puisi wawacan setebal 114 halaman. Manuskrip ini terdiri dari 43 pupuh yang dimulai dengan Asmarandana dan diakhiri dengan deskripsi pesta di negeri Cumina. Naskah yang diperkirakan berasal dari abad ke-20 ini ditemukan di Pangalengan, Bandung dan disimpan di EFEO Bandung. Kondisi fisik naskah menunjukkan tanda-tanda usia, seperti kertas kusam, robekan, dan penjilidan yang ketat.
Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.