Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Primbon Tatanen

Primbon Tatanen: Mantra dan Kearifan Lokal Pertanian Sunda

Naskah Primbon Tatanen merupakan bagian dari khazanah pengetahuan tradisional Sunda terkait pertanian. Naskah ini berisi mantra-mantra agar padi tumbuh subur, bebas dari serangan hama, dan memberikan hasil panen melimpah. Ditulis dalam bentuk puisi Wawacan berbahasa Sunda dan beraksara Pegon, naskah ini terdiri dari dua halaman lepas yang merupakan bagian dari primbon yang lebih besar. Naskah ini diperkirakan berasal dari abad ke-20, ditulis di daerah Banjaran, Bandung. Judul lain yang tertera dalam teks adalah Paranti Katanian. Secara fisik, kertas naskah tampak kecoklatan dan robek di bagian tepi, dengan cap kertas Lion in Medallion. Naskah ini berasal dari Ibu Eneh, Kp. Cipaku, Desa Tarajusari, Kecamatan Banjaran, Bandung, dan kini disimpan di EFEO Bandung.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Kisah Cinta dan Perebutan Kekuasaan dalam Wawacan Angling Sari

Wawacan Angling Sari, sebuah manuskrip Sunda beraksara Pegon, mengisahkan tentang intrik kerajaan, cinta terlarang, dan perebutan kekuasaan. Naskah puisi ini ditulis pada tahun 1970 oleh Ibu Wahir di Banjaran, Bandung, dan kini tersimpan di EFEO Bandung. Kisah ini membawa kita ke negeri Pulung Kancana dan Puloseta, tempat Angling Sari berjuang merebut kembali haknya.

Menelusuri Jejak Sejarah Cirebon: Warisan Naskah Kuno

Naskah Sejarah Cirebon ini mengungkap perjalanan panjang Cirebon melalui prosa, puisi, dan wawacan. Tersimpan rapi dalam 53 halaman kertas, naskah ini menjadi saksi bisu peristiwa masa lalu. Mari kita selami lebih dalam isi dan detail yang terkandung di dalamnya.

Pucuk Umun: Kisah Maulana Hasanudin Mencari Negeri

Telusuri kisah epik Maulana Hasanudin dalam manuskrip Pucuk Umun. Ditugaskan mencari tempat pendirian negeri, ia mengembara hingga Banten Girang dan membangun peradaban. Naskah ini menyimpan jejak dakwah Islam dan silsilah tokoh penting Banten.

Tulak Bala: Penangkal Bahaya dari Bandung Abad ke-20

Manuskrip Tulak Bala ini merupakan lembaran lepas yang berfungsi sebagai penolak bahaya, dibuat untuk diletakkan di atas pintu masuk rumah. Berasal dari Bandung awal abad ke-20, naskah ini ditulis dalam bahasa Sunda dan Arab menggunakan aksara Pegon dan Arab. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai naskah unik ini.

Kisah Wiranangga: Utusan Galuh ke Mataram dalam Manuskrip Sunda Kuno

Telusuri jejak sejarah Patih Wiranangga dari Galuh yang diutus ke Mataram melalui manuskrip kuno berbahasa Sunda. Naskah ini menyimpan fragmen cerita penciptaan, silsilah raja-raja Jawa, hingga doa-doa penolak bala. Simak narasi lengkapnya!

Carita Suluk Budiman: Tuntunan Akhlak dari Pameungpeuk, Bandung

Naskah kuno Carita Suluk Budiman ini adalah warisan berharga yang berisi tuntunan akhlak dan budi pekerti. Ditulis dalam bahasa Sunda dan aksara Pegon, manuskrip ini mengingatkan kita untuk mewaspadai nafsu, syahwat, dan harta yang dapat menjerumuskan pada perbuatan dosa. Kisah pertempuran antara Raja Budiman dan Raja Nafsu menjadi simbol perjuangan melawan keburukan dalam diri.

Menelisik Hukum dan Kehidupan di Medang Kamulan dalam Manuskrip Kuno

Jelajahi kehidupan masyarakat dan sistem hukum di Kerajaan Medang Kamulan melalui manuskrip kuno "Hukum di Medang Kamulan". Naskah ini mengungkap detail menarik tentang denda bagi pelanggar ketertiban, kehidupan perekonomian yang berpusat pada sawah, pasar, dan ternak, serta peran penting para menteri kerajaan.

Wawacan Nyi Pohaci: Kisah Mitos Padi dalam Manuskrip Sunda Kuno

Telusuri mitos Dewi Padi dalam manuskrip kuno Wawacan Nyi Pohaci. Naskah berbahasa Sunda beraksara Pegon ini mengungkap asal-usul tanaman padi melalui kisah perkawinan Nabi Adam dan Siti Hawa hingga penjelmaan air mata Dewa Anta menjadi Nyi Pohaci. Simak narasi lengkapnya di sini!