Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Layang Syekh

Layang Syekh Abdul Qadir Jaelani: Kisah Sang Wali Kutub dalam Wawacan

Manuskrip ini berisi kisah lengkap kehidupan Syekh Abdul Qadir Jaelani, yang diriwayatkan dalam bentuk wawacan atau puisi tradisional Sunda. Naskah yang berjudul 'Layang Syekh Abdul Qadir Jaelani' ini ditulis dalam bahasa Sunda-Arab menggunakan aksara Pegon-Arab. Secara fisik, naskah ini terdiri dari 173 halaman yang ditulis dengan tinta hitam pekat dan biru. Meskipun kertasnya tampak kecoklatan, kondisinya secara umum masih baik. Naskah ini disalin pada tahun 15 Hapit, atau 1325 Hijriah/1908 Masehi di Bandung. Naskah ini berasal dari Bapak Emen yang beralamat di Kp. Ciburuy, Desa Baros, Kec. Pameungpeuk, Kab. Bandung dan kini disimpan di EFEO Bandung. Teks diawali dengan doa, seperti tampak pada kutipan berikut punika doa syekh Abdul Qadir jaylani. ta ’udz. bismillah. al-kutubirrabaniyyina assamada... (h. 1). Ukuran sampul dan halamannya adalah 33 x 21 cm, sementara ukuran tulisannya 30,5 x 19,5 cm.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Menjelajahi Wawacan Surya Kombara dan Wawacan Jakah: Kisah Raja dan Rakyat Jelata dalam Tembang Sunda

Temukan pesona dua karya sastra Sunda klasik, Wawacan Surya Kombara dan Wawacan Jakah, yang tersimpan rapi dalam koleksi Snouck Hurgronje. Naskah ini menghadirkan kisah epik raja dari Buldansah dan cerita rakyat tentang seorang pemuda cerdik yang menjadi raja. Mari selami nilai-nilai budaya dan sejarah yang terukir dalam tembang-tembang indah ini.

Sumpena: Kisah Heroik Raden dari Tanah Sunda

Telusuri kisah kepahlawanan Raden Sumpena dalam manuskrip kuno berbahasa Sunda beraksara Pegon. Naskah ini mengisahkan perjalanan hidupnya, mulai dari bayi yang ditemukan hanyut hingga menjadi raja yang adil dan berani. Simak ringkasan cerita dan detail menarik dari manuskrip berusia abad ke-19 ini.

Wawacan Suryaningrat: Kisah Heroik dari Banjaran Bandung

Telusuri kisah kepahlawanan dan intrik kekuasaan dalam Wawacan Suryaningrat, sebuah manuskrip Sunda yang ditulis dalam aksara Pegon. Naskah ini mengisahkan pertempuran sengit antara kerajaan-kerajaan di negeri Erum dan Tanjungbiru, berfokus pada tokoh Raja Madayin Suryakanta dan Jaka Umbara. Simak narasi lengkapnya!

Kisah Raja Makbul: Perebutan Tahta dan Bangkitnya Keturunan Raja

Telusuri kisah Raja Makbul dari Kuta Wangsana, yang setelah wafatnya memicu intrik perebutan kekuasaan. Anak-anaknya, Dewi Kasiyan dan Jaya Pitenah, terpaksa menjalani kehidupan yang berbeda. Bagaimana kelanjutan garis keturunan raja ini dan siapa yang akhirnya berhak atas tahta?

Babad Godog: Kisah Kean Santang Mengislamkan Tanah Jawa

Manuskrip Babad Godog dalam bahasa Sunda ini mengisahkan perjalanan spiritual Kean Santang, seorang senapati Pajajaran yang gagah berani. Dari menantang Bagenda Ali di Mekah hingga akhirnya memeluk Islam dan ditugaskan mengislamkan Pulau Jawa, naskah ini menyimpan cerita menarik tentang penyebaran agama Islam di tanah Sunda. Mari kita telusuri lebih dalam isi dan rincian manuskrip ini.

Wawacan Suryakanta: Kisah Pilu Putra Raja Suryaningrat yang Diculik Jin

Manuskrip ini mengisahkan cerita Wawacan Suryakanta, seorang putra Raja Suryaningrat yang hilang diculik jin. Konflik pun muncul di antara kedua istri raja, Ningrum dan Jembawati, yang berujung pada tuduhan palsu dan nasib buruk bagi Ningrum. Simak selengkapnya dalam narasi berikut.

Menelisik Rarakatan Sembahyang: Tuntunan Shalat Abad ke-19 dari Pangalengan

Temukan naskah kuno "Rarakatan Sembahyang," sebuah panduan shalat fardhu dan sunnah yang ditulis pada abad ke-19. Naskah ini, yang menggabungkan bahasa Sunda dan Jawa dalam aksara Pegon, menawarkan wawasan unik tentang praktik keagamaan di wilayah Pangalengan, Bandung pada masa lampau.

Menjelajahi Tarekat: Ajaran Tatakrama Keislaman Abad ke-19 dari Sumedang

Telusuri ajaran tasawuf abad ke-19 melalui manuskrip "Tarekat", sebuah naskah yang membahas tatakrama keislaman dengan fokus pada pendalaman rukun Islam melalui pemahaman kalimat syahadat. Naskah ini menguraikan konsep syareat, tarekat, hakekat, dan marifat dalam pencarian "insan kamil", menekankan pentingnya dzikir setelah shalat fardu. Temukan warisan intelektual Kiyangroke, Sumedang, yang kini tersimpan di EFEO Bandung.