Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Barjah Umarmaya

Kisah Heroik Barjah dan Umarmaya: Wawacan Sunda dari Rancah Ciamis

Manuskrip ini berisi dua teks berbeda, 'Wawacan Barjah' dan 'Wawacan Umarmaya'. 'Wawacan Barjah' mengisahkan perjuangan Raden Barjah mencapai kesempurnaan melalui laku tirakat, mengembara di berbagai negeri. Sementara 'Wawacan Umarmaya' berkaitan dengan Wawacan Amir Hamzah dan Lokayanti, dengan fokus pada peran Umarmaya. Manuskrip ini ditulis dalam bentuk puisi wawacan berbahasa Sunda menggunakan aksara Pegon. Terdiri dari 92 halaman dengan tinta hitam yang mulai memudar, naskah ini memiliki pupuh bervariasi, seperti Asmarandana pada teks pertama. Kondisi fisik naskah menunjukkan tanda-tanda usia, seperti kertas kecoklatan, robek, dan penjilidan yang longgar. Manuskrip ini diperkirakan berasal dari abad ke-20, tepatnya dari Rancah Ciamis. Naskah ini berasal dari Bapak Sanhuri-Solehuddin, yang tinggal di Kp. Kubang, Desa Cisontrol, Kec. Rancah, Kab. Ciamis, dan kini disimpan di EFEO Bandung.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Wawacan Ahmad Muhammad: Kisah Heroik dalam Balutan Syair Sunda

Manuskrip ini mengisahkan Wawacan Ahmad Muhammad, sebuah karya sastra Sunda berbentuk puisi yang ditulis dalam aksara Pegon. Naskah ini bercerita tentang keberanian dan perjuangan Ahmad Muhammad dalam menghadapi berbagai konflik dan peperangan. Mari selami lebih dalam isi dan detail fisik naskah kuno ini.

Wawacan Abunawas: Kisah Jenaka dari Banjaran Bandung Abad ke-19

Telusuri kisah jenaka Abunawas dalam manuskrip Wawacan Abunawas berbahasa Sunda. Naskah ini, ditulis dalam aksara Pegon, menceritakan berbagai episode kehidupan Abunawas, mulai dari pengangkatannya sebagai hakim hingga berbagai tipu dayanya yang cerdik. Temukan keunikan dan kearifan lokal dalam lembaran-lembaran kertas yang berasal dari Banjaran, Bandung.

Mengungkap Makna Mendalam Kitab Hakekat: Tasawuf Sunda-Jawa Abad ke-20

Telusuri warisan intelektual Sunda-Jawa melalui Kitab Hakekat, sebuah manuskrip abad ke-20 yang memuat ajaran tasawuf mendalam. Naskah ini membahas syariat, tarekat, hakekat, dan makrifat, berlandaskan pemahaman syahadat dan rukun Islam. Mari kita bedah lebih jauh isi dan asal-usul kitab ini.

Mantra Tani: Warisan Leluhur untuk Kesuburan Bumi

Telusuri kearifan lokal masyarakat Sunda dalam menjaga kesuburan padi melalui manuskrip Mantra Tani. Naskah kuno ini mengungkap ritual dan doa yang dipraktikkan untuk melindungi tanaman dari hama dan meningkatkan hasil panen. Mari kita selami lebih dalam isi dan sejarah naskah berharga ini.

Wawacan Mi'raj Nabi: Perjalanan Spiritual Rasulullah dalam Untaian Sunda

Manuskrip ini mengisahkan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha, sebuah perjalanan agung yang diabadikan dalam bentuk wawacan berbahasa Sunda. Dipandu oleh Malaikat Jibril, Nabi menerima perintah shalat wajib lima waktu dari Allah SWT. Mari selami lebih dalam isi dan detail naskah kuno ini.

Lokatmala Nyai Kentrung: Syair Kebaktian yang Menyentuh Hati

Manuskrip Lokatmala Nyai Kentrung menghadirkan untaian puisi yang memukau, memadukan bahasa Arba, Sunda, dan Melayu. Naskah ini berisi tentang kebaktian keagamaan, penebusan dosa, dan kenikmatan surga. Syair-syairnya mengalun indah dalam 12 metrum silabi, mengajak pembaca merenungkan makna hidup dan spiritualitas.

Kisah Suryamana dan Paku Emas: Jejak Islam dalam Wawacan Sunda, Jawa, dan Melayu

Telusuri khazanah manuskrip kuno yang memuat kisah-kisah Islam dalam bentuk wawacan. Manuskrip ini menghimpun 'Wawacan Suryamana', sejarah Nabi Muhammad SAW, dan 'Wawacan Paku Emas' yang berasal dari Betawi. Sebuah warisan budaya yang kaya akan nilai sejarah dan keagamaan.

Mi'raj Nabi: Kisah Perjalanan Spiritual dalam Wawacan Sunda

Telusuri kisah perjalanan agung Nabi Muhammad SAW dalam manuskrip Mi'raj Nabi. Ditulis dalam bahasa Sunda dengan aksara Pegon, naskah ini menggambarkan perjalanan spiritual Nabi ke langit, didampingi Malaikat Jibril, untuk menerima perintah shalat lima waktu. Sebuah warisan budaya yang memadukan nilai-nilai Islam dengan kearifan lokal.