Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Nagara Kretabhumi

Nagara Kretabhumi: Mengungkap Sejarah Nusantara di Awal Peradaban

Naskah Nagara Kretabhumi (Parwa I, Sargah I) menguraikan secara detail keadaan penduduk Nusantara sejak masa prasejarah hingga awal sejarah. Di dalamnya, diungkapkan berbagai macam penduduk yang mendiami kepulauan ini, mata pencaharian mereka, tempat-tempat yang menjadi daerah pemukiman, dan kepercayaan yang dianut. Dikemukakan pula gelombang bangsa-bangsa dari daratan Asia yang datang ke kepulauan Nusantara. Salah satunya adalah bangsa dari negeri Bharata yang datang dan menetap di Jawa Barat, menyebarkan agama Trimurtiswara dan mendirikan kerajaan bernama Salakanagara dengan ibukota di Rajatapura. Kerajaan ini didirikan oleh Dewawarman dan diperintah oleh delapan raja. Salah satu putera Dewawarman ke-8, Aswawarman, menikahi puteri dari Bakulapura dan menetap di sana. Puteri tersebut adalah putera Sang Kudungga, seorang penghulu masyarakat setempat. Selanjutnya, di Jawa Barat didirikan kerajaan Tarumanagara oleh Sang Maharsi Jayasinghawarman atau Sang Rajadhirajaguru dengan kota di Jayasinghapura. Ia menikahi puteri Dewawarman ke-8. Kerajaan Tarumanagara berkembang menggantikan kerajaan Salakanagara, dengan salah satu raja terbesarnya adalah Maharaja Purnawarman yang memerintah selama 39 tahun (317-356 Saka atau 395-434 Masehi). Karangan ini diakhiri dengan menuturkan Kerajaan Galuh dan disebutkan rajanya antara lain Rahiyang Mandiminyak, Sang Senna, Sang Purbasora, dan Sang Sanjaya. Manuskrip ini selesai disusun pada tahun 1640 Saka atau 1719 Masehi oleh Pangeran Wangsakerta, dibantu oleh Raksanagara, Purbanagara, Anggadiraksa, Anggaraksa, Anggadiprana, Singanagara dan Nayapati. Naskah ini berasal dari pembelian tanggal 28 Desember 1977 dan saat ini disimpan di Museum Negeri Jakarta. Ukurannya adalah 25 x 37 cm (16,5 x 26,5 cm), dengan tebal 166 halaman. Ditulis dalam huruf dan bahasa Jawa-Cirebon berbentuk prosa.

Sumber: Ekadjati, Edi S. (1988). Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.

Manuskrip Lainnya


Babad Umarmaya: Kisah Heroik dalam Balutan Wawacan Jawa-Sunda

Telusuri kisah kepahlawanan Umarmaya dalam manuskrip kuno yang memadukan keindahan bahasa Jawa dan Sunda. Tersimpan di EFEO Bandung, naskah ini menawarkan jendela unik ke dalam budaya dan tradisi masyarakat Pasirjambu, Bandung pada awal abad ke-20. Temukan pesona puisi wawacan dan kekuatan mantra dalam satu jilid.

Kisah Dipati Ukur dalam Manuskrip Mangle Arum: Pemberontakan dan Pelarian

Manuskrip Mangle Arum mengisahkan cerita tentang Dipati Ukur, seorang tokoh penting yang berasal dari Jambukarang, Banyumas. Dibuang ke Ukur oleh Raja Mataram, Sutawijaya, ia kemudian menjadi bupati dan berani melawan kekuasaan Mataram. Simak narasi lengkapnya tentang tokoh ini dalam manuskrip kuno.

Kisah Sakti Pua-pua: Menjelajahi Wawacan Misterius dari Bandung

Temukan kisah Pua-pua Bermanasakti dalam manuskrip wawacan berbahasa Sunda yang penuh teka-teki. Naskah ini diperkirakan berasal dari awal abad ke-20 di Bandung. Meskipun kondisinya kurang baik, cerita dan sejarahnya masih bisa ditelusuri.

Wawacan Samaun: Kisah Heroik Pahlawan Islam dari Banjaran Bandung

Telusuri kisah kepahlawanan Samaun, seorang tokoh Islam yang gagah berani membela Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama Islam di tanah Arab. Manuskrip Wawacan Samaun ini ditulis dalam bahasa Sunda menggunakan aksara Pegon, menawarkan jendela ke khazanah sastra dan sejarah lokal Banjaran, Bandung.

Doa Selamat Bertani: Warisan Kearifan Lokal dari Banjaran Bandung

Naskah kuno Doa Selamat Bertani ini menyimpan kearifan lokal masyarakat agraris dalam mengelola padi. Berisi doa-doa yang dipanjatkan dari mulai penyemaian hingga panen, naskah ini menjadi saksi bisu harapan petani agar hasil panen terhindar dari hama dan membawa berkah.

Menelusuri 'Carita Suluk': Kisah Tasawuf dalam Gubahan Sunda Pegon dari Ciamis

Naskah Carita Suluk adalah warisan berharga yang ditulis dalam bahasa Sunda dengan aksara Pegon. Manuskrip ini, yang berasal dari Ciamis abad ke-20, berisi ajaran tasawuf mendalam. Mari kita selami lebih dalam isi dan konteks naskah kuno ini.

Tarekat: Ilmu Wasiat Syekh Solih dan Ramalan Ratu Adil dari Cirebon

Naskah kuno ini mengungkap ramalan tentang Tanah Jawa menjelang kedatangan Ratu Adil yang akan membawa kemakmuran. Disusun dengan konsep Jabariyah-Qodariyah, naskah ini diperuntukkan bagi para penguasa di Tanah Jawa. Mari selami lebih dalam isi dan detail metadata naskah ini.

Sulanjana: Kisah Asal-Usul Padi di Pajajaran dalam Wawacan Sunda

Telusuri kisah Sulanjana, sebuah wawacan Sunda yang mengungkap asal-usul padi di Pajajaran. Naskah ini menceritakan perjalanan dari Nabi Adam hingga Prabu Siliwangi, serta perjuangan melawan hama yang mengancam tanaman padi. Temukan bagaimana Sulanjana dan saudara-saudaranya menyelamatkan panen dan menjaga keberlangsungan hidup masyarakat.