Manuskrip Babad Cirebon ini mengisahkan sejarah para wali di Jawa, dimulai dengan perjalanan Radén Walangsungsang dan Rara Santang yang meninggalkan istana demi berguru kepada Ki Nurjati di Gunung Jati Cirebon. Kemudian, mereka berdua melanjutkan perjalanan hingga ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Rara Santang kemudian menikah dengan raja Mesir dan melahirkan dua putra, salah satunya kelak dikenal sebagai Syarif Hidayatullah Sunan Jati Purba atau Sunan Gunung Jati, yang menjadi pemimpin para wali di Pulau Jawa. Manuskrip ini merupakan bagian dari koleksi J.L.A. Brandes, berukuran 17 x 19,5 cm dengan tebal 314 halaman yang berisi rata-rata 13 baris per halaman. Ditulis dalam huruf Arab (Pegon) dengan bahasa Jawa, Babad Cirebon berbentuk puisi atau tembang. Saat ini, manuskrip ini tersimpan di Museum Negeri Jakarta.
Sumber: Ekadjati, Edi S. (1988). Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.