
Wawacan Samaun adalah manuskrip kuno berbahasa Sunda yang ditulis dalam aksara Pegon. Naskah ini mengisahkan masa awal pertumbuhan dan perkembangan agama Islam di tanah Arab pada zaman Nabi Muhammad SAW, dengan fokus pada tokoh Samaun sebagai pahlawan Islam yang gagah berani. Manuskrip berbentuk puisi wawacan ini terdiri dari 120 halaman dengan 22 pupuh. Kondisi fisik kertas menguning dan penjilidan longgar tanpa sampul, terdapat beberapa bagian teks yang cacat dan bagian akhir yang hilang. Manuskrip ini disalin pada abad ke-20 di Pameungpeuk, Bandung. Naskah ini berasal dari Bapak Eye yang tinggal di Kp. Margaluyu, Desa Bojongkunci, Kec.Pameungpeuk, Kab. Bandung dan kini disimpan di EFEO Bandung. Ukuran halaman naskah adalah 20,5 x 16,5 cm dengan ukuran tulisan 17,5 x 14 cm. Tinta yang digunakan berwarna hitam dan umumnya masih kontras. Naskah ini terdiri dari 1 jilid, dengan halaman yang ditulis sebanyak 119 halaman dan 1 halaman kosong. Penomoran halaman pun ditemukan di dalam naskah. Bagian awal teks dimulai dengan kalimat 'ari nabi kagungan bumi, jeung ibu romana di mekah, jalma ngan giruk sawareh,...' (h. 2), sedangkan bagian akhir teks berbunyi '... naha ayeuna bet waras, taya cacad saeutik, lalampahan ( ... ).'
Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.