Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Wawacan

Kisah-Kisah Wawacan: Ogin, Jaka Surti, Kean Santang, dan Ahmad Muhamad dalam Manuskrip Sunda

Manuskrip "Kumpulan Wawacan" berisi empat cerita yang digubah dalam bentuk wawacan, yaitu Wawacan Ogin Amarsakti (157 halaman, 72 pupuh, ditulis tahun 1964), Wawacan Jaka Surti (42 halaman, 11 pupuh, ditulis tahun 1965 dan mengandung unsur sastra suluk), Wawacan Kean Santang (51 halaman, 17 pupuh, ditulis tahun 1965 dan mengisahkan penyebar agama Islam di Pulau Jawa), dan Wawacan Ahmad Muhamad (189 halaman, 64 pupuh, ditulis tahun 1965 dan mengisahkan perjuangan menegakkan kebenaran). Naskah ini ditulis dalam bahasa Sunda menggunakan aksara Pegon, terdiri dari 439 halaman kertas dengan ukuran sampul 30 x 21,5 cm. Manuskrip ini disalin oleh Manta pada tahun 1964-1965 di Cihamerang, Bandung. Asal naskah dari Didi, Kp. Cihamerang, Desa Banjaran Wetan, Kec. Banjaran, Kab. Bandung dan saat ini disimpan di EFEO Bandung. Kondisi fisik naskah umumnya masih baik, meskipun kertas sudah agak kekuning-kuningan.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Menjelajahi Ajaran Islam Kuno: Manuskrip Pelajaran Agama Islam Abad ke-19

Temukan intisari ajaran Islam dari masa lalu melalui manuskrip kuno "Pelajaran Agama Islam". Naskah ini mengungkap pokok-pokok agama Islam seperti Rukun Iman dan Rukun Islam, ditulis dalam bahasa Arab dan Sunda, menggunakan aksara Arab dan Pegon. Mari selami lebih dalam detail dan keunikan naskah bersejarah ini.

Mujarobat: Doa dan Primbon dari Sukabumi Abad ke-19

Temukan warisan spiritual dalam manuskrip Mujarobat, sebuah karya abad ke-19 dari Sukabumi yang memadukan ajaran Islam dengan tradisi lokal. Naskah ini berisi jampe sirep, doa tolak bala, perhitungan hari baik, hingga doa-doa untuk berbagai keperluan seperti melayat jenazah dan aqiqah. Sebuah jendela menuju praktik keagamaan masyarakat Sunda di masa lalu.

Wawacan Barjah: Kisah Cinta, Tahta, dan Identitas Tersembunyi dari Pangalengan

Telusuri kisah epik Jaka Barjah dalam manuskrip Wawacan Barjah. Putra Raja Barjah ini terlibat dalam intrik perebutan tahta, cinta yang rumit, dan identitas yang disembunyikan. Naskah ini mengungkap warisan budaya Sunda yang kaya melalui pupuh-pupuh indah yang terangkai dalam aksara Pegon.

Babad Cirebon: Kisah Ratu Pajajaran dan Penyebaran Islam

Telusuri lembaran sejarah Cirebon melalui manuskrip Babad Cirebon yang memukau. Naskah ini mengisahkan perjalanan spiritual Walangsungsang dan Rarasantang, putra-putri Ratu Pajajaran, dalam mencari ilmu agama Islam. Temukan pula visualisasi menarik melalui ilustrasi bendera, burung bangau, dan gapura yang menghiasi halaman-halaman naskah kuno ini.

Wawacan Pua-Pua Berman Sakti: Kisah Islamisasi di Tanah Sunda

Telusuri jejak sejarah dan spiritualitas Islam di Jawa Barat melalui Wawacan Pua-Pua Berman Sakti. Manuskrip kuno ini mengungkap kisah penyebaran agama Islam dengan sentuhan lokal, memadukan tokoh-tokoh pra-Islam ke dalam narasi perkembangan agama. Sebuah warisan budaya yang kaya akan nilai dan kearifan lokal.

Menjelajahi Sejarah Nusantara: Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara

Temukan warisan sejarah kerajaan-kerajaan di Nusantara melalui manuskrip kuno Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara. Naskah berbahasa Jawa Cirebon ini ditulis dengan aksara Cacarakan pada tahun 1683. Simak kisah Raden Patah dan tokoh-tokoh penting lainnya dalam Wali Sanga.

Babad Cirebon: Kisah Para Wali Sanga dalam Wawacan Sunda

Telusuri kisah penyebaran agama Islam di Pulau Jawa melalui manuskrip Babad Cirebon. Ditulis dalam bentuk puisi wawacan berbahasa Sunda beraksara Pegon, naskah ini mengisahkan perjalanan Raden Walangsungsang dan Nyai Rarasantang hingga kelahiran Syarif Hidayat, salah satu tokoh penting Wali Sanga. Manuskrip ini menawarkan wawasan menarik tentang sejarah dan budaya Cirebon sebagai pusat penyebaran Islam di Jawa Barat.

Kidung Gede: Pesona Ayat-Ayat Penolak Bahaya dari Bandung

Telusuri pesona Kidung Gede, sebuah manuskrip abad ke-20 dari Bandung, yang memadukan bahasa Sunda, Jawa, dan Arab dalam aksara Pegon dan Arab. Naskah ini bukan sekadar kumpulan kata, melainkan juga petunjuk penggunaan kidung sebagai jampe penolak bahaya, dilengkapi dengan ayat-ayat suci Al-Quran yang dikenal sebagai ayat-tujuh.