Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Doa Mantra

Kumpulan Doa dan Mantra: Warisan Spiritual dari Bandung

Manuskrip "Kumpulan Doa dan Mantra" adalah khazanah spiritual yang berisi doa-doa, mantra, amalan asihan, dan ajaran tasawuf yang kaya akan simbolisme. Naskah ini ditulis dalam bahasa Sunda dan Jawa menggunakan aksara Pegon. Berbentuk puisi dan prosa, manuskrip ini terdiri dari 36 halaman yang ditulis dengan tinta hitam di atas kertas buatan lokal yang kini tampak kekuning-kuningan. Ukuran halamannya adalah 16 x 10 cm dengan area tulisan 13 x 7,5 cm.

Naskah ini disalin oleh Muhammad pada abad ke-20 di Bandung. Asalnya dari Ibu Asmara di Kp. Curug, Desa Cimaung, Kec. Dago Utara, Kab. Bandung. Saat ini, naskah tersebut disimpan di EFEO Bandung. Meskipun beberapa bagian teks hilang atau rusak, kutipan seperti "rasa kang dadi cahaya, reka cahaya sarining hurip sajagat kaheh" dan "awangun bubu banyu anapo ( ... ) de jasad iku kumpuling patang perkara" masih dapat ditemukan. Naskah ini berfungsi sebagai perlindungan dari gangguan atau guna-guna.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Babad Cirebon: Kisah Para Wali dan Raja Tanah Jawa

Telusuri kisah penyebaran Islam dan legenda para raja Jawa dalam manuskrip Babad Cirebon. Naskah ini mengungkap silsilah wali, adat istiadat, hingga konflik kerajaan. Sebuah catatan penting tentang sejarah dan budaya Cirebon dan sekitarnya.

Abunawas: Kisah Jenaka dari Banjaran Bandung dalam Wawacan Sunda

Telusuri kisah jenaka Abunawas, tokoh cerdik yang menghiasi istana Bagdad dalam manuskrip Sunda abad ke-19. Wawacan ini, ditulis dalam aksara Pegon dan Latin, menceritakan petualangan unik Abunawas, dari menjadi pejabat penting hingga menipu raja. Sebuah adaptasi menarik dari cerita Parsi yang diwarnai dengan nuansa siar Islam.

PRIMBON-MUJAROBAT: Warisan Ilmu Sunda dalam Wawacan Pegon

Telusuri khazanah pengetahuan Sunda melalui manuskrip PRIMBON-MUJAROBAT. Naskah kuno ini, ditulis dalam aksara Pegon dengan bahasa Sunda, mengungkap berbagai aspek kehidupan, mulai dari tuntunan keagamaan hingga ramalan tradisional. Mari kita selami lebih dalam isi dan rincian menarik dari manuskrip ini.

Rangga Aruman: Kisah Putra Raja yang Hilang dari Tanah Sunda

Manuskrip Rangga Aruman adalah khazanah sastra Sunda berbentuk puisi wawacan yang mengisahkan perjalanan hidup seorang putra raja. Ditulis dengan aksara Cacarakan, naskah ini menawarkan jendela ke budaya dan tradisi masyarakat Sunda pada abad ke-19. Mari selami lebih dalam kisah dan detail fisik naskah ini.

Suluk Cirebon: Untaian Mistik dari Arya Bratadiwijaya

Temukan kedalaman spiritualitas dalam Suluk Cirebon, sebuah manuskrip kuno yang berisi puisi dan kidung mistik. Naskah ini menyimpan 41 buah suluk yang kaya akan makna, beberapa di antaranya dikaitkan dengan Sultan Adiwijaya dari Cirebon dan penghulu Abdul Kahar. Sebuah warisan berharga yang menanti untuk diungkap.

Mujarobat: Doa dan Primbon dari Sukabumi Abad ke-19

Temukan warisan spiritual dalam manuskrip Mujarobat, sebuah karya abad ke-19 dari Sukabumi yang memadukan ajaran Islam dengan tradisi lokal. Naskah ini berisi jampe sirep, doa tolak bala, perhitungan hari baik, hingga doa-doa untuk berbagai keperluan seperti melayat jenazah dan aqiqah. Sebuah jendela menuju praktik keagamaan masyarakat Sunda di masa lalu.

Ogin Amar Sakti: Kisah Putra Permaisuri dari Banjaran Bandung

Telusuri kisah Ogin Amar Sakti, seorang putra permaisuri yang difitnah dan terusir dari istana. Wawacan berbahasa Sunda beraksara Pegon ini mengungkap intrik kerajaan, kejahatan yang terungkap, dan kemenangan kebenaran. Manuskrip ini menawarkan jendela ke dalam budaya dan sastra Sunda pada abad ke-20.

Menelusuri Jejak Sejarah Wali: Narasi Wawacan Babad Cirebon dalam Bahasa Sunda

Telusuri kisah Babad Cirebon dalam bentuk wawacan, sebuah puisi tradisional Sunda yang memikat. Manuskrip ini membawa kita dalam perjalanan sejarah para wali, dengan fokus pada peristiwa sayembara Nyi Panguragan dan pertemuannya dengan Syekh Magelung. Naskah ini merupakan versi ringkas yang kaya akan nilai sejarah dan budaya.