Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Umarmaya

Umarmaya: Kisah Pahlawan Islam dari Ayaban dalam Wawacan Sunda

Wawacan Umarmaya, atau Wawacan Nagri Ayaban, adalah sebuah manuskrip puisi tradisional Sunda yang ditulis dalam aksara Pegon. Naskah ini terdiri dari 74 halaman dan mengisahkan riwayat tokoh-tokoh penting yang berjasa dalam menyebarkan agama Islam di negeri Ayaban. Umarmaya menjadi tokoh utama dalam cerita ini, digambarkan sebagai pahlawan di bawah kepemimpinan Raja Amir Hamzah yang memiliki 'kantong ajaib'. Kisah ini termasuk ke dalam siklus Amir Hamzah. Manuskrip ini, yang diperkirakan berasal dari abad ke-20 dan ditulis di Banjaran, Bandung, kini disimpan di EFEO Bandung. Kondisi fisik naskah memprihatinkan, dengan kertas yang kusam, lapuk, dan beberapa bagian robek. Teks ini terdiri dari 31 pupuh dan ditulis dengan tinta hitam kebiru-biruan yang agak pudar. Naskah ini berasal dari Ibu Wari dari Kp. Tajur, Desa Cikalong, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Wawacan Carbon: Kisah Sunan Jati dan Ramalan Masa Depan dari Cirebon

Temukan ringkasan Babad Cirebon dalam naskah Wawacan Carbon, yang mengisahkan Sunan Jati dan keturunannya. Naskah ini memuat amanat-amanat berharga dari Sunan Jati tentang ramalan masa depan demi kemakmuran negara. Ditulis oleh Ki Demang Pamayahan pada tahun 1805 di Mertasinga, Cirebon, naskah ini menyimpan nilai sejarah dan budaya yang kaya.

Layang Pandita Sawang: Kisah Tasawuf dalam Wawacan Sunda

Telusuri ajaran tasawuf yang termuat dalam manuskrip Layang Pandita Sawang. Naskah berbahasa Sunda ini menyajikan kisah suluk dalam bentuk puisi wawacan, menghadirkan dialog antara Pandita Sawang, Ki Murat, dan Waruga Alam. Inti ajaran mistik Islam, yaitu konsep 'manunggaling kawula Gusti', diungkap melalui simbol-simbol yang kaya makna.

Kisah Heroik Barjah dan Umarmaya: Wawacan Sunda dari Rancah Ciamis

Manuskrip kuno berjudul 'Barjah dan Umarmaya' ini menyajikan kisah kepahlawanan dalam bentuk puisi wawacan berbahasa Sunda. Ditulis dengan aksara Pegon di atas kertas yang kini mulai rapuh, naskah ini menyimpan dua cerita menarik. Mari selami petualangan Raden Barjah dan intrik Umarmaya dalam manuskrip abad ke-20 ini.

Menjelajahi Dunia Gaib: Kisah Hikayat Carita Setan dalam Ragam Bahasa

Manuskrip kuno ini membuka tabir dunia gaib melalui kisah Hikayat Carita Setan. Ditulis dalam berbagai bahasa dan aksara, naskah ini menyimpan kekayaan budaya dan spiritual dari masa lalu. Mari kita selami lebih dalam isi dan detail menarik dari manuskrip ini.

Mengungkap Tragedi Bubat dan Silsilah Raja-Raja Jawa dalam Naskah Nagarakretabhumi

Telusuri jejak sejarah kelam Perang Bubat dan silsilah panjang raja-raja yang pernah berkuasa di tanah Jawa melalui manuskrip kuno Nagarakretabhumi. Naskah ini menyimpan kisah heroik dan tragedi, serta mengantarkan kita pada pemahaman mendalam tentang kerajaan-kerajaan besar seperti Majapahit, Singosari, hingga Tarumanagara. Sebuah warisan berharga untuk mengenal jati diri bangsa.

Menjelajahi Tarekat: Ajaran Tasawuf Abad ke-19 dari Banjaran Bandung

Naskah kuno ini, bertajuk Tarekat, mengungkap ajaran tasawuf Islam yang berkembang di Banjaran, Bandung pada abad ke-19. Ditulis dalam bahasa Sunda dan Arab menggunakan aksara Pegon, manuskrip ini menawarkan pemahaman mendalam tentang rukun Islam melalui simbol-simbol kaligrafi dan nama-nama nabi. Simak narasi lengkapnya untuk menyelami warisan spiritual ini.

Menelusuri Silsilah Penguasa Galuh dalam Babad Galuh

Babad Galuh adalah naskah prosa berbahasa Sunda yang mengisahkan silsilah para penguasa Galuh yang tersebar di berbagai daerah. Manuskrip ini tersimpan di EFEO Bandung, menawarkan wawasan tentang sejarah dan genealogi penguasa di tatar Sunda.

Menjelajahi Caraka Basa dan Cacandrai: Warisan Aksara Cirebon di Keraton Kasepuhan

Naskah kuno Caraka Basa dan Cacandrai membuka tabir tradisi aksara Cacarakan Cirebon. Di dalamnya terungkap bagaimana aksara ini digunakan untuk merekam bahasa simbolik, menafsirkan gejala alam, dan menciptakan cacandran (motto) serta sengkalan (penanda tahun). Mari selami lebih dalam warisan budaya Cirebon yang tersimpan dalam lembaran kertas.