Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Ahmad Muhamad

Kisah Ahmad Muhamad: Wawacan Sunda Sarat Piwulang dan Mantra Asihan

Manuskrip ini mengisahkan petualangan Ahmad dan Muhamad, dua anak yatim piatu yang dihadapkan pada berbagai cobaan. Kisah mereka berawal dari seekor burung perkutut ajaib yang menjadi rebutan. Setelah itu, petualangan membawa mereka ke takdir yang berbeda, Muhamad menjadi Raja Mesir, sementara Ahmad memperoleh kesaktian melalui ujian berat dan memiliki putra bernama Ganda Ermaya. Naskah ini terbagi menjadi tiga bagian utama: Wawacan Ahmad Muhamad (128 halaman) dalam 63 pupuh yang diawali Pupuh Dangdanggula, Wawacan Piwulang (40 halaman) berisi pendidikan akhlak yang dijiwai Rukun Islam dan Iman, serta mantra asihan (1 halaman) dalam aksara Latin. Manuskrip ini disalin oleh Abah Madkaji pada 30 Juli 1962 di Pangalengan, Bandung. Naskah ini berasal dari Lan Suryana, Kp. Pasirgede, Desa Sindangpanon, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung. Saat ini, manuskrip tersebut tersimpan di EFEO Bandung. Naskah setebal 169 halaman ini ditulis di atas kertas buatan lokal dengan tinta biru yang sebagian memudar. Kondisi fisik kertas kekuningan dengan noda bekas air teh, namun teks masih lengkap.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Ayat Lima Belas: Penolak Bala dari Tanah Sunda

Telusuri khazanah manuskrip kuno 'Ayat Lima Belas', sebuah warisan budaya Sunda yang memadukan ayat-ayat suci Al-Quran dengan kepercayaan lokal. Naskah ini dipercaya memiliki kekuatan magis untuk menolak bahaya dan gangguan, memberikan perlindungan bagi siapa saja yang membacanya. Mari kita simak lebih dalam tentang naskah ini.

Lokayanti: Kisah Cinta dan Perjuangan Islam dalam Wawacan Sunda

Manuskrip Lokayanti adalah sebuah naskah kuno berbahasa Sunda yang ditulis dalam aksara Cacarakan. Berbentuk puisi wawacan, naskah ini mengisahkan perjuangan tokoh Islam melawan kaum kafir. Kisah cinta antara putri kafir Hadiningrat dan Repatmaja menjadi bumbu dalam peperangan mempertahankan agama.

Babad Banten: Kisah Sandimaya dan Sejarah Panjang Kesultanan Banten

Telusuri sejarah Kesultanan Banten melalui Babad Banten, sebuah manuskrip kuno yang ditulis dalam bentuk puisi Jawa dialek Banten. Kisah ini membawa kita dari silsilah raja-raja Banten hingga peperangan melawan Belanda di Batavia. Manuskrip ini menawarkan wawasan mendalam tentang budaya, agama, dan perjuangan masyarakat Banten di masa lalu.

Mengungkap Sejarah Nusantara: Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara

Telusuri jejak peradaban kuno Nusantara melalui manuskrip Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara. Naskah ini membuka tabir sejarah, dimulai dari seminar para ahli di Cirebon hingga menguraikan periodisasi usia bumi dan lahirnya kerajaan-kerajaan awal. Sebuah catatan penting tentang perkembangan manusia dan kekuasaan di kepulauan ini.

Wawacan Sayid Saman: Kisah Penyebar Agama Islam dari Ciwidey

Telusuri kisah penyebaran agama Islam di tanah Arab melalui manuskrip Wawacan Sayid Saman. Naskah ini mengisahkan intrik kerajaan, sihir, dan perjuangan tokoh-tokohnya. Manuskrip ini ditulis dalam Bahasa Sunda dan aksara Pegon.

Mengungkap Pustaka Dwipantara: Warisan Cirebon yang Terlestarikan

Telusuri Pustaka Dwipantara, seri terakhir dari sepuluh naskah kuno yang memuat sejarah berdirinya Kerajaan Islam Demak di tengah kemunduran Wilwatika. Manuskrip ini ditulis dalam bahasa Jawa Cirebon dengan aksara Cacarakan. Naskah ini ditemukan kembali di Jawa Timur pada tahun 1987 dan telah diperbaiki.

Lokayanti: Kisah Raja Kafir dan Penyebaran Islam di Tanah Mekah

Telusuri kisah epik Lokayanti, sebuah manuskrip Sunda yang ditulis dalam aksara Pegon. Manuskrip ini mengisahkan riwayat para tokoh penyebar agama Islam di Mekah dan sekitarnya, dengan fokus pada tokoh Lokayanti, seorang raja kafir yang memiliki seorang putri bernama Amir Hamzah. Konflik, peperangan, dan perjuangan Umarmaya mewarnai kisah ini hingga akhir hayat Lokayanti.

Tarekat: Menjelajahi Jalan Spiritual dalam Wawacan Tranggana

Manuskrip kuno berjudul 'Tarekat' ini, tertulis dalam bahasa Sunda aksara Pegon, mengungkap kedalaman ajaran Islam melalui empat tahapan spiritual: sareat, hakekat, tarekat, dan marifat. Naskah berbentuk puisi wawacan ini mengajak pembaca untuk merenungkan esensi keimanan dan mengenal Tuhan Yang Maha Esa melalui dialog antar tokoh.