Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Pustaka Rajya-Rajya

Menelusuri Jejak Sejarah Nusantara dalam Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara

Manuskrip Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara merupakan bagian ke-4 dari seri IV yang terdiri dari lima bagian. Naskah ini mengisahkan sejarah para raja di kerajaan-kerajaan wilayah Nusantara, dimulai dari Kerajaan Sriwijaya yang berkuasa di wilayah barat Nusantara. Di bagian akhir, terdapat nama tokoh seperti Ratu Wusa Maharaja Aryyaswara yang digantikan putranya, Raden Aji Panasa. Manuskrip ini ditulis pada tahun 1685 oleh Pangeran Wangsasakerta dkk. atas prakarsa Sultan-sultan Cirebon. Naskah ditulis di atas dluwang dengan tinta hitam dan aksara Cacarakan. Ukuran sampulnya 35 x 27 cm, halaman 35 x 27,5 cm, dan tulisan 32 x 22,5 cm. Naskah ini terdiri dari 154 halaman dengan 152 halaman berisi tulisan dan 2 halaman kosong. Saat ini, manuskrip ini tersimpan dengan baik di Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” Bandung.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Menelusuri Makna dalam 'Kitab Tahlil': Warisan Doa dan Tradisi dari Bandung

'Kitab Tahlil' adalah manuskrip yang menyimpan khazanah doa dan ayat Al-Qur'an untuk mendoakan arwah. Manuskrip ini menjadi saksi bisu tradisi keagamaan masyarakat Bandung. Mari kita selami lebih dalam isi dan detail fisik dari naskah kuno ini.

Pandita Sawang (Waruga Alam): Kisah Suluk dan Ajaran Keislaman dari Bandung

Manuskrip Pandita Sawang (Waruga Alam) adalah sebuah karya sastra Sunda berbentuk puisi wawacan yang berisi cerita suluk. Naskah ini memuat ajaran keislaman, khususnya tentang pemahaman eksistensi Ketuhanan melalui tasawuf. Mari selami lebih dalam isi dan detail menarik dari naskah kuno ini.

Kisah Andana-Andini: Cinta, Ilmu, dan Kutukan di Majapahit

Manuskrip kuno ini mengisahkan drama rumah tangga Lembu Andana, penjaga taman Majapahit, dan istrinya, Andini, yang mendambakan keturunan. Konflik keinginan memiliki anak dan nasihat bijak tentang mencari ilmu berujung pada perceraian dan perubahan wujud yang tragis.

Kisah Ahmad Muhamad: Wawacan Sunda Sarat Piwulang dan Mantra Asihan

Telusuri kisah epik Ahmad dan Muhamad dalam manuskrip kuno berbahasa Sunda. Lebih dari sekadar cerita, naskah ini mengungkap piwulang (nasihat) luhur dan mantra asihan, ditulis dalam aksara Pegon dan Latin.

Nagara Kretabhumi: Kisah Raja-Raja Parahiyangan dalam Manuskrip Jawa Cirebon

Telusuri sejarah raja-raja Parahiyangan Jawa Kulwan melalui manuskrip kuno Nagara Kretabhumi. Naskah berbahasa Jawa Cirebon ini mengungkap kisah Prabhu Maharaja Linggabhuwanawisesa Sang Mokteng Bubat, seorang Maharaja Sunda-Galuh, dan tokoh-tokoh penting lainnya. Simak deskripsi lengkap dan detail fisik manuskrip yang tersimpan rapi di Museum Negeri Jawa Barat “Sri Baduga” Bandung.

Titah Willem van Outhoorn: Piagem untuk Priangan, Abad ke-17!

Telusuri jejak sejarah Priangan melalui salinan piagam dari Tuan Besar G.G. Willem van Outhoorn! Manuskrip ini mengungkap perintah penting terkait pembayaran rempah-rempah pada tahun 1698. Sebuah dokumen berharga yang merekam interaksi antara penguasa Batavia dan masyarakat Priangan.

Babad Godog: Kisah Kean Santang Menyebarkan Islam di Tanah Sunda

Manuskrip Babad Godog mengisahkan perjalanan Kean Santang, putra Prabu Siliwangi, dalam menyebarkan agama Islam di Jawa Barat. Ditulis dalam bentuk puisi wawacan berbahasa Sunda beraksara Pegon, naskah ini memuat cerita pertemuan Kean Santang dengan Baginda Ali di Mekah dan pengangkatannya sebagai wakil nabi di Pulau Jawa. Hilangnya Prabu Siliwangi ke hutan Sancang menjadi akhir yang dramatis dari kisah ini.

Menelusuri Jejak Sejarah Cirebon dalam Untaian Wawacan

Kisah epik Babad Cirebon hadir dalam bentuk puisi wawacan yang memikat. Manuskrip ini mengisahkan perjalanan Raden Walangsungsang dan Raden Warasantang, putra Prabu Siliwangi, dalam mencari ilmu agama Islam. Hingga berdirinya kekuasaan Islam di Cirebon oleh Syarif Hidayat atau Sunan Gunung Jati.