Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Babad Banyumas

Babad Banyumas: Kisah Raja-Raja Jawa dan Sejarah Lokal yang Memikat

Manuskrip ini mengisahkan silsilah raja-raja di Pulau Jawa, dimulai dari Nabi Adam, Manikmaya, Hyang Wisnu, Dewi Sri, hingga tokoh-tokoh Pandawa. Kemudian, alur cerita berlanjut ke raja-raja Pajajaran, Janggala, Kediri, Singosari, dan Majapahit, hingga sampai pada keturunan Mertasura, putra sulung Raja Mataram. Fokus kemudian beralih ke Banyakwide yang memerintah di Banjar, menurunkan Yudanagara yang diangkat menjadi patih di Nyayogya dengan gelar Raden Adipati Danureja. Selain itu, diceritakan pula silsilah Ki Mas Kanduruan, Reksapraja, Bagus Demang, Tumenggung Seda Pendapa, Tumenggung Rajadipa, dan lain-lain. Kisah mencapai puncaknya pada silsilah Raden Tumenggung Yudanagara di Banyumas, yang menurunkan para penguasa Pasirluhur hingga kedatangan Raffles dari Betawi (Jakarta).

Manuskrip berjudul Babad Banyumas ini ditulis dalam bahasa Jawa menggunakan aksara Cacarakan, berbentuk puisi wawacan, dan terdiri dari 92 halaman. Judul dalam teks adalah Sajarah Para Raja Nusa Jawa, sementara di sampul tertulis Babad Banyumas. Manuskrip ini memiliki ukuran sampul 21 x 17 cm, halaman 21 x 16,5 cm, dan ukuran tulisan 17 x 12 cm. Manuskrip yang terdiri dari satu jilid ini menggunakan kertas buatan lokal dengan sampul yang masih lengkap. Dari total 92 halaman, 87 halaman berisi tulisan, sementara 5 halaman kosong. Penomoran halaman ditambahkan kemudian. Tinta yang digunakan berwarna hitam, dan tulisan masih terlihat terang dan kontras. Teks ini terdiri dari 23 pupuh, diawali dengan kalimat 'ing sarkara kang sinawung gending, sajarahe kan para narendra, nusa jawi sadayane, kang ...' dan diakhiri dengan gubahan kalimat '... jenderal saking betawi, dateng nagri tayomas, raples namani pun, tumenggung yudanegara, duk samana nuju wonten negari, kinen kodura enggal'. Kondisi fisik kertas mulai tampak kekuning-kuningan, tetapi secara umum masih baik, meskipun penjilidan mulai longgar. Manuskrip ini diperkirakan ditulis pada abad ke-19 di Banyumas, dan disalin oleh Soewigno pada tanggal 24 Agustus 1971 di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dan Pangalengan, Bandung. Saat ini, manuskrip ini disimpan di EFEO Bandung.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Petualangan dan Cinta: Narasi Wawacan Maesa Jaladri dan Mastuhu dari Koleksi Snouck Hurgronje

Telusuri kisah kepahlawanan dan romansa dalam dua Wawacan Sunda kuno, Maesa Jaladri dan Mastuhu. Dari Mesir hingga Karangkancana, dari Bagdad hingga Bahrul Padang, ikuti petualangan mereka meraih takhta dan cinta sejati. Naskah ini tersimpan rapi dalam koleksi Snouck Hurgronje di Perpustakaan Universitas Leiden.

Kisah Raja Makbul: Perebutan Tahta dan Bangkitnya Keturunan Raja

Telusuri kisah Raja Makbul dari Kuta Wangsana, yang setelah wafatnya memicu intrik perebutan kekuasaan. Anak-anaknya, Dewi Kasiyan dan Jaya Pitenah, terpaksa menjalani kehidupan yang berbeda. Bagaimana kelanjutan garis keturunan raja ini dan siapa yang akhirnya berhak atas tahta?

Sulanjana: Kisah Padi dari Sawargaloka dalam Wawacan Sunda

Manuskrip Sulanjana berbahasa Sunda ini mengisahkan legenda asal-usul padi di Pakuan, bermula dari kisah di Sawargaloka. Dikemas dalam bentuk puisi wawacan beraksara Pegon, naskah ini menyimpan kearifan lokal tentang pertanian dan kepercayaan masyarakat Sunda. Mari selami lebih dalam cerita menarik ini dan detail metadata yang menyertainya.

Wawacan Samaun: Kisah Kepahlawanan Islam dari Tanah Sunda

Manuskrip ini mengisahkan Samaun, seorang pahlawan Islam yang lahir di Mekah dan menunjukkan kesaktian sejak lahir. Ia memimpin pasukan Muslim melawan musuh-musuh Nabi Muhammad, termasuk Raja Kiswan dan Raja Kobti. Naskah ini ditulis dalam bahasa Sunda dengan aksara Pegon dan berbentuk puisi wawacan.

Menjelajahi Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara: Kisah Raja-Raja Nusantara dari Cirebon

Telusuri warisan sejarah Nusantara melalui manuskrip kuno Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara. Naskah ini, yang ditulis dalam bahasa Jawa Cirebon dengan aksara Cacarakan, mengungkap kisah raja-raja di berbagai kerajaan di wilayah Nusantara. Sebuah artefak berharga yang menyimpan pengetahuan mendalam tentang masa lalu.

Menelusuri Asal-Usul Raja Jawa: Syair Sunda dari Koleksi Pleyte

Kisah para raja Jawa dari perspektif yang unik! Manuskrip "Carios Wiwitan Raja-Raja di Pulo Jawa" ini mengisahkan silsilah raja-raja di Pulau Jawa dalam bentuk puisi berbahasa Sunda. Mari kita selami lebih dalam isi dan detail menarik dari naskah kuno ini.

Bab Salat: Suluk Tasawuf dari Banjaran, Bandung Abad ke-19

Temukan intisari ajaran tasawuf dalam manuskrip "Bab Salat", sebuah karya prosa berbahasa Sunda dari abad ke-19. Naskah ini menguraikan tahapan syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat melalui perlambangan shalat lima waktu, rukun Islam, dan rukun Iman.

Kumpulan Doa: Warisan Naskah Pegon Abad ke-18 dari Cirebon

Temukan keindahan dan kearifan lokal dalam naskah kuno "Kumpulan Doa", sebuah warisan berharga dari abad ke-18 Cirebon. Manuskrip ini berisi beragam doa, tuntunan ibadah, hingga cerita-cerita bernafaskan Islam yang ditulis dalam aksara Pegon.