Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Ganten Wangi

Ganten Wangi: Kisah Raja Mandrayana dan Para Pemenang Sayembara

Naskah Ganten Wangi menceritakan kisah Raja Mandrayana yang dilanda kesedihan karena belum dikaruniai anak. Dalam pengembaraannya, ia bertemu Begawan Sutik Bagmi yang memberinya petunjuk. Di lain waktu, ia berjumpa dengan Udar Balik (Ganten Rukmi), putra seorang patih yang menyamar menjadi wanita dengan harapan bertemu sang raja. Ganten Rukmi kemudian memiliki putra bernama Parbata Sari. Kelak, Parbata Sari mengikuti sayembara yang diadakan Raja Banon untuk putrinya, Tunjung Sih. Ia berhasil mengalahkan raja-raja dari Bendi, Malaka, dan Sottama, dan menikahi Tunjung Sih. Sementara itu, Ganten Wangi juga mendapatkan putra bernama Werdiningsih dari Ratna Penangsih. Kisah berlanjut dengan petualangan Parbata Sari yang tersesat dan kemudian dicari oleh Werdiningsih. Manuskrip puisi berbahasa Sunda ini ditulis dalam aksara Jawa-Sunda dan terdiri dari 320 halaman. Naskah ini tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden (NBG).

Sumber: Ekadjati, Edi S. (1988). Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.

Manuskrip Lainnya


Kudasari: Kisah Tasawuf dari Priangan Timur Abad ke-19

Telusuri ajaran tasawuf dalam manuskrip Kudasari yang berasal dari abad ke-19. Naskah ini membahas asal-usul manusia dari unsur tanah, angin, air, dan api. Selain itu, juga membahas tentang terbentuknya nyawa, kiamat, surga, neraka, serta hadits-hadits qudsi.

PRIMBON-MUJAROBAT: Warisan Ilmu Sunda dalam Wawacan Pegon

Telusuri khazanah pengetahuan Sunda melalui manuskrip PRIMBON-MUJAROBAT. Naskah kuno ini, ditulis dalam aksara Pegon dengan bahasa Sunda, mengungkap berbagai aspek kehidupan, mulai dari tuntunan keagamaan hingga ramalan tradisional. Mari kita selami lebih dalam isi dan rincian menarik dari manuskrip ini.

Menjelajahi 'Tuntunan Shalat': Warisan Naskah Pegon Abad ke-19 dari Pangalengan

Naskah 'Tuntunan Shalat' ini mengungkap khazanah pengetahuan agama dari abad ke-19. Ditulis dalam aksara Pegon menggunakan bahasa Sunda dan Jawa, naskah ini bukan hanya panduan shalat, tetapi juga cerminan praktik keagamaan masyarakat Pangalengan, Bandung pada masa itu. Mari selami lebih dalam isi dan detail metadata naskah berharga ini.

Primbon, Silsilah, dan Tarekat: Warisan Manuskrip Jawa-Arab-Sunda

Jelajahi khazanah manuskrip kuno yang memadukan kearifan lokal Jawa, sentuhan Arab, dan budaya Sunda. Manuskrip ini menyimpan primbon, doa, dan ajaran tarekat. Sebuah warisan berharga yang mengungkap dimensi spiritual dan kesejarahan masyarakat.

Menelusuri Bab Shalat: Warisan Manuskrip Sunda Abad ke-19

Temukan warisan intelektual Islam Sunda melalui manuskrip "Bab Shalat". Naskah abad ke-19 ini, ditulis dalam aksara Pegon, mengungkap detail tata cara shalat, bersuci (mutharah), dan ibadah. Meski tak utuh, manuskrip ini menawarkan wawasan berharga tentang praktik keagamaan di Sukabumi.

Sisindiran: Untaian Nasihat Islami dalam Pantun Sunda Abad ke-19

Temukan keindahan ajaran agama Islam yang terbungkus dalam seni sisindiran Sunda. Naskah kuno ini, ditulis dalam aksara Pegon, menyajikan nasihat-nasihat bijak tentang ibadah melalui untaian paparikan yang memikat. Mari selami kearifan lokal yang terkandung dalam lembaran-lembaran sejarah ini.

Jaka Bayawak: Kisah Cinta dan Kesaktian dalam Wawacan Sunda

Telusuri kisah epik Jaka Bayawak, seorang pangeran berwujud biawak yang penuh petualangan! Manuskrip kuno berbahasa Sunda ini menyimpan cerita cinta, kesaktian, dan peperangan yang memukau. Mari selami lebih dalam isi dan rincian metadata naskah ini.

Babad Cirebon: Kisah Raden Walangsungsang Mencari Hidayah

Telusuri jejak Raden Walangsungsang, putra Prabu Siliwangi, dalam manuskrip Babad Cirebon. Naskah ini mengisahkan perjalanannya mencari hidayah dan konflik dengan ayahnya. Sebuah warisan berharga yang merekam sejarah penyebaran Islam di Jawa Barat melalui tokoh-tokoh penting seperti Syarif Hidayatullah.