Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Pandita Sawang

Pandita Sawang (Waruga Alam): Kisah Suluk dan Ajaran Keislaman dari Bandung

Naskah Pandita Sawang (Waruga Alam), yang juga dikenal dengan judul Wawacan Waruga Alam pada sampulnya, adalah sebuah karya sastra Sunda berbentuk puisi wawacan. Naskah ini berisi cerita suluk yang mengupas pemahaman ajaran keislaman melalui tasawuf. Dikisahkan Kiyai Sawang, seorang ahli kebatinan, memberikan pesan kepada putranya, Bagus Hayat, tentang asal-usul manusia, alam, sifat-sifat Allah, serta ciri-ciri kedewasaan. Dialog antara Kiyai Sawang dan Pandita Hamid (Waruga Alam) membahas kehidupan alam kubur dan Nur (cahaya). Naskah ini, yang diperkirakan berasal dari abad ke-20 di Sukasari, Bandung, ditulis dalam aksara Latin dengan bahasa Sunda. Terdiri dari 314 halaman kertas dengan tinta hitam, naskah ini memuat 37 pupuh, diawali dengan Dangdanggula. Kondisi fisik naskah menunjukkan tanda-tanda usia, seperti kertas yang lapuk dan noda air, serta beberapa halaman akhir yang hilang. Naskah ini berasal dari Bapak H. Ruhiyat dan saat ini disimpan di EFEO Bandung.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Mengenal Tarekat Tauhid: Manuskrip Abad ke-18 dari Cirebon

Telusuri kedalaman spiritualitas Islam melalui manuskrip kuno "Tarekat (Tauhid)". Naskah ini, ditulis dalam bahasa Arab dan Jawa, mengungkap pemahaman mendalam tentang tauhid, tafsir ayat, dan konsep keislaman. Disimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon, manuskrip ini menawarkan wawasan unik tentang Tarekat Syatariyah dan Martabat Tujuh.

Menelusuri Jejak Kerajaan Nusantara dalam Pustaka Rajya-Rajya

Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara adalah manuskrip kuno yang menyimpan riwayat kerajaan-kerajaan di Nusantara. Naskah ini ditulis dalam bahasa Jawa Cirebon menggunakan aksara Cacarakan. Mari kita selami lebih dalam metadata dan kisah di balik manuskrip bersejarah ini.

Dialog Spiritual: Wawacan Suluk dan Pencarian Hakikat Hidup

Telusuri kearifan lokal Sunda melalui Wawacan Suluk, sebuah manuskrip puisi yang mengungkap dialog mendalam antara dua pendeta bersaudara. Naskah ini mengajak kita merenungkan asal-usul kehidupan dan perjalanan spiritual manusia melalui tujuh alam yang berbeda. Sebuah warisan berharga dari Museum Prabu Geus Ulun Sumedang.

Wawacan Paras Adam: Kisah Tasawuf dalam Syair Sunda

Manuskrip Wawacan Paras Adam adalah sebuah karya sastra Sunda berbentuk puisi wawacan yang berisi uraian ajaran tasawuf. Naskah ini membahas konsep-konsep penting seperti syariat, tarekat, hakikat, makrifat, dan lainnya melalui simbol-simbol tertentu. Mari kita selami lebih dalam mengenai naskah ini.

Wawacan Umar Basah: Kisah Cinta dan Pengkhianatan dari Bandung

Manuskrip Wawacan Umar Basah, ditulis dalam aksara Pegon berbahasa Sunda, mengisahkan lika-liku kehidupan Umar Basah. Dari menyembuhkan putri raja hingga menghadapi pengkhianatan, naskah ini menawarkan gambaran menarik tentang nilai-nilai dan budaya masyarakat Sunda. Mari selami kisah lengkapnya!

Menjelajahi Kumpulan Doa Abad ke-19: Warisan Spiritual dari Bandung

Telusuri khazanah spiritual abad ke-19 melalui manuskrip "Kumpulan Doa", sebuah kompilasi doa dan wirid dalam bahasa Sunda, Jawa, dan Arab. Naskah ini memberikan panduan salat wajib dan sunah, mencerminkan praktik keagamaan masyarakat Bandung pada masa itu. Meskipun kondisinya tidak utuh, manuskrip ini menawarkan wawasan berharga tentang kehidupan beragama di masa lampau.

Wawacan Damarwulan: Kisah Heroik dari Majapahit dalam Gubahan Sunda

Naskah Wawacan Damarwulan mengisahkan epos kepahlawanan dari zaman Majapahit dalam bentuk puisi Sunda. Ditulis dalam aksara Pegon di atas kertas lokal, naskah ini menyimpan cerita tentang intrik kerajaan, cinta, dan peperangan. Mari selami lebih dalam kisah Damarwulan melalui deskripsi berikut ini.

Suluk Wujud Urang: Syair Sunda tentang Hakekat Kehidupan

Telusuri kearifan lokal Sunda dalam manuskrip Suluk Wujud Urang. Naskah ini berisi nasihat-nasihat tentang hakekat kehidupan manusia, baik secara nyata maupun simbolik. Manusia diajak untuk mengendalikan hawa nafsu, beriman kepada Allah SWT, serta berpegang teguh pada rukun Islam dan rukun Iman.