
Manuskrip berjudul Wawacan Barjah ini mengisahkan ceritera para tokoh dunia pra-Islam yang muncul dalam suasana Islam. Tokoh Barjah digambarkan sebagai sosok yang sabar dan ulet dalam menuntut ilmu, berbeda dengan saudaranya, Jayamukti, yang rakus. Keduanya merupakan putra raja dari negara Sokanda. Naskah ini ditulis dalam bentuk puisi wawacan berbahasa Sunda dan menggunakan aksara Latin. Terdiri dari 223 halaman yang ditulis dengan tinta hitam agak pekat, meskipun sebagian terkena rembesan tinta namun masih terbaca. Teks wawacan ini terbagi atas 49 pupuh, diawali dengan pupuh Asmarandana dan diakhiri dengan lalakon Barjah yang mengisahkan putra bupati yang berkuasa di Tjantakapuri. Manuskrip ini disalin pada tanggal 3 Juli 1964 di Pangalengan, Bandung dan berasal dari Lurah Desa Lamajang, Kec. Pangalengan, Kab. Bandung. Saat ini, naskah ini disimpan di EFEO Bandung. Secara fisik, kertas naskah tampak kekuningan dan agak kusam karena lembab, namun kondisi teks secara umum masih utuh. Ukuran sampul naskah adalah 21 x 16,5 cm, sedangkan ukuran halaman adalah 20,8 x 16 cm dengan ukuran tulisan 16 x 11 cm.
Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.