
Naskah ini berjudul AHMAD MUHAMMAD, merupakan sebuah wawacan atau puisi tradisional Sunda yang ditulis dalam aksara Pegon. Menceritakan kisah Ahmad dan Muhammad, dua saudara kembar putra Srinarendra Raja Jemur yang memerintah di Kerajaan Habsah. Keduanya mengalami berbagai tantangan hidup hingga akhirnya berhasil menduduki jabatan Raja di Mesir. Naskah ini terdiri dari 168 halaman, ditulis di atas kertas dengan tinta hitam dan dimulai dengan pupuh Asmarandana, serta terdiri dari 46 pupuh. Secara fisik, naskah ini masih dalam kondisi baik meski kertasnya mulai menguning dan terdapat indikasi beberapa halaman hilang serta penjilidan yang mulai kendor. Naskah ini diperkirakan merupakan salinan dari abad ke-20 yang berasal dari Pangalengan, Bandung. Lebih tepatnya, naskah ini berasal dari Nyi Mamah; Kp. Lamajang, Desa Cikondang,Kec.Pangalengan, Kab. Bandung dan saat ini tersimpan di EFEO Bandung. Teks ini diperkirakan tidak tamat meskipun penulisannya mungkin dilakukan oleh dua orang, seperti tampak dalam hal pembubuhan halaman. Atau paling tidak, penulisan pernah terhenti dan kemudian dilanjutkan pada waktu yang berbeda. Bagian teks diakhiri dengan kalimat .... kitu deui para bupati, tuang leueut suka kalbu, ... Teks ini diperkirakan merupakan salinan yang dikerjakan sekitar tahun 1957 atau tahun 1960 Masehi. Kertas yang digunakan berupa buku Kas Jawatan Kereta Api yang berangka tahun 1935.
Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.