Manuskrip Carios Sajarah Lampahing Para Wali Kabéh ini memaparkan kisah perjalanan para wali yang ditulis dalam bentuk puisi atau tembang berbahasa Sunda. Cerita diawali dengan menyebutkan putra-putri Raja Pajajaran, yaitu empat perempuan dan lima laki-laki, di antaranya adalah Santang, Sekar Sari, Walangsungsang, dan Rarasantang. Walangsungsang dan Rarasantang dikisahkan memeluk agama Islam dan kemudian diusir. Mereka kemudian berguru ilmu agama Islam kepada Syekh Datul Kahfi dan melanjutkan perjalanan ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Rarasantang kemudian menikah dengan raja Mesir, sementara Walangsungsang kembali ke Jawa. Naskah ini disusun berdasarkan naskah berbahasa Jawa dan berhuruf Jawa. Manuskrip ini merupakan warisan dengan ukuran 21 x 7,2 cm dan tebal 230 halaman. Manuskrip ini ditemukan di Kp. Pamoyanan, Cicalengka Kab. Bandung, oleh Uho Subandi.
Sumber: Ekadjati, Edi S. (1988). Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.