Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Kitab Wudu

Menjelajahi Kitab Wudu dan Salat: Tuntunan Ibadah dari Bandung Abad ke-20

Manuskrip ini adalah 'Kitab Wudu dan Salat', sebuah panduan ibadah yang ditulis dalam bahasa Sunda dan Arab dengan aksara Pegon dan Arab. Naskah ini memberikan tuntunan tentang shalat, baik fardu maupun sunnah, serta tata cara wudu dan tayamum sebagai syarat sahnya shalat. Selain itu, terdapat pula doa arwah, doa tahlil, dzikir, dan sebagainya. Sayangnya, kondisi teks tidak utuh, terutama pada bagian akhir yang diperkirakan hilang. Bagian awal teks dimulai dengan kalimat 'bismillah. kitabul wudu wassalah. ieu kitab netelakeun aturan wuu eujeung solat, mimiti...'.

Secara fisik, naskah ini memiliki ukuran sampul 17,5 x 13 cm, halaman 17,5 x 13 cm, dan ukuran tulisan 14,5 x 10 cm. Merupakan jilid 1 dari 1 dengan alas naskah berupa kertas Eropa ber-cap 'Lion in Medalion CONCORDIA'. Terdapat 38 halaman yang ditulis dengan tinta hitam yang masih kontras, meskipun kertasnya tampak kusam kecoklatan dan terdapat noda di beberapa lembar. Penjilidannya pun longgar. Naskah ini diperkirakan berasal dari abad ke-20, ditulis di Bandung, dan asalnya dari Ibu Engkar Kp. Citepus, Desa dan Kec. Sukasari, Kab. Bandung. Saat ini, naskah tersebut disimpan di EFEO Bandung.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Wawacan Mi'raj Nabi: Perjalanan Spiritual Rasulullah dalam Untaian Sunda

Manuskrip ini mengisahkan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha, sebuah perjalanan agung yang diabadikan dalam bentuk wawacan berbahasa Sunda. Dipandu oleh Malaikat Jibril, Nabi menerima perintah shalat wajib lima waktu dari Allah SWT. Mari selami lebih dalam isi dan detail naskah kuno ini.

Ningrum Kusumah (Suryaningrat): Kisah Cinta Putri Arab di Tanah Sunda

Manuskrip kuno berbahasa Sunda ini mengisahkan cerita Ningrum Kusumah, seorang putri Arab yang mencari anak panahnya hingga ke Pulau Jawa. Pertemuannya dengan Suryaningrat, pemuda tampan, membawanya ke dalam jalinan cinta dan pernikahan. Kisah ini tertuang dalam bentuk puisi wawacan yang digemari masyarakat Sunda.

Menelusuri Jejak Nusantara: Katalog Naskah Pustaka Rajya-Rajyai Bhumi Nusantara

Naskah Pustaka Rajya-Rajyai Bhumi Nusantara adalah warisan berharga yang menyimpan katalog judul-judul naskah rujukan dari berbagai pelosok Nusantara. Disusun di Cirebon pada tahun 1698, naskah ini menjadi bukti kekayaan intelektual dan budaya masa lalu. Mari kita selami lebih dalam isi dan detail menarik dari manuskrip ini.

Primbon: Ramalan dan Mantra dari Banjaran Bandung

Telusuri kearifan lokal melalui manuskrip Primbon yang memuat ramalan, doa, dan mantra. Naskah kuno ini memberikan panduan melalui simbol-simbol terkait mimpi, getaran tubuh, dan perhitungan waktu bercocok tanam. Mari kita simak lebih dekat isi dan detail menarik dari naskah ini.

Wawacan Damarwulan: Kisah Heroik dari Majapahit dalam Gubahan Sunda

Naskah Wawacan Damarwulan mengisahkan epos kepahlawanan dari zaman Majapahit dalam bentuk puisi Sunda. Ditulis dalam aksara Pegon di atas kertas lokal, naskah ini menyimpan cerita tentang intrik kerajaan, cinta, dan peperangan. Mari selami lebih dalam kisah Damarwulan melalui deskripsi berikut ini.

Ogin Amarsakti: Kisah Heroik dalam Wawacan Sunda

Manuskrip ini mengungkap lika-liku kehidupan Ogin, putra Nyi Lasmaya yang dibuang dan kemudian tumbuh menjadi pahlawan yang mempersatukan kerajaan. Temukan detail menarik tentang naskah ini, mulai dari kondisi fisik hingga kisah penyalinannya.

Mengenal Tauhid: Sifat Allah dan Hakikat Nafsu dalam Manuskrip Sunda

Telusuri kearifan lokal Sunda dalam memahami konsep Tauhid melalui manuskrip kuno. Naskah ini mengungkap sifat-sifat Allah, para nabi, hingga hakikat nafsu manusia. Sebuah warisan berharga yang tersimpan di Museum Pangeran Geusan Ulun.

Sumpena: Kisah Pangeran Kembar dan Perebutan Tahta Yogyapala

Wawacan Sumpena, sebuah manuskrip puisi berbahasa Sunda beraksara Pegon, mengisahkan drama kehidupan yang penuh intrik dan perjuangan. Manuskrip ini menceritakan kisah Sumpena dan Kanagan, putra kembar Arya Dulkarnaen, dalam merebut kembali tahta kerajaan Yogyapala yang dirampas. Dengan bantuan Pendeta Guritsagara, mereka menghadapi berbagai rintangan hingga akhirnya berhasil memulihkan hak waris mereka.