Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Ogin Amarsakti

Ogin Amarsakti: Kisah Heroik Putra Mahkota yang Dibuang

Naskah Ogin Amarsakti merupakan sebuah karya sastra berbentuk puisi wawacan berbahasa Sunda yang ditulis menggunakan aksara Pegon. Di dalamnya, terangkum kisah heroik seorang bayi laki-laki, putra Raja Mahrup dari negeri Madusari dan Nyi Lasmaya. Bayi tersebut dibuang oleh Nyi Nurhyat yang khawatir akan tahta kerajaan. Ironisnya, Raja Mahrup yang marah karena mengira Nyi Lasmaya melahirkan tiga ekor binatang (hasil sihir Nyi Nurhayat), turut membuang Nyi Lasmaya dan ketiga 'binatang' tersebut ke hutan. Bayi malang itu kemudian ditemukan oleh Raja Jin Antaboga dan diberi nama Amarsakti, serta berbagai nama lainnya. Setelah dewasa, Amarsakti mengetahui asal-usulnya dan dibekali ilmu kesaktian oleh Jin Antaboga. Ia pun berkelana, menemukan ibunya, dan membebaskan 'tiga ekor binatang' yang ternyata adalah manusia sakti. Kisah berakhir dengan kemenangan Amarsakti atas musuh-musuhnya, pengangkatannya sebagai Raja Mulkiah, dan bersatunya kembali Raja Mahrup dengan Nyi Lasmaya.

Manuskrip ini terdiri dari 279 halaman, dengan 276 halaman berisi tulisan dan 3 halaman kosong. Naskah ini terbagi atas 84 pupuh, diawali dengan pupuh Dangdanggula. Naskah disalin pada tahun 1932 di Bandung. Naskah ini berasal dari Lan Suryana yang tinggal di Kp. Empang Desa Ciapus, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung dan kini tersimpan di EFEO Bandung. Secara fisik, kertas naskah tampak agak kusam kekuning-kuningan, tetapi umumnya masih kokoh.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Kisah Samaun: Bayi Ajaib dalam Wawacan Sunda

Telusuri kisah Halid dan Siti Hunah yang mendambakan putra di tanah Arab. Keajaiban terjadi dengan lahirnya Samaun, seorang bayi yang mampu berbicara dan membawa hidayah Islam bagi orang tuanya. Simak narasi lengkapnya dalam Wawacan Samaun.

Kisah Cinta dan Perebutan Kekuasaan dalam Wawacan Angling Sari

Wawacan Angling Sari, sebuah manuskrip Sunda beraksara Pegon, mengisahkan tentang intrik kerajaan, cinta terlarang, dan perebutan kekuasaan. Naskah puisi ini ditulis pada tahun 1970 oleh Ibu Wahir di Banjaran, Bandung, dan kini tersimpan di EFEO Bandung. Kisah ini membawa kita ke negeri Pulung Kancana dan Puloseta, tempat Angling Sari berjuang merebut kembali haknya.

Menelusuri Jejak Sejarah Cirebon: Narasi Babad dari Tanah Girang

Manuskrip Babad Cirebon ini membuka tabir sejarah dan silsilah penguasa Cirebon, khususnya yang berpusat pada tokoh Susuhunan Jati, salah seorang Wali Sanga. Naskah ini memuat kisah-kisah penting yang didasarkan pada Purwaka Caruban Nagari dan Nagari Kerta Bhumi. Mari selami lebih dalam warisan budaya Cirebon yang tertuang dalam lembaran-lembaran kuno ini.

Menjelajahi Kitab Tarekat: Ajaran Tasawuf dari Leles Garut

Temukan intisari ajaran tasawuf dalam manuskrip kuno 'Kitab Tarekat'. Ditulis dalam bahasa Sunda dan Jawa dengan aksara Pegon, naskah ini mengungkap perjalanan spiritual manusia, mulai dari alam kubur hingga pemahaman mendalam tentang syahadat dan rukun Islam. Sebuah warisan berharga dari abad ke-20 yang berasal dari Leles, Garut.

Kisah Heroik Darmatmaja: Wawacan Raja Darma dari Hindustan

Terperangkap dalam intrik perebutan kekuasaan, Wawacan Raja Darma mengisahkan Darmatmaja, raja Hindustan yang budiman. Serangan mendadak dari Raja Sura Sakti membawanya pada penangkapan, namun takdir berkata lain. Pemberontakan rakyat dan pembebasan Darmatmaja membuka lembaran baru bagi Hindustan.

Sumpena: Kisah yang Terkoyak Waktu, Jejak Tarekat di Bandung

Telusuri fragmen kisah Sumpena Kanagan, tokoh yang riwayatnya terukir dalam lembaran naskah kuno. Manuskrip ini, ditulis dalam bahasa Sunda beraksara Pegon, menyimpan bagian penting dari perjalanan hidup Sumpena dan diakhiri dengan terjemahan tarekat dari bahasa Jawa. Sayangnya, waktu telah mengikis sebagian besar naskah ini, meninggalkan teka-teki bagi kita untuk dipecahkan.

Abunawas: Kisah Jenaka dari Banjaran Bandung dalam Wawacan Sunda

Telusuri kisah jenaka Abunawas, tokoh cerdik yang menghiasi istana Bagdad dalam manuskrip Sunda abad ke-19. Wawacan ini, ditulis dalam aksara Pegon dan Latin, menceritakan petualangan unik Abunawas, dari menjadi pejabat penting hingga menipu raja. Sebuah adaptasi menarik dari cerita Parsi yang diwarnai dengan nuansa siar Islam.

Kumpulan Doa: Warisan Naskah Pegon Abad ke-18 dari Cirebon

Temukan keindahan dan kearifan lokal dalam naskah kuno "Kumpulan Doa", sebuah warisan berharga dari abad ke-18 Cirebon. Manuskrip ini berisi beragam doa, tuntunan ibadah, hingga cerita-cerita bernafaskan Islam yang ditulis dalam aksara Pegon.