
Manuskrip Suluk Gandasari adalah sebuah naskah puisi berbentuk wawacan berbahasa Sunda yang ditulis dalam aksara Pegon. Naskah ini terdiri dari 40 halaman dan berisi uraian tentang ajaran tasawuf yang digubah dalam bentuk cerita suluk. Dua tokoh bersaudara, Ki Ganda dan Ki Sari, menjadi sentral percakapan mengenai pemahaman 'dua kalimat syahadat'. Dalam pembahasannya, dikemukakan perlambangan-perlambangan sebagai simbol untuk mengungkapkan masalah yang berhubungan dengan ajaran tasawuf atau mistik Islam, diantaranya mengenai sifat dzat mutlak serta keberadaannya, yang dapat ditelusuri dengan cara pemahaman yang sistematis, yakni “sareat, tarekat, hakekat, dan marifat”. Naskah ini terdiri dari 10 pupuh, diawali dengan pupuh Sinom dan diakhiri dengan kalimat rassulullah. Kondisi fisik kertasnya kekuningan namun umumnya masih baik, meski penjilidannya kendor. Naskah ini ditulis oleh Wikartadinata pada abad ke-20 di Banjaran, Bandung. Asal naskah dari Embah Oyo, Desa Kamsan, Banjaran, Bandung, dan kini tersimpan di EFEO Bandung. Berdasarkan catatan, teks ini disalin dari teks berbahasa Jawa, namun dianggap sebagai karya saduran tersendiri.
Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.