Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Ratna Ningrum

Ratna Ningrum (Suryaningrat): Kisah Heroik Penyebaran Islam dalam Wawacan Sunda

Manuskrip Ratna Ningrum (Suryaningrat) adalah sebuah karya sastra berbentuk puisi wawacan berbahasa Sunda yang ditulis menggunakan aksara Pegon. Naskah ini menceritakan tentang siar Islam, dengan tokoh Ratna Ningrum yang memiliki peranan lebih besar dari suaminya, Suryaningrat, dalam menaklukkan raja-raja kafir dan mengajak mereka masuk Islam. Manuskrip ini terdiri dari 241 halaman yang ditulis di atas kertas dengan tinta hitam yang agak kusam. Sayangnya, beberapa halaman hilang dan kondisi fisik kertas sudah kusam kecoklatan, serta penjilidan yang kurang baik. Teks ini terbagi ke dalam 59 pupuh. Ditulis pada abad ke-20, kemungkinan di daerah Sumedang, manuskrip ini berasal dari Aki Dasam-Winarma yang tinggal di Kp. Cisahang, Desa Cimara, Kec. Cimalaka, Kab. Ciamis. Saat ini, naskah ini tersimpan di EFEO Bandung. Bagian awal teks dimulai dengan kalimat 'ta uang emas geus dibagi sadayana, raden patih enggeus mundur, geus sumping ... (h. 1)' dan diakhiri dengan kalimat '... jeung pat (...) punggawa. nu ngiring takluk ka gusti, geus sumping ka pasanggarahan, sadaya pada (...; h. 256)'.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Suluk Gandasari: Kisah Mistis dari Banjaran Bandung

Telusuri ajaran tasawuf yang tersembunyi dalam Suluk Gandasari. Manuskrip berbahasa Sunda ini mengisahkan perjalanan spiritual Ki Ganda dan Ki Sari dalam memahami dua kalimat syahadat. Simbolisme mendalam dan kearifan lokal Banjaran Bandung menanti untuk diungkap.

Menjelajahi Samudra Spiritual: Kitab Tarekat dari Bandung

Temukan esensi ajaran tasawuf dalam 'Kitab Tarekat', sebuah manuskrip kuno dari Bandung. Naskah ini mengungkap pemahaman mendalam tentang tauhid dan Rukun Islam. Warisan spiritual yang kaya dari abad ke-20.

Keagungan Siti Fatimah dalam Manuskrip 'Sahadat Fatimah': Jejak Sejarah Cianjur

Manuskrip 'Sahadat Fatimah' adalah sebuah dokumen ringkas yang mengagungkan Siti Fatimah, putri Nabi Muhammad SAW. Ditulis dalam bahasa Sunda dan Jawa dengan aksara Pegon, naskah ini memberikan pernyataan tentang kemuliaan Siti Fatimah. Mari selami lebih dalam tentang asal-usul dan isinya.

Menelusuri Silsilah Talaga: Kisah Para Leluhur dalam Manuskrip Kuno

Manuskrip Sajarah Talaga membawa kita dalam perjalanan sejarah dan silsilah para leluhur Talaga. Ditulis dalam bahasa Sunda menggunakan aksara Latin, naskah ini menyimpan kisah Sunan Talaga Manggung hingga pernikahan putrinya. Mari selami lebih dalam isi dan detail menarik dari manuskrip ini.

Kitab Fiqih: Warisan Ilmu Fiqih Sunda-Arab dari Cianjur

Telusuri khazanah intelektual Islam Nusantara melalui manuskrip kuno 'Kitab Fiqih'. Naskah ini, ditulis dalam bahasa Sunda-Arab dengan aksara Arab-Pegon, mengungkap ajaran fiqih klasik yang meliputi berbagai aspek kehidupan seorang Muslim. Mari kita selami lebih dalam isi dan sejarah naskah berharga ini.

Wawacan Paku Alam: Kisah Bermana Sakti dari Majapahit

Telusuri kisah Bermana Sakti yang berlatar di Jawa Tengah dan Jawa Timur melalui Wawacan Paku Alam. Manuskrip berbahasa Sunda beraksara Pegon ini menyimpan cerita pengangkatan Bermana Sakti sebagai Prabu Anom Majapahit. Diperkirakan saduran dari naskah Jawa abad ke-20, naskah ini menawarkan perspektif unik tentang sejarah dan budaya.

Mengungkap Makna Mendalam Kitab Hakekat: Tasawuf Sunda-Jawa Abad ke-20

Telusuri warisan intelektual Sunda-Jawa melalui Kitab Hakekat, sebuah manuskrip abad ke-20 yang memuat ajaran tasawuf mendalam. Naskah ini membahas syariat, tarekat, hakekat, dan makrifat, berlandaskan pemahaman syahadat dan rukun Islam. Mari kita bedah lebih jauh isi dan asal-usul kitab ini.

Gandasari: Kisah Pengembaraan Penuh Hikmah dalam Wawacan Sunda

Manuskrip Gandasari adalah sebuah karya sastra Sunda berbentuk puisi wawacan yang mengisahkan tentang perjalanan spiritual dan ujian kesetiaan. Kisah ini mengikuti pengembaraan dua saudara, Gandasari dan Jagatrasa, dalam mencari jati diri dan menghadapi cobaan hidup. Naskah ini menawarkan wawasan tentang nilai-nilai budaya dan kepercayaan masyarakat Sunda pada abad ke-19.