
Manuskrip Sisindiran ini merupakan kumpulan puisi berbahasa Sunda beraksara Pegon yang berisi nasihat dan ajaran agama Islam. Istimewanya, pesan-pesan tersebut disampaikan melalui bentuk sisindiran, yang terbagi lagi menjadi paparikan, larakitan, dan wawangsalan, menghadirkan kombinasi antara pendidikan, nasihat, dan humor. Selain itu, ditemukan pula mantra-mantra seperti ajian dan asihan. Naskah setebal 12 halaman ini ditulis menggunakan tinta hitam di atas kertas Eropa dengan cap BESTPAPIER MUCH; G.E.R..C... Meskipun kertasnya sudah kusam dan sebagian robek, tulisan masih cukup jelas terbaca. Diperkirakan berasal dari Bandung pada abad ke-19, naskah ini dulunya milik Ibu Odah dari Kp. Mandala, Desa Sukajadi, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, dan kini tersimpan di EFEO Bandung. Naskah diawali dengan kalimat bismllah. tingtung-tingtung tutunggulan, gondong dikawihan, sejak leumpang ngitung umur, kemelendang di dunya geus ... dan diakhiri dengan ... ngeupeul daun kawung bakoaneun, cing kabita ku hayang udud.
Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.