Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Khutbah Hari Raya

Menjelajahi Khazanah Khutbah Hari Raya: Antara Arab, Sunda, dan Kearifan Lokal Bandung

Manuskrip 'Khutbah Hari Raya' adalah sebuah jendela menuju praktik keagamaan dan tradisi masyarakat Sunda di abad ke-20. Naskah ini tidak hanya berisi khutbah untuk Shalat Idul Fitri dan Idul Adha, tetapi juga kumpulan doa, salawat nabi, doa arwah, hingga 'jampe cipta cai'. Ditulis dalam aksara Arab dan Pegon, manuskrip ini menggunakan bahasa Arab dan Sunda sebagai bahasa pengantar. Kondisi fisik naskah menunjukkan usianya, dengan kertas kekuningan, noda, dan beberapa bagian yang robek. Namun, hal ini justru menambah daya tariknya sebagai artefak sejarah. Naskah ini terdiri dari 34 halaman yang ditulis, dengan ukuran sampul dan halaman 21,5 x 16,5 cm, dan ukuran tulisan 18 x 14 cm. Penomoran halaman ditambahkan kemudian. Tinta yang digunakan berwarna hitam agak pekat dan bersifat transparan. Manuskrip ini berasal dari Bapak Jatma di Kp. Ciasin, Desa Alamendah, Kec. Ciwidey, Kab. Bandung, dan kini tersimpan di EFEO Bandung. Sayangnya, kondisi teks tidak utuh karena bagian akhir ada yang hilang. Di dalamnya juga terdapat keterangan tentang ramalan hari baik dan pemahaman makna huruf pada lembar 29-30.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Menelusuri Jejak Sejarah: Tuntunan Shalat dan Surat dari Cirebon Abad ke-18

Naskah kuno ini menyimpan khazanah pengetahuan agama dan sosial budaya dari abad ke-18 hingga 19. Ditulis dalam bahasa Arab dan Sunda dengan aksara Arab dan Pegon, manuskrip ini menawarkan wawasan unik tentang praktik keagamaan dan interaksi sosial di wilayah Cirebon dan sekitarnya. Mari kita selami lebih dalam isi dan detail menarik dari naskah ini.

Wawacan Sumpena: Kisah Transisi Budaya di Tanah Sunda

Telusuri kisah epik Raden Kanagan dan Raden Sumpena dalam manuskrip Wawacan Sumpena. Putra Ratna Ningsih ini menghadapi berbagai rintangan, pertempuran, dan perebutan putri Nyi Sekar Arum. Naskah ini menggambarkan masa transisi budaya dari Hindu ke Islam di tanah Sunda.

Kumpulan Doa dan Mantra: Warisan Spiritual dari Banjaran Bandung

Manuskrip ini menghadirkan khazanah spiritual dari abad ke-19 yang berasal dari Banjaran, Bandung. Di dalamnya terhimpun beragam doa, mantra, dan petuah yang ditulis dalam bahasa Sunda, Jawa, dan Arab menggunakan aksara Pegon. Lebih dari sekadar koleksi teks, naskah ini adalah cerminan kearifan lokal dalam menjalani kehidupan.

Mujarobat: Untaian Doa dan Ramalan dari Banjaran Bandung

Temukan keunikan naskah Mujarobat, sebuah manuskrip kuno yang memadukan ajaran agama, tradisi lokal, dan kearifan ramalan. Naskah ini menawarkan wawasan tentang praktik keagamaan dan kepercayaan masyarakat Sunda dan Jawa pada abad ke-19. Mari selami lebih dalam isi dan sejarah naskah yang memikat ini!

Wawacan Panji Wulung: Kisah Heroik dari Garut

Telusuri kisah kepahlawanan Panji Wulung dalam manuskrip Wawacan Panji Wulung. Naskah ini mengisahkan lika-liku kehidupannya sejak lahir di pengasingan hingga menjadi pahlawan yang disegani. Sebuah cerita tentang fitnah, keberanian, dan keadilan yang disajikan dalam bentuk puisi wawacan.

Babad Umarmaya: Kisah Heroik dalam Balutan Wawacan Jawa-Sunda

Telusuri kisah kepahlawanan Umarmaya dalam manuskrip kuno yang memadukan keindahan bahasa Jawa dan Sunda. Tersimpan di EFEO Bandung, naskah ini menawarkan jendela unik ke dalam budaya dan tradisi masyarakat Pasirjambu, Bandung pada awal abad ke-20. Temukan pesona puisi wawacan dan kekuatan mantra dalam satu jilid.

Wawacan Samaun: Kisah Kepahlawanan Islam dari Tanah Sunda

Manuskrip ini mengisahkan Samaun, seorang pahlawan Islam yang lahir di Mekah dan menunjukkan kesaktian sejak lahir. Ia memimpin pasukan Muslim melawan musuh-musuh Nabi Muhammad, termasuk Raja Kiswan dan Raja Kobti. Naskah ini ditulis dalam bahasa Sunda dengan aksara Pegon dan berbentuk puisi wawacan.

Peraturan Ngaji Zaman Kolonial: Kisah di Balik Kartu Izin Mengajar Al-Quran

Temukan seluk-beluk peraturan perizinan guru ngaji di masa kolonial Belanda! Manuskrip ini mengungkap persyaratan unik yang harus dipenuhi, termasuk kemampuan berbahasa Melayu dan menulis aksara Latin. Sebuah potret menarik tentang kontrol pemerintah terhadap pendidikan agama.