Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Ahmad Muhammad

Kisah Ahmad Muhammad: Wawacan Sunda dari Pangalengan

Manuskrip ini berisi wawacan yang mengisahkan kehidupan Ahmad dan Muhammad, dua tokoh bersaudara yang dianggap suci. Mereka adalah putra Raja Jemur di negeri Habsah. Setelah kematian ayah mereka, keduanya mengalami masa sulit akibat perebutan kekuasaan. Kisah ini berujung pada kebijaksanaan mereka dan pengakuan sebagai penguasa di Kerajaan Mesir. Naskah ini ditulis dalam bahasa Sunda menggunakan aksara Pegon dan berbentuk puisi wawacan. Manuskrip setebal 168 halaman ini tertulis pada kertas yang mulai menguning, namun secara umum masih dalam kondisi baik. Salinan ini dibuat antara tahun 1957-1960 di Pangalengan, Bandung. Naskah ini terdiri dari 46 pupuh, diawali dengan pupuh Asmarandana. Sayangnya, sebagian akhir teks hilang. Manuskrip ini berasal dari Mamah, Kp. Lamajang, Desa Cikondang, Kec. Pangalengan, Kab. Bandung dan kini disimpan di EFEO Bandung.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Kanda: Menelusuri Sejarah Kerajaan Jawa yang Penuh Teka-Teki

Manuskrip Kanda membawa kita dalam perjalanan membingungkan menelusuri sejarah kerajaan Jawa. Mulai dari silsilah mitos raja-raja hingga berdirinya kota Batavia, naskah ini menyajikan narasi kompleks yang menghubungkan masa lalu dan masa kini. Mari selami lebih dalam isi dan detail menarik dari manuskrip ini.

Kisah Adipati Wira Tanu Datar: Bupati Cianjur yang Kontroversial

Telusuri kisah Adipati Wira Tanu Datar, seorang bupati Cianjur yang memerintah pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Manuskrip ini mengungkap dinamika kepemimpinan dan intrik keluarga yang mewarnai pemerintahan Cianjur pada masa itu. Sebuah catatan sejarah yang menarik dari Perpustakaan Universitas Leiden.

Menjelajahi Pelajaran Agama Islam: Naskah Sunda-Arab dari Banjaran Bandung

Temukan intisari ajaran Islam dalam manuskrip kuno "Pelajaran Agama Islam". Naskah ini, ditulis dalam bahasa Sunda dan Arab menggunakan aksara Pegon dan Arab, menawarkan wawasan tentang tauhid, fiqih, dan aspek penting lainnya dari agama Islam. Sebuah jendela ke pemahaman keagamaan masyarakat Banjaran Bandung pada abad ke-20.

Kumpulan Doa: Untaian Shalawat dan Munajat dari Abad ke-19 Bandung

Temukan khazanah spiritual dalam manuskrip "Kumpulan Doa", himpunan doa-doa berbahasa Arab, Sunda, dan Jawa yang ditulis dalam aksara Arab dan Pegon. Naskah ini menawarkan perspektif unik tentang praktik keagamaan masyarakat Bandung pada abad ke-19. Mari selami lebih dalam isi dan sejarah naskah kuno ini.

Kisah Tragis Apundiyanjung: Dongeng Raja Keling

Manuskrip ini mengisahkan drama keluarga kerajaan Raja Keling. Berfokus pada intrik dan ketidakadilan yang menimpa Apundiyanjung, salah satu istrinya. Sebuah cerita klasik tentang kebenaran yang terungkap dan keadilan yang ditegakkan.

Meramal Nasib dengan Palintangan: Warisan Naskah Sunda dari Bandung

Telusuri lembaran naskah kuno Palintangan yang mengungkap tradisi ramalan nasib dalam budaya Sunda. Naskah berbahasa Sunda beraksara Pegon ini menawarkan panduan perhitungan tradisional untuk menentukan hari baik dan buruk. Mari kita selami lebih dalam isi dan asal-usul naskah yang menarik ini.

Kisah Samaun: Bayi Ajaib dalam Wawacan Sunda

Telusuri kisah Halid dan Siti Hunah yang mendambakan putra di tanah Arab. Keajaiban terjadi dengan lahirnya Samaun, seorang bayi yang mampu berbicara dan membawa hidayah Islam bagi orang tuanya. Simak narasi lengkapnya dalam Wawacan Samaun.

Menjelajahi Mikrofilm Sunda Kuna: Jejak Holle di Leiden

Telusuri jejak naskah kuno Sunda melalui koleksi mikrofilm Perpustakaan Universitas Leiden. Mikrofilm ini merekam Lontar KBG no. 630 yang berisi tulisan Holle. Kondisi negatif yang kurang baik tak menghalangi kita untuk menggali informasi berharga dari lembaran-lembaran yang termuat.