Wawacan Suryaningrat membawa kita ke medan pertempuran antara penguasa bawahan di negeri Erum yang dipimpin oleh Raja Madayin, Patih Suminta, dan Patih Buriksana, melawan pasukan dari negeri Tanjungbiru di bawah komando Patih Berbaham. Cerita kemudian berpusat pada Raja Madayin Suryakanta dan Jaka Umbara yang berkuasa di Buldansah. Manuskrip ini merupakan bagian dari seri Wawacan Suryaningrat, namun sayangnya, beberapa bagiannya hilang atau rusak, dan akhir ceritanya pun terasa menggantung. Naskah setebal 144 halaman ini ditulis dalam bahasa Sunda menggunakan aksara Pegon, berbentuk puisi wawacan. Ditulis dengan tinta hitam yang masih jelas terbaca pada kertas yang kekuningan. Naskah ini diperkirakan berasal dari abad ke-20, disalin di Banjaran, Bandung. Naskah ini berasal dari Bapak Suwandi Natasasmita yang beralamat di Kp. Palasari, Desa Cikalong, Kec. Banjaran, Kab. Bandung, dan saat ini disimpan di EFEO Bandung.
Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.