Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Tranggana

Suluk Tranggana: Syair Sunda tentang Ketauhidan dari Banjaran

Suluk Tranggana adalah sebuah manuskrip berbentuk puisi wawacan yang ditulis dalam bahasa Sunda menggunakan aksara Pegon. Naskah ini membahas tentang ketauhidan yang didasarkan pada empat konsep pemahaman dalam ajaran Islam: syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat. Uraian ini disampaikan melalui dialog antara tokoh-tokoh yang mewakili manusia biasa, nabi, wali, Tuhan, dan malaikat, yang direpresentasikan dalam bentuk perlambangan (siloka). Pembahasan dimulai dari Rukun Islam, khususnya syahadat.

Naskah ini terdiri dari 38 halaman dengan ukuran halaman 21 x 16,4 cm dan ukuran tulisan 18 x 13,5 cm. Naskah ini merupakan jilid 1 dari 1 dengan alas naskah berupa kertas buatan lokal. Penomoran halaman ditambahkan kemudian. Tinta yang digunakan berwarna hitam pucat, dan tulisan tampak agak kusam. Teks terdiri dari 9 pupuh, dimulai dengan gubahan kalimat '... sukur sabab kaliyan nu wujud, ari basa wuujud aya, ari aya geuning gusti, ...' dan diakhiri dengan '... dat jeung sipat allah sing katatap, ngaji teh tutup kudu, rasakeun sangkan (... )'.

Kondisi fisik naskah menunjukkan bahwa kertas berwarna kecoklatan dan beberapa lembar halaman awal hilang. Penjilidan juga longgar. Manuskrip ini diperkirakan berasal dari abad ke-20 dan ditulis di Banjaran, Bandung. Naskah ini berasal dari Iing di Kp. Kiarapayung, Desa Banjaran Wetan, Kec. Banjaran, Kab. Bandung, dan saat ini disimpan di EFEO Bandung. Sayangnya, kondisi naskah tidak lagi utuh karena bagian awal (pupuh I) dan bagian akhir teks hilang.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Menelusuri Jejak Sejarah Nusantara dalam Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara

Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara adalah manuskrip kuno yang mengungkap sejarah raja-raja di berbagai kerajaan Nusantara. Ditulis dalam bahasa Jawa Cirebon dengan aksara Cacarakan, naskah ini menyajikan kisah dari Kerajaan Sriwijaya hingga tokoh-tokoh seperti Ratu Wusa Maharaja Aryyaswara. Manuskrip ini menjadi sumber berharga untuk memahami masa lalu gemilang Nusantara.

Jaka Bayawak: Kisah Panji Bernafaskan Islam dari Tanah Sunda

Manuskrip Jaka Bayawak, yang ditulis dalam bahasa Sunda dan aksara Pegon, adalah sebuah puisi wawacan yang terdiri dari 163 halaman. Naskah ini menceritakan kisah dengan unsur suasana keislaman dengan tokoh-tokoh cerita panji zaman pra-Islam. Kisah epik ini berpusat pada perjalanan dua putra Sri Natawata Madenda, Jaka Bayawak dan Rara Uju, yang terpisah dan saling mencari.

Carios Arya Wangsa Goparana: Kisah Penyebaran Islam dan Silsilah Raja Cianjur

Manuskrip ini mengisahkan perjalanan Arya Wangsa Goparana dalam menyebarkan agama Islam di Cianjur. Selain itu, naskah ini memuat silsilah raja-raja Cianjur, mulai dari Ciung Wanara hingga Adipati Arya Kusumaningrat. Sebuah catatan sejarah penting tentang tokoh dan perkembangan wilayah Cianjur.

Ogin Amar Sakti: Kisah Heroik dalam Syair Sunda

Telusuri kisah kepahlawanan Ogin Amar Sakti, tokoh sentral dalam naskah Sunda bernapaskan keislaman. Manuskrip ini menggambarkan transisi dari era pra-Islam menuju masa Islam. Simak deskripsi lengkap dan detail mengenai naskah ini.

Kekuatan Spiritual dalam Untaian Doa dan Jampe Sunda Kuno

Temukan warisan spiritual Sunda melalui manuskrip kuno "Kumpulan Doa dan Jampe". Naskah ini berisi untaian doa dan mantra (jampe) dalam bahasa Sunda yang ditulis menggunakan aksara Pegon. Meskipun tidak lengkap karena kerusakan, naskah ini menawarkan sekilas tentang praktik spiritual masyarakat Sunda abad ke-19, khususnya yang berkaitan dengan pertanian.

PRIMBON-MUJAROBAT: Warisan Ilmu Sunda dalam Wawacan Pegon

Telusuri khazanah pengetahuan Sunda melalui manuskrip PRIMBON-MUJAROBAT. Naskah kuno ini, ditulis dalam aksara Pegon dengan bahasa Sunda, mengungkap berbagai aspek kehidupan, mulai dari tuntunan keagamaan hingga ramalan tradisional. Mari kita selami lebih dalam isi dan rincian menarik dari manuskrip ini.

Mantra Sunda Pegon: Doa Sukses Bertani dan Berdagang dari Bandung Abad ke-19

Temukan kekuatan tradisi dan mistik Islam dalam manuskrip Mantra berbahasa Sunda ini. Berasal dari Bandung abad ke-19, naskah ini berisi jampe atau doa untuk kesuksesan dalam bertani dan berdagang. Simak bagaimana unsur-unsur lokal dan spiritualitas menyatu dalam lembaran sejarah ini.

Rengganis: Kisah Cinta dan Kesaktian dalam Wawacan Sunda

Manuskrip Rengganis adalah sebuah karya sastra Sunda berbentuk wawacan yang ditulis dalam aksara Pegon. Naskah ini mengisahkan cerita dengan latar penyebaran agama Islam, menampilkan tokoh utama Dewi Rengganis dan Umarmaya yang memiliki kesaktian tinggi. Kondisi fisik naskah ini menunjukkan usianya yang telah lama.