Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Kitab Bayan

Menjelajahi Kitab Bayan: Untaian Hikmah dari Cirebon Abad ke-18

Manuskrip Kitab Bayan berisi uraian mendalam mengenai rukun Islam dan rukun Iman, lengkap dengan tata cara pelaksanaannya. Pembaca akan menemukan penjelasan rinci tentang rukun shalat, mulai dari cara berwudu, tayamum, hingga bacaan-bacaan yang menyertainya. Selain itu, naskah ini juga membahas tata cara bersuci dari hadas dan najis. Ditulis dalam bentuk puisi atau wawacan, Kitab Bayan menggunakan aksara Arab dan Pegon. Manuskrip setebal 71 halaman ini memiliki ukuran sampul 28 x 21,5 cm dan ukuran halaman 28 x 21,3 cm, dengan area tulisan seluas 21,5 x 17 cm. Naskah yang disimpan di EFEO Bandung ini berasal dari Bapak Wiranta di Kp. Leuwigadung, Desa Cikuda, Kec. Banjaran, Kab. Bandung. Kondisi fisik naskah menunjukkan usia yang sudah tua, dengan kertas kusam berwarna kecoklatan dan beberapa lembar awal yang rusak. Meskipun demikian, Kitab Bayan tetap menjadi sumber berharga untuk memahami khazanah keislaman dan kebudayaan Nusantara.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Kisah Cinta dan Perang: Wawacan Ahmad Muhamad dari Koleksi Snouck Hurgronje

Telusuri kisah epik Wawacan Ahmad Muhamad, sebuah manuskrip Sunda yang berasal dari koleksi Snouck Hurgronje. Naskah ini berisi cerita berbentuk puisi (tembang) tentang cinta, dendam, dan peperangan di tanah Mesir. Sebuah karya sastra yang kaya akan nilai sejarah dan budaya.

PRIMBON-MUJAROBAT: Warisan Ilmu Sunda dalam Wawacan Pegon

Telusuri khazanah pengetahuan Sunda melalui manuskrip PRIMBON-MUJAROBAT. Naskah kuno ini, ditulis dalam aksara Pegon dengan bahasa Sunda, mengungkap berbagai aspek kehidupan, mulai dari tuntunan keagamaan hingga ramalan tradisional. Mari kita selami lebih dalam isi dan rincian menarik dari manuskrip ini.

Bental Jemur: Kisah Ramalan dan Persahabatan dalam Wawacan Sunda

Telusuri kisah Bental Jemur, sebuah naskah wawacan berbahasa Sunda beraksara Pegon yang berasal dari Cijulang, Ciamis. Naskah ini menceritakan tentang ramalan, persahabatan, dan intrik kerajaan yang melibatkan tokoh-tokoh seperti Nabi Muhammad SAW, Amir Hamzah, dan Bental Jemur sendiri. Sebuah warisan budaya yang kaya akan nilai-nilai luhur.

Samaun: Kisah Heroik Pahlawan Islam dalam Wawacan Sunda

Manuskrip Wawacan Samaun mengisahkan kepahlawanan Samaun, seorang tokoh Islam yang gagah berani. Ia digambarkan berhasil melumpuhkan Abu Jahal dan pasukannya yang hendak membunuh Nabi Muhammad SAW. Naskah ini juga menceritakan pertempuran antara pasukan muslim melawan balatentara Raja Kibti.

Wawacan Budiman: Pertempuran Abadi Kebaikan Melawan Nafsu

Telusuri kisah abadi dalam Wawacan Budiman, sebuah karya sastra Sunda yang membandingkan kebaikan dan keburukan. Melalui tokoh Budiman dan Raja Nafsu, naskah ini menggambarkan perjuangan tanpa henti dalam diri manusia. Temukan senjata pamungkas untuk menaklukkan nafsu dan meraih kebahagiaan abadi.

Babad Bojonagara: Kisah Heroik dari Tanah Sunda

Manuskrip Babad Bojonagara mengisahkan tentang intrik kerajaan, peperangan, dan cinta di tanah Sunda. Ditulis dalam bentuk puisi wawacan dengan aksara Pegon, naskah ini membawa kita ke dalam dunia Raja Alim Dalem Gordah dari Bojonagara dan perjuangan putrinya, Dewi Bandungsari. Mari selami lebih dalam kisah epik ini dan temukan detail menarik yang tersembunyi di balik lembaran kertas kuno.

Wawacan Pua-pua Bermanasakti: Kisah Islamisasi di Tanah Sunda

Telusuri jejak islamisasi di Nusantara melalui Wawacan Pua-pua Bermanasakti. Manuskrip puisi berbahasa Sunda beraksara Pegon ini menyimpan kisah menarik yang berkaitan dengan Majapahit dan proses penyebaran agama Islam. Kondisi fisik naskah yang berasal dari Pangalengan, Bandung ini memperlihatkan usianya yang diperkirakan dari abad ke-20.

Kumpulan Doa: Untaian Ayat dan Harapan dari Pangalengan Abad ke-19

Temukan kedalaman spiritualitas dalam 'Kumpulan Doa', sebuah manuskrip kuno yang memadukan bahasa Arab dan Sunda. Berisi doa-doa pilihan dari Al-Qur'an, warisan ini menawarkan jendela ke dalam praktik keagamaan masyarakat Pangalengan, Bandung, pada abad ke-19. Naskah ini adalah bukti bisu tentang bagaimana nilai-nilai agama dihayati dan dilestarikan dari generasi ke generasi.