Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Babad Cirebon

Menelusuri Jejak Sejarah Wali: Narasi Wawacan Babad Cirebon dalam Bahasa Sunda

Naskah Babad Cirebon ini mengisahkan sejarah para wali dalam bentuk puisi wawacan berbahasa Sunda. Ceritanya berujung pada kisah sayembara Nyi Panguragan yang berhadapan dengan Syekh Magelung. Naskah setebal 87 halaman ini ditulis dalam aksara Pegon menggunakan tinta hitam yang masih terbaca jelas. Teksnya terdiri dari 25 pupuh yang lengkap. Secara fisik, kertas naskah tampak kekuningan namun masih dalam kondisi baik, meski penjilidannya agak longgar. Naskah ini disalin oleh Junaedi pada tahun 1951 di Banjaran, Bandung. Asal naskah ini dari Kp. Ciamerang, Desa Cileutik, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung dan kini tersimpan di EFEO Bandung. Judul dalam teksnya adalah Sajarah Lampahing Perwali Kabeh, sedangkan di luar teks (sampul) tertulis Wawacan Sejarah Wali. Ukuran sampulnya 30 x 21,5 cm, halaman 29,5 x 21 cm, dan ukuran tulisannya 25,5 x 19,5 cm. Naskah ini merujuk pada teks berbahasa Jawa Cirebon, sebagaimana tertera dalam kutipan awal bismillah.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Mantra Tani: Warisan Leluhur untuk Kesuburan Bumi

Telusuri kearifan lokal masyarakat Sunda dalam menjaga kesuburan padi melalui manuskrip Mantra Tani. Naskah kuno ini mengungkap ritual dan doa yang dipraktikkan untuk melindungi tanaman dari hama dan meningkatkan hasil panen. Mari kita selami lebih dalam isi dan sejarah naskah berharga ini.

Menelusuri Jejak Sejarah Cirebon: Narasi Babad dari Tanah Girang

Manuskrip Babad Cirebon ini membuka tabir sejarah dan silsilah penguasa Cirebon, khususnya yang berpusat pada tokoh Susuhunan Jati, salah seorang Wali Sanga. Naskah ini memuat kisah-kisah penting yang didasarkan pada Purwaka Caruban Nagari dan Nagari Kerta Bhumi. Mari selami lebih dalam warisan budaya Cirebon yang tertuang dalam lembaran-lembaran kuno ini.

Menelusuri Jejak Sejarah Cirebon dalam Untaian Wawacan

Kisah epik Babad Cirebon hadir dalam bentuk puisi wawacan yang memikat. Manuskrip ini mengisahkan perjalanan Raden Walangsungsang dan Raden Warasantang, putra Prabu Siliwangi, dalam mencari ilmu agama Islam. Hingga berdirinya kekuasaan Islam di Cirebon oleh Syarif Hidayat atau Sunan Gunung Jati.

Menjelajahi Primbon Sunda: Ramalan, Catatan, dan Kearifan Lokal dari Bandung

Telusuri kearifan lokal dalam manuskrip Primbon berbahasa Sunda yang ditulis menggunakan aksara Pegon. Naskah ini berisi kumpulan pengetahuan tradisional, catatan pribadi, dan berbagai ramalan yang menarik. Mari kita ungkap lebih dalam isi dan sejarah naskah kuno ini.

Menelusuri Makna dalam 'Kitab Tahlil': Warisan Doa dan Tradisi dari Bandung

'Kitab Tahlil' adalah manuskrip yang menyimpan khazanah doa dan ayat Al-Qur'an untuk mendoakan arwah. Manuskrip ini menjadi saksi bisu tradisi keagamaan masyarakat Bandung. Mari kita selami lebih dalam isi dan detail fisik dari naskah kuno ini.

Mujarobat: Petuah Akhlak Sunda dari Bogor Tahun 1917

Temukan kebijaksanaan kuno dalam manuskrip Mujarobat, sebuah terjemahan/saduran teks Jawa ke dalam bahasa Sunda yang ditulis di Bogor pada tahun 1917. Naskah ini mengungkap ilmu akhlak melalui sawer, palintangan, doa-doa, dan ajaran kasampurnaan. Mari selami lebih dalam isi dan kondisi fisik naskah ini.

Ganten Wangi: Kisah Raja Mandrayana dan Para Pemenang Sayembara

Manuskrip kuno Ganten Wangi mengisahkan kesedihan seorang raja bernama Ganten Wangi dari Mandrayana yang mendambakan keturunan. Perjalanan membawanya bertemu dengan berbagai tokoh, termasuk begawan sakti dan seorang pemuda yang menyamar sebagai wanita cantik. Kisah ini penuh intrik, penyamaran, dan perjuangan untuk memenangkan hati.

Mengungkap Kearifan Lokal: Kitab Pangaosan Cianjur, Harmoni Sunda dan Arab

Telusuri warisan budaya Cianjur melalui manuskrip Kitab Pangaosan Cianjur, sebuah karya sastra yang memadukan keindahan bahasa Sunda dan kedalaman bahasa Arab. Naskah ini mengungkap konsep dan pandangan hidup masyarakat Cianjur yang tercermin dalam tiga aspek utama: mamaos, maen-po, dan ngaos.